4.2.2.3 kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan
Pengujian hipotesis enam dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitan menunjukkan
nilai t hitung sebesar 1,146 dengan probabilitas signifikansi adalah 0,025 yang berarti dibawah alpa 0,05 sehingga disimpulkan bahwa kebijakan hutang mempengaruhi nilai
perusahaan. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sehingga apabila keputusan pendanaan
naik sebesar satu satuan maka, maka nilai perusahaan juga akan naik. Adanya pengaruh positif yang diberikan kebijakan hutang menunjukkan keputusan pendanaan yang
dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas yang lebih banyak daripada menggunakan pendanaan melalui hutang, sehingga laba yang
diperoleh akan semakin besar. Peningkatan hutang juga dapat diartikan pihak luar tentang kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa yang akan datang atau risiko bisnis yang rendah, sehingga penambahan hutang telah memberikan sinyal positif Brigham
dan Houston, 2001. Pendapat serupa disampaikan De Angelo dan Masulis 1980, bahwa apabila pendanaan didanai melalui hutang, maka peningkatan nilai peusahaan
terjadi akibat efek tax deductible, yaitu perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat
memberikan manfaat bagi pemegang saham. Apabila peningkatan pendanaan perusahaan melalui laba ditahan atau penerbitan saham baru, maka risiko keuangan
perusahaan semakin kecil.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini mendukung Penelitian yang dilakukan Wijaya dan Wibawa 2010, Wahyudi dan Pawestri 2006 dan Hasnawati 2005, yang sama-sama
menemukan bukti bahwa keputusan pendanaan mempengaruhi nilai perusahaan secara positif.
Kebijakan hutang yang diproksikan dengan debt equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan di dalam memenuhi
seluruh kewajiban perusahaan. Tinggi rendahnya debt equity ratio akan mempengaruhi penilaian investor. Semakin besar debt equity ratio menunjukkan semakin besar biaya
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membiayai hutang tersebut, akibatnya distribusi laba usaha semakin terserap untuk melunasi kewajiban jangka panjang
tersebut. Sehingga laba yang tersisa untuk pemegang saham semakin kecil. Hasil pengolahan data menunjukkan rata-rata variabel struktur modal pada
perusahaan manufaktur di Indonesia adalah sebesar 1.42 yang menunjukkan bahwa manajer lebih banyak mengambil kebijakan hutang untuk membiayai perusahaan.
Bahkan pada perusahaan PT Multipolar Corporation Tbk nilai struktur modalnya adalah sebesar 5.49 yang berarti perusahaan menggunakan 5.49 dari setiap rupiah modal
sendiri untuk dijadikan sebagai jaminan hutang. Suatu perusahaan yang mempunyai hutang dengan jumlah besar akan memberikan beban berat kepada perusahaan yang
bersangkutan dan perusahaan ini dapat dikategorikan sebagai perusahaan dengan struktur modal yang tidak baik. Tradeoff theory menyatakan bahwa penggunaan hutang
akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan
keuntungan dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan kenaikan biaya financial
Universitas Sumatera Utara
distress dan konflik keagenan. Konflik keagenan memunculkan biaya keagenan agency costs yaitu biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan
hubungan antara pemilik perusahaan pemegang saham dan kreditor.
4.2.2.4 Kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan