Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025
II-17
Tabel. T-II.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lingga
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005–2009
Lapangan Usaha 2005
2006 2007
2008 2009
1. Pertanian 4,15
5,60 5,35
4,37 3,56
2. Pertambangan Penggalian 7,47
10,07 10,67
10,72 10,73
3. Industri Pengolahan 6,13
3,30 1,19 0.97 0,08 4. Listrik,Gas Air Bersih
6,25 5,16
4,77 6,69
5,80 5. Bangunan
8,09 12,15
13,01 13,15
13,16 6. Perdagangan, Hotel Restoran
8,79 11,88
11,05 11,29
11,26 7. Pengangkutan Komunikasi
9,28 13,16
11,46 12,06
12,03 8.
Keuangan, Persewaan
Jasa Perusahaan
7,44 13,42
11,25 11,66
11,60 9. Jasa-Jasa
4,71 10,81
10,43 10,67
10,66 PDRB
6,05 6,50
6,71 6,65
6,63
Sumber: LKPJ-AMJ Tahun Anggaran 2005-2010 Keterangan:
Angka Perbaikan Angka Sementara
Tabel. T-II.2.
Kontributor Pembentukan PDRB Kabupaten Lingga Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009
Lapangan Usaha 2005
2006 2007
2008 2009
1. Pertanian 41,63
40,41 39,26
38,16 37,01
2. Pertambangan Penggalian 1,58
1,64 1,72
1,77 1,82
3. Industri Pengolahan 15,82
14,16 12,92
11,66 10,73
4. Listrik,Gas Air Bersih 0,24
0,24 0,23
0,23 0,22
5. Bangunan 5,97
6,98 7,92
8,57 9,12
6. Perdagangan, Hotel Restoran 18,71 19,53
20,24 21,18
22,00 7. Pengangkutan Komunikasi
7,98 8,60
8,95 9,49
9,88 8. Keuangan,
Persewaan JasaPerusahaan
3,60 3,79
3,90 3,98
4,13 9. Jasa-Jasa
4,46 4,66
4,86 4,97
5,09 PDRB
100,00 100,00 100,00
100,00 100,00
Sumber: LKPJ-AMJ Tahun Anggaran 2005-2010 Keterangan:
Angka Perbaikan Angka Sementara
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025
II-18 Tabel. T-II.2 menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki
peranan yang sangat besar dalam penciptaan nilai tambah pada perekonomian Kabupaten Lingga dalam kurun waktu empat tahun
terakhir, dengan
kontribusi diatas
37, namun
memiliki kecenderungan sumbangan yang terus menurun dari 41,63 pada
tahun 2005 menjadi 37,01 pada tahun 2009. Subsektor yang memegang peranan penting pada sektor ini adalah perikanan.
Kemudian kontributor terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu 22,00. Berbeda dengan sektor
pertanian, sektor ini memiliki kecendrungan yang positif, yaitu 18,71 pada tahun 2005 menjadi 22,00 pada tahun 2009.
Hal ini mengindikasikan bahwa sektor ini masih menjanjikan untuk diminati oleh para pedagang karena wilayah Kabupaten
Lingga merupakan daerah persimpangan atau transit perjalanan laut. Sub sektor perdagangan besar dan eceran merupakan
kontributor terbesar terhadap pembentukan nilai tambah di sektor ini. Sedangkan sektor yang paling kecil memberikan
kontribusi pembentukan PDRB adalah sektor Listrik, Gas dan Air bersih yang hanya 0,22.
Pengeluaran Rumah Tangga
Salah satu survei yang diselenggarakan BPS setiap tahun dan
sangat dibutuhkan pemerintah sebagai alat monitoring program pembangunan khususnya bidang sosial adalah Survei
Sosial Ekonomi Nasional Susenas. Data yang dicakup pada
kegiatan Susenas ini diantaranya adalah pengeluaran rumah tangga dan konsumsi rumah tangga yang dibedakan menjadi
konsumsi makanan dan bukan makanan. Data pengeluaran yang dibedakan menurut kelompok makanan
dan bukan makanan ini dapat digunakan untuk melihat pola pengeluaran penduduk. Dari data pengeluaran sebagai proksi
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025
II-19 dari pendapatan dapat pula dihitung tingkat ketimpangan
pendapatan. Pada
kondisi pendapatan
terbatas, pemenuhan
kebutuhan makanan akan menjadi prioritas utama sehingga pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat bahwa
sebagian besar pendapatannya digunakan untuk membeli makanan. Seiring dengan peningkatan pendapatan maka lambat laun akan
terjadi pergeseran pola pengeluaran, yaitu penurunan porsi pendapatan untuk makanan dan peningkatan porsi pendapatan
untuk bukan makanan. Secara umum, pengeluaran rata-rata per kapita di Kabupaten
Lingga mengalami kenaikan, yaitu dari Rp 598.239 pada tahun 2010 menjadi Rp 734.482 pada tahun 2011.
Gambar. G-II.4 Persentase Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Penduduk
Selama Sebulan Di Kabupaten Lingga 2008-2011 Persen
Dari data susenas 2011 tercatat bahwa penduduk Kabupaten Lingga menghabiskan sekitar 55,85 persen dari pendapatannya
2008 2009
2010 2011
62.34 64.19
61.36 55.85
37.66 35.81
38.64 44.15
Makanan Non Makanan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025
II-20 untuk belanja makanan, angka ini cenderung menurun dari tahun
sebelumnya yang sebesar 61,36 persen. Sedangkan 44,15 persen sisanya digunakan untuk belanja non makanan yang jika dilihat
persentasenya cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun.
Distribusi Pendapatan
Salah satu indikator ekonomi makro untuk menilai tingkat ketidakmerataan
ketimpangan pendapatan
penduduk adalah
dengan menggunakan Indeks Gini atau Gini ratio dan Kriteria Bank Dunia. Semakin kecil indeks Gini maka semakin kecil
ketimpangan distribusi pendapatan. Pada tahun 2011, 40 persen penduduk yang berpengeluaran
rendah menerima 20.81 persen dari seluruh pendapatan. Angka ini menurun dari
tahun sebelumnya yaitu sebesar 21.53. Penurunan juga terjadi pada kelompok penduduk berpengeluaran
sedang yaitu dari 39.49 menjadi 38.31. Sedangkan pada kelompok penduduk berpengeluaran tinggi terjadi peningkatan persentase
yaitu dari 38.99 pada tahun 2010 menjadi 40.88 pada tahun
2011.
Tabel. T-II.3. Distribusi Pembagian Pengeluaran per Kapita dan Rasio Gini
di Kabupaten Lingga, 2007 - 2010
Tahun Year
40 Berpengeluaran
Rendah 40 Low
Expenditure 40
Berpengeluaran Sedang
40 Medium Expenditure
20 Berpengeluaran Tinggi
20 High Expenditure Rasio
Gini Gini
Ratio 1
2 3
4 5
2011 20.81
38.31 40.88
0.312
2010 21.53
39.49 38.99
0.303 2009
21.28 38.97
39.75 0.308
2008 20.36
40.32 39.32
0.315 2007
23.48 42.67
33.86 0.242
Sumber: Lingga Dalam Angka Tahun 2012