1. Kepemilikan manajerial Managerial Ownership: proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
perusahaan direktur dan komisaris. 2. Kepemilikan institusional Institutional Ownership: proprosi pemegang
saham yang dimiliki oleh pemilik institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan lain kecuali anak perusahaan dan
institusi lain yang memiliki hubungan istimewa perusahaan afiliasi dan perusahaan asosiasi atas laporan yang dibuat menurut data di Jakarta Stock
Exchange serta kepemilikan saham oleh pihak blockholders yaitu saham yang dimiliki perseorangan diatas 5 selama tiga tahun berturut-turut tetapi tidak
termasuk dalam golongan kepemilikan insider. Para pihak tersebut dapat berpengaruh pada nilai perusahaan terkait dengan peran mereka sebagai
monitoring management atau bentuk.
2.2.2.1 Kepemilikan manajerial
Dalam agency theory, hubungan antara pemegang saham dengan manajer digambarkan sebagai hubungan antara agen dengan principal. Manajer sebagai agen
dan pemilik perusahaan sebagai principal. Agen diberikan mandat atau kepercayaan oleh principal untuk menjalankan bisnis perusahaan demi kepentingan principal.
Dengan demikian, keputusan manajer adalah keputusan yang bertujuan untuk memaksimalkan sumber daya perusahaan. Perusahaan akan dirugikan jika manajer
bertindak untuk kepentingannya sendiri dan bukan untuk kepentingan pemegang saham. Keadaan inilah yang memunculkan konflik keagenan antara manajer dengan pemilik
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Masing-masing pihak memiliki tujuan dan memiliki risiko yang berbeda berkaitan dengan perilakunya. Manajer apabila gagal menjalankan fungsinya akan
berisiko tidak ditunjuk lagi sebagai manajer perusahaan, sementara pemegang saham akan berisiko kehilangan modalnya kalau salah memilih manajer. Hal ini merupakan
konsekuensi dari pemisahan antara fungsi kepemilikan dengan pengelolaan Jensen dan Meckling 1976.
Konflik keagenan akan dapat diminimalkan jika manajer sebagai pemilik perusahaan atau sebaliknya pemilik sebagai manajer. Manajer sekaligus sebagai pemilik
perusahaan akan menselaraskan kepentingannya dengan kepentingan pemegang saham. Kepemilikan manajemen adalah proporsi pemegang saham dari pihak
manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan direktur dan komisaris Diyah dan Erman, 2009. Dengan adanya kepemilikan manajemen
dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang meningkat.
Kepemilikan oleh manajemen yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan. Shliefer dan Vishny dalam Siallagan dan Machfoedz, 2006 menyatakan
bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Menurut Jensen dan Meckling 1976, ketika kepemilikan saham oleh
manajemen rendah maka ada kecenderungan terjadinya peningkatan perilaku opportunistic manajer. Dengan adanya kepemilikan manajemen terhadap saham
perusahaan maka dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham lainnya sehingga permasalahan antara agen dan
principal diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer juga sekaligus sebagai
Universitas Sumatera Utara
pemegang saham. Kepemilikan manajerial dapat dirumuskan Herawaty, 2008 dan Darwis, 2009:
2.2.2.2 Kepemilikan Institusional