Aspek Daya Saing Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 II-47 kualitas pertumbuhan maka semakin tinggi pula daya saing daerah tersebut. Data-data perkembangan PDRB, khususnya sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran menunjukkan daya saing daerah ini pada kedua sektor tersebut. Daya saing ini semakin diperkuat dengan telah mapannya peran industri pengolahan untuk selanjutnya terus dikembangkan guna membangun keterkaitan antar sektor yang lebih kokoh. PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita Peningkatan PDRB dan pendapatan per kapita menjadi salah satu ukuran dalam pencapaian tingkat kemakmuran masyarakat disuatu wilayah jika data tersebut disajikan secara berkala.PDRB Perkapita dan pendapatan perkapita Kabupaten Lingga dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, baik itu atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan tahun 2000. Tabel. T-II.14. Tipe Pertumbuhan Kabupaten Lingga Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha juta rupiah No LAPANGAN USAHA Sir Pir Dir Tipe Pertumbuhan 1 Pertanian ⁺ ⁺ ⁻ Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. 2 Pertambangan dan Penggalian ⁺ ⁺ ⁺ Adanya petumbuhan dan perkembangan yang tinggi terjadi karena pertumbuhan sektor yang tinggi, cenderung berspesialisasi pada sektor dengan perkembangan yang pesat. 3 Industri Pengolahan ⁻ ⁺ ⁻ Mencirikan perekonomian yang relatif lambat perkembangnnya tetapi berspesialisasi pada komoditi padi sawah yang cepat perkembangnnya dengan intensitas kegiatan yang sangat kecil. 4 Listrik, Gas dan Air Bersih ⁺ ⁺ ⁻ Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. 5 Bangunan ⁺ ⁺ ⁻ Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 II-48 No LAPANGAN USAHA Sir Pir Dir Tipe Pertumbuhan 6 Perdag., Hotel dan Restoran ⁺ ⁺ ⁻ Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. 7 Pengangkutan dan Komunikasi ⁺ ⁺ ⁻ Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. 8 Keu. Persewaan, dan Jasa Perusahaan ⁺ ⁺ ⁻ Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. 9 Jasa-Jasa ⁺ ⁺ ⁻ Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. Sumber : Hasil Analisis, 2009 Tabel. T-II.15. Tipe Pertumbuhan Kabupaten Lingga Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha juta rupiah No LAPANGAN USAHA Sir Pir Dir Tipe Pertumbuhan 1 Pertanian ⁺ ⁺ ⁺ Adanya petumbuhan dan perkembangan yang tinggi terjadi karena pertumbuhan sektor yang tinggi, cenderung berspesialisasi pada sektor dengan perkembangan yang pesat. 2 Pertambangan dan Penggalian ⁺ ⁻ ⁺ Sektor ini berkembang dengan cepat karena didukung oleh akses yang baik ke lokasi pasar tetapi tidak mepunyai spesialisasi pada sektor ini. 3 Industri Pengolahan ⁻ ⁺ ⁻ Mencirikan perekonomian yang relatif lambat perkembangnnya tetapi berspesialisasi pada komoditi padi sawah yang cepat perkembangnnya dengan intensitas kegiatan yang sangat kecil. 4 Listrik, Gas dan Air Bersih ⁺ ⁺ ⁻ Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. 5 Bangunan ⁺ ⁺ ⁻ Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. 6 Perdag., Hotel dan Restoran ⁺ ⁺ ⁻ Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. 7 Pengangkutan dan Komunikasi ⁺ ⁺ ⁻ Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. 8 Keu. Persewaan, dan Jasa Perusahaan ⁺ ⁺ ⁺ Adanya petumbuhan dan perkembangan yang tinggi terjadi karena pertumbuhan sektor yang tinggi, cenderung Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 II-49 No LAPANGAN USAHA Sir Pir Dir Tipe Pertumbuhan berspesialisasi pada sektor dengan perkembangan yang pesat. 9 Jasa-Jasa ⁺ ⁺ ⁻ Sektor ini berkembang dengan cepat, dan juga berspesilisasi pada sektor ini tetapi tidak mempunyai akses yang baik ke lokasi bahan baku ataupun pasar. Sumber : Hasil Analisis, 2009 b. Fasilitas WilayahInfrastuktur Sarana dan prasarana merupakan aspek yang sangat penting dalam mengelola suatu kawasan perkotaan. Ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan sangat menentukan dalam pengembangan suatu kota. Sarana perkotaan meliputi infrastuktur jalan, jaringan listrik, air bersih, serta jaringan utilitas lainnya. Kondisi sarana dan prasarana di Kabupaten Lingga saat ini masih perlu ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing Kabupaten Lingga. Infrastuktur Jalan Jalan merupakan salah satu prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan sektor perekonomian. Dengan semakin meningkatnya usaha pembangunan, maka akan pula menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari suatu daerah ke daerah lain. Listrik Sebagian besar kebutuhan listrik di Kabupaten Lingga dipenuhi oleh PT. Perusahaan Listrik Negara PLN. Pada tahun 2010jumlah mesin ada 23 unitdengan daya terpasangnya sebesar 7.560 kwh dengan produksi listrik yang dihasilkan sebesar 19.675.380kwh. Kebutuhan listrik Kabupaten Lingga dipenuhi oleh PT. PLN Cabang Tanjungpinang. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 II-50 2,500,000 5,000,000 7,500,000 10,000,000 12,500,000 15,000,000 17,500,000 20,000,000 22,500,000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Gambar. G-II.17 Jumlah Produksi Listrik Pada PT.PLNTahun 2001–2010 KWH Sumber: Data dalam Angka Kab. Lingga, 2011 Air Minum Ketersediaan air minum yang sehat sangat dibutuhkan masyarakat. Seperti pada tahun sebelumnya, pada tahun 2010 jumlah perusahaan air minum di Kabupaten Lingga mencapaidua perusahaan. Untuk jumlah tenaga kerja yang berkerja di kedua perusahaan tersebut ada sebanyak 20 orang. Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan air minum yang bersih dan sehat, jumlah air minum yang telah di distribusikan tahun 2010 sebanyak 248.640 meter kubik dengan pelanggan sebanyak 994 orang di PDAM Cabang Daik sementara di PDAM cabang Dabo didistribusikan sebanyak 458.168 meter kubik dngan pelanggan sebanyak 2.236 orang. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 II-51 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 Daik Dabo Gambar. G-II.18 Kapasitas Produksi Air Minum Di Perusahaan Air Minum Menurut Bulan Tahun 2010 M 3 Sumber: Data dalam Angka Kab. Lingga, 2011 Dalam memenuhi kebutuhan air minum yang sehat yang dibutuhkan masyarakat. Kabupaten Lingga memiliki dua perusahaan daerah air minum, yaitu Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Dabo Singkep, dengan kapasitas produksi sebanyak 320.591 M 3 dan Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Daik Lingga dengan kapasitas produksi sebanyak 196.380 M 3 . Tabel. T-II.16. Banyaknya Kapasitas Produksi Air Minum Dan Tenaga Kerja Di perusahaan daerah air minum cabang Daik lingga tahun 2008-2009 Uraian Jumlah 2008 2009 01. Kapasitas Produksi M 3 178.668 M 3 196.380 M 3 02. Jumlah Tenaga Kerja 12 12 - Pekerja Teknis 6 6 - Pekerja Administrasi 3 3 - Tenaga Keamanan 3 3 Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2008 dan 2009 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 II-52 Tabel. T-II.17. Banyaknya Kapasitas Produksi Air Minum Dan Tenaga Kerja Di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Dabo Singkep Tahun 2009 Uraian Jumlah 01. Kapasitas Produksi M 3 320.591 02. Jumlah Tenaga Kerja 13 - Pekerja Teknis 6 - Pekerja Administrasi 7 - Tenaga Keamanan - Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2009 Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat atas air minum yang bersih dan sehat, jumlah air minum yang telah di distribusikan tahun 2009 sebanyak 194.240 meter kubik dengan pelanggan sebanyak 780 orang di PDAM Cabang Daik sementara di PDAM cabang Dabo didistribusikan sebanyak 429.933 meter kubik dngan pelanggan sebanyak 2.046 orang. Tabel. T-II.18. Banyaknya Air Minum Yang disalurkan Menurut Kategori Pelanggan di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Daik Lingga Tahun 2008- 2009 Kategori Pelanggan Jumlah M 3 2008 2009 01. Rumah Tangga Tempat Tinggal, InstansiKantor Pemerintah 152.208 159.140 02. HotelObjek Wisata, Toko, Industri, Perusahaan 24.960 30.600 03. Badan Sosial, Rumah Sakit, Rumah Ibadah 1.500 4.500 04. Sarana Umum - 05. Hydran Pelabuhan - 10. Lainnya - Jumlah 178.668 194.240 Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2008 dan 2009 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 II-53 Tabel. T-II.19. Banyaknya Air Minum Yang Disalurkan Menurut Kategori Pelanggan Di Perusahaan Daerah Air Minum Cabang Dabo Singkep Tahun 2009 Kategori Pelanggan Jumlah M 3 Rumah Tangga Tempat Tinggal,InstansiKantor Pemerintah 318.585 354.118 HotelObjek Wisata, Toko, Industri, Perusahaan 40.982 41.703 Badan Sosial, Rumah Sakit, Rumah Ibadah 27.560 34.112 Sarana Umum - Hydran Pelabuhan - Lainnya - Jumlah 387.12 7 429.93 3 Sumber: BPS, Kabupaten Lingga Dalam Angka Tahun 2009 Pos dan Telekomunikasi Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa kegiatan pengiriman dan penerimaan benda-benda pos, seperti surat menyurat, paket pos, wesel, giro, dan tabungan, telah didukung dengan keberadaan Kantor Pos. c. Iklim Berinvestasi Investasi yang akan masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Daya saing investasi suatu daerah tidak terjadi dengan serta merta. Pembentukan daya saing investasi, berlangsung secara terus-menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor, beberapa diantaranya adalah regulasi,perbankkan, kriminalitas hotel dan perijinan. Suatu investor akan tertarik berinveatasi pada suatu daerah jika didukung dengan regulasi yang baik, regulasi tersebut diantaranya adalah adanya kemudahaan perijinan serta pengenaan pajak dan retribusi daerah dengan tingkat biaya yang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 II-54 kompetitif. Kemudahan perijinan adalah proses pengurusan perijinan yang terkait dengan persoalan investasi. Perbankan Sampai dengan akhir tahun 2010, sektor perbankan di wilayah Kabupaten Lingga belum menunjukkan adanya peningkatan yang cukup berarti, baik dari segi kuantitas maupun aktivitasnya. Hal ini terbukti dari jumlah bank di Kabupaten Lingga baru sebanyak 3 tiga buah sama seperti tahun-tahun sebelumnya.Bank–bank tersebut adalah Bank Rakyat Indonesia BRI Cabang Pembantu Dabo Singkep, Bank Riau Cabang Pembantu Dabo Singkep, dan BRI Unit Daik Lingga. Pajak dan Retribusi Sampai dengan tahun 2010 terdapat 10 jenis pajak daerah dan 3 jenis retribusidaerah yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten Lingga. Untuk mengetahui rincian pajak dan retribusi yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten Lingga dapat dilihat pada tabel berikut ini. Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan PBB merupakan salah satu sumber pendapatan atau devisa negara. Baik dari luas lahan maupun jumlah penerimaan pajak bumi dan bangunan menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Tercatat di tahun 2010 seluas 10.383,72 hektar lahan yang terkena pajak dengan penerimaan sebesarRp. 410.248.753,- Perhotelan dan Pariwisata Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada pariwisata yang menggalakkan kegiatan ekonomi, sehingga lapangan pekerjaan, pendapatan masyarakat serta penerimaan devisa akan dapat meningkat melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga Tahun 2005-2025 II-55 berbagai potensi kepariwisataan. Jumlah objek wisata di Kabupaten Lingga selama tahun 2010 ada sebanyak 82 buah. d. Sumber Daya Manusia Tinjauan terhadap tingkat pendidikan sumber daya manusia dalam konteks daya saing daerah menunjukkan bahwa pada saat ini kualitas sumber daya manusia Kabupaten Lingga masih perlu banyak peningkatan. Beban rasio tanggungan penduduk Dependensy Ratio dapat digunakan sebagai indikator daya saing suatu daerah. Tingginya angka beban tanggungan menyimpulkan tingginya juga faktor penghambat pembangunan ekonomi, karena penduduk yang produktif harus menopang kehidupan yang tidak produktif. Usia tidak produktif adalah usia antara 0–14 dan 65 tahun keatas, jumlah penduduk tidak produktif Kabupaten Lingga adalah 35.134 orang. Sedaangkan usia produktif Kabupaten Lingga adalah 51.110 15-55 tahun. Rasio ketergantungan diketahui dari umur produktif dibagi dengan usia tidak produktif. Rasio ketergantungan Kabupaten Lingga adalah 1,5 orang atau 2 orang. Rasio tanggungan Kabupaten Lingga yaitu 2 orang produktif menanggung 1 orang tidak produktif. Dengan angka beban tanggungan yang cukup rendah ini maka daya saing daerah sebenarnya relatif lebih baik. Penguatan daya saing pada sisi sumber daya manusia adalah dengan mengoptimalkan kualitas penduduk usia produktif melalui program pelatihan dan pendidikan agar lebih siap masuk dalam lapangan kerja yang membutuhkan tingkat keterampilan yang tinggi. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga 2005-2025 III - BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Suatu visi dan misi pembangunan harus memerhatikan permasalahan pembangunan dan isi-isu strategis daerah. Isu–isu strategis adalah kondisi atau hal yang diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan dua puluh tahunan mengingat dampaknya yang signifikan bagi masyarakat Kabupaten Lingga di masa depan. Suatu isu strategis apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar. Demikian pula sebaliknya, jika tidak dimanfaatkan akan dapat menghilangkan peluang untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Isu strategis dirumuskan melalui identifikasi berbagai informasi shohih tentang dinamika lingkungan eksternal, termasuk permasalahan pembangunan daerah yang bersifat strategis dan diperkirakan dapat mempengaruhi agenda pembangunan dalam 20 tahun kedepan. Berbagai permasalahan yang sangat mendesak, memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan pembangunan dan menentukan pencapaian tujuan pembangunan dalam 20 tahun ke depan harus diidentifikasi dengan jelas dan lugas.

3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah

Prinsip perencanaan pembangunan daerah antara lain adalah berbasis pada analisis permasalahan pembangunan daerah. Suatu rencana pembangunan, sekurang-kurangnya, harus mampu mengenali permasalahan pembangunan dan bagaimana pemecahannya di masa datang. Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation” antara kinerja pembangunan Kabupaten Lingga yang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Lingga 2005-2025 III - dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dilakukan. Guna membantu memastikan visi dan misi daerah dirumuskan dengan tepat, dibutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi Kabupaten Lingga. Permasalahan pembangunan diperlukan dalam perumusan visi dan misi daerah yang selanjutnya akan dituangkan dalam perumusan sasaran pokok RPJPD. Identifikasi permasalahan pembangunan dapat diverifikasi dari informasi pada gambaran umum kondisi daerah dan evaluasi kinerja pembangunan periode sebelumnya serta penjaringan aspirasi yang langsung dilakukan terhadap masyarakat. Berdasarkan hasil analisis permasalahan pembangunan untuk masing-masing aspek dan kesepakatan dari para pemangku kepentingan, maka permasalahan pembangunan jangka panjang Kabupaten Lingga adalah sebagai berikut:

1. Belum optimalnya pelestarian budaya Melayu dan pembinaan keagamaan

Permasalahan terkait pelestarian budaya Melayu antara lain belum optimalnya upaya untuk menjaga, mempertahankan, dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi, kehidupan seni, bahasa dan sastra melayu, yang masih melekat dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat dalam menghadapi arus globalisasi. Sedangkan permasalahan dalam pembinaan keagamaan antara lain sampai saat ini belum dikembangkan sekolah keagamaan yang disertai penyediaan guru-guru agama yang memenuhi kualifikasi. Pengelolaan budaya di masa depan diarahkan untuk menjadi aset yang sangat berharga dalam membangun jati diri berlandaskan nilai-nilai keimanan dan mewarnai segenap sektor kehidupan serta menjadi daya tarik yang khas untuk mengundang kunjungan dan perhatian dari luar daerah dan dunia internasional.