pemegang saham. Kepemilikan manajerial dapat dirumuskan Herawaty, 2008 dan Darwis, 2009:
2.2.2.2 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan
kepemilikan institusi lain Tarjo, 2008. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional
akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran pemegang saham, pengaruh kepemilikan
institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal.
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat
menghalangi perilaku opportunistic manajer. Menurut Shleifer and Vishny dalam Barnae dan Rubin, 2005 bahwa institutional shareholders, dengan kepemilikan saham
yang besar, memiliki insentif untuk memantau pengambilan keputusan perusahaan. Begitu pula penelitian Wening 2009 Semakin besar kepemilikan oleh institusi
keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan
Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa kepemilikan yang besar lebih dari 5 mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin
Universitas Sumatera Utara
besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan. Dengan demikian proporsi kepemilikan institusional bertindak sebagai pencegahan
terhadap pemborosan yang dilakukan manajemen Faizal, 2004. Moh’d et.al 1998 menyatakan bahwa bentuk distribusi saham antar pemegang
saham dari luar yaitu institutional investors dan shareholder dispersion dapat mengurangi agency cost. Karena kepemilikan dapat mewakili sumber kekuasaan yang
dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen, maka konsentrasi atau penyebaran power merupakan sesuatu hal yang relevan. Adanya
kepemilikan investor institusional dalam bentuk perusahaan akan meningkatkan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja insiders. Hal yang sama disampaikan
oleh Bathala 1994, yang menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh institusi merupakan salah satu monitoring agents yang penting yang memainkan peranan aktif
dan konsisten dalam melindungi investasi saham yang mereka pertaruhkan dalam perusahaan. Mekanisme monitoring tersebut akan menjamin peningkatan kemakmuran
pemegang saham. Shleifer dan Vishny 1997 menyatakan bahwa adanya konsentrasi kepemilikan,
para pemegang saham besar seperti investor institusional akan dapat menjalankan monitoring tim manajemen secara lebih efektif, sehingga akan membatasi perilaku
oportunistik yang dilakukan oleh insiders. Konsisten dengan Fama dan Jensen 1983 yang menyatakan mekanisme monitoring dapat dilakukan dengan menempatkan dewan
ahli yang tidak dibiayai oleh perusahaan, dengan demikian tidak berada dalam pengawasan CEO, sehingga dapat melakukan monitoring dengan lebih baik. Bentuk
monitoring yang lain adalah memberikan masukan sebagai
Universitas Sumatera Utara
bahan pertimbangan bagi insiders dalam menjalankan usaha dan melalui RUPS Brigham dan Gapenski, 1996. Struktur kepemilikan institusional ditentukan dengan
rumus Cruthley et al., 1999
2.2.3 Nilai Perusahaan