Gambar 4.6 Jalur hasil penelitian substruktur kedua
Tdk. Sig .266 -.714
Sig
.443.
.. 882 Sig .318
Sig.461 -.690
Sumber: hasil output SPSS, diolah
Dari gambar analisis jalur di atas dibentuk koefisien persamaan regresi sebagai berikut: Y2 = 0.266X
1
+ 0.443X
2
+ 0.461X
3
+ 0.318Y
1
+ E
2
persamaan kedua
4.2.2.1 kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan
Pengujian hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil dari
regresi menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,410 dengan probabilitas signifikansi adalah 0,057 berada lebih tinggi pada
α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kepemilikan manajemen dalam suatu perusahaan maka menurunkan nilai perusahaan sebesar 1,410 sehingga dapat
disimpulkan bahwa kepemilikan manajemen tidak berpengaruh terhadap nilai X1 kepemilikan
manajerial
X3 kebijakan hutang
X2 kepemilikan institusional
Y1kebijakan dividen
Y2nilai perusahaan
-.489
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Hal ini dikarenakan kepemilikan manajemen pada perusahaan PMA
manufaktur di Indonesia cenderung masih sangat rendah yaitu dibawah 10 persen. Rendahnya saham yang dimiliki oleh manajemen mengakibatkan pihak
manajemen belum merasa ikut memiliki perusahaan karena tidak semua keuntungan dapat dinikmati oleh manajemen yang menyebabkan pihak manajemen termotivasi
untuk memaksimalkan utilitasnya sehingga merugikan pemegang saham. Selain itu dengan rendahnya kepemilikan saham oleh manajemen membuat kinerja manajemen
juga cenderung rendah sehingga tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan demikian, kepemilikan manajemen belum mampu menjadi mekanisme untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Manajer perusahaan manufaktur PMA di Indonesia belum banyak memiliki saham perusahaan yang dikelolanya dengan jumlah yang cukup
signifikan, dengan demikian jumlah kepemilikan saham yang kecil menyebabkan manajer lebih mementingkan tujuannya sebagai seorang manajer daripada sebagai
pemegang saham. Kepemilikan manajerial yang kecil menyebabkan nilai perusahaan turun hal ini dikarenakan perusahaan harus menaggung biaya monitoring dan
menyediakan bonus bagi manajer. Disisi lain manajer dengan kepemilikan manajerial yang kecil mengabaikan peran dan kedudukannya sebagai pemegang saham.
Penelitian ini didukung dengan penelitian Mohd Hassan Che Haat 2008 yang menemukan bahwa insider ownership tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
yang . Manajemen perusahaaan tidak mempunyai kendali terhadap perusahaan. Manajemen lebih banyak dikendalikan pemilik mayoritas sehingga manajemen hanya
sebagai kepanjangan tangan pemilik mayoritas.Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian Sudarma 2003, Sujoko dan Soebiantoro 2007 juga menyimpulkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa kepemilikan manajemen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namum penelitian ini bertentangan dengan penelitian Wahyudi dan Prawesti 2006 dan Etty
Murwaningsih 2009, yang menemukan bahwa kepemilikan manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena
timbulnya hubungan non-monotonic yaitu adanya insentif yang dimiliki manajer dan mereka berusaha untuk melakukan pensejajaran kepentingan dengan outsider ownership
dengan cara meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan meningkat.
4.2.2.2 kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan