BNP2TKI dengan City Group Co- Kuwait

1.29 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Indikator Sasaran Kegiatan 3 yang menjadi Sasaran Strategis 1 dengan uraian di bawah ini: 3.1 Persentase Padupadan Peta Jumlah KualifikasiKompetensi CTKI Potensi dengan Permintaan. Pada tahun 2016 target yang ditetapkan sebesar 60 dari target pemetaan hanya tercapai 14,95. Presentasi kesesuaianpadupadan sesuai dengan peta jumlah kualifikasikompetensi CTKI potensi dengan permintaan hanya tercapai sebanyak 2.941 sedangkan total demand yang masuk sebanyak 19.669 lowongan kerja luar negeri. Data tersebut berasal dari angka padu padan yang dihimpun berasal dari aktivitas guna meningkatkan padu padan supply dan demand onlineoffline melalui kegiatan job fair partisipasi, penyuluhan jabatan, fasilitasi pendaftaran pencari kerja mandiri selama satu tahun . Sasaran ini tidak tercapai menandakan masih adanya gap kompetensi yang dimiliki CTKI dengan persyaratan kompetensi yang diminta untuk mengisi peluang kerja yang ada dinegara penempatan. Untuk menjembatani kesenjangan ini pemerintah melaksanakan kebijakan upgradingskill bagi CTKI yang akan bekerja ke luar negeri, dalam tahun 2016 sudah dilaksanakan sebagai role model di Mataram dan Malang. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tahun 2017 dengan target sebanyak 5.000 TKI sebagai perwujudan kehadiran negara dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. 3.2 Persentase CTKI pendaftar jobinfo telah berhasil ditempatkan dengan target 40. Pada tahun 2016 realisasinya sebesar 17 sehingga capaiannya sebesar 43 sebagaimana uraian tabel 6. 3.4.1.2. Sasaran 2: Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI. Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari indikator Persentase pemanfatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan. Capaian pada sasaran ini juga digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan Deputi Bidang Penempatan dalam memfasilitasi penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri. Tabel 9. Persentase Pemanfaatan SISKOTKLN yang Terintegrasi. No Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 Tahun 2016 NaikTurun Target Realisasi Target Realisasi 1 Persentase pemanfaatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan. 180.000 60 152.394 85 84,66 210.000 70 125.176 60 59,61 29,59 Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019 Yang dimaksud dengan persentase dari indikator ini adalah persentase TKI formal yang berhasil ditempatkan. Tahun 2015 sebanyak 300.000 TKI, formal 60 atau 180.000 TKI dengan realisasi 152.394 TKI atau 84,66 dan tahun 2016 target penempatan sebayak 300.000 TKI, formal 70 atau 210.000 TKI dengan realisasi sebanyak 125.176 TKI atau 59,61. Realisasi penempatan TKI sudah terdata dalam SISKOTKLN BNP2TKI. 1.30 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel 10. Perbandingan Capaian Sasaran Kegiatan Tahun 2015-2016. No Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 Tahun 2016 NaikTurun Target Realisasi Target Realisasi 1 Persentase TKI yang ditempatkan memiliki dokumen dan memenuhi standar yang ditetapkan 300.000 275.736 92 300.000 234.451 78 14,97 2 Persentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem 180.000 60 152.394 85 210.000 70 125.176 60 17,86 Guna memudahkan memvalidasi data diri TKI di semua Embarkasi, Debarkasi maupun Perwakilan RI, maka dikembangkan e-KTKLN pengganti Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri KTKLN. Dengan demikian dalam tahun 2016 integrasi data SISKOTKLN dengan e-KTKLN secara keseluruhan sebanyak sebanyak 234.451 TKI, dengan rincian formal 125.176 TKI dan informal 109.275 TKI. Atas dasar ini maka capaian kinerja sasaran ini mencapai 78 dari target tahun 2016 sebesar 100, dengan alasan semua penempatan sudah terdata dan terintegrasi dalam SISKOTKLN sebanyak 234.451 TKI dari target penempatan tahun 2016 sebanyak 300.000 TKI. Persentase pemanfaatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait mengalami penurunan sebesar 29,59 dari perbandingan realisasi tahun 2016 dengan tahun 2015 dikarenakan target pada tahun 2016 mengalami kenaikan 16,67 dari tahun 2015. Target penempatan secara keseluruhan sebesar 300.000 TKI untuk tahun 2016 tidak tercapai dikarenakan terus dilakukannya perbaikan terhadap sistem penempatan dan kualitas TKI yang akan ditempatkan, sehingga hanya TKI yang benar-benar siap untuk bekerja di luar negeri yang akan diberangkatkan, dan yang lebih mempengaruhi adalah disebabkan moratorium terhadap negara-negara penempatan TKI khususnya negara- negara kawasan Timur Tengah. Integrasi Data yang sudah berjalan saat ini dengan KL, Perwakilan RI dan Disnaker PropKabKota serta Lembaga Penempatan, seperti: a Integrasi data dengan SIAK Ditjen Dukcapil-Kemendagri untuk Pemanfaatan NIK sebagai basis data Penempatan dan Perlindungan TKI; b Integrasi data dengan SIMKIM Ditjen Imigrasi-Kemenhumham untuk pemanfaatan data Paspor, Keberangkatan dan Kepulangan TKI; c Integrasi pelayanan dengan 25 Disnaker Propinsi dan 265 Disnaker KabKota dalam proses SPR, Registrasi Calon TKI dan Rekomendasi Paspor TKI; d Integrasi data dengan 11 Perwakilan RI yaitu KDEI Taiwan, KJRI Hongkong, KBRI Singapura, KBRI Kuala Lumpur, KBRI Kuwait, KBRI Brunei DS, KJRI Penang, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Johor Bahru, KJRI Kuching, KRI Tawau, untuk pemanfaatan data Job Order JO , endors Perjanjian Kerja PK dan perpanjangan PK TKI; 1.31 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 e Lembaga Penempatan TKI : 450 Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta PPTKIS, 89 Sarana Kesehatan, 451 Balai Latihan Kerja Luar Negeri BLKN, 6 Lembaga Sertifikasi Profesi LSP, 3 Konsorsium Asuransi TKI, Perbankan 7. Gambar 8. Sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI. Gambar 9. Integrasi Sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI. 1.32 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Indikator Sasaran Kegiatan 4 yang juga mendukung Sasaran Strategis 2 dengan penjelasan sebagai berikut : 4.1 Persentase TKI yang memiliki dokumen dan memenuhi standar yang ditetapkan dengan target 300.000 TKI dengan realisasi penempatan sebanyak 234.451 TKI atau 78 ; 4.2 Persentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem dengan target 210.000 TKI atau 70 dari jumlah target penempatan, sedangkan realisasi jumlah penempatan tahun 2016 TKI formal sebanyak 125.176 TKI atau 60 dari jumlah penempatan atau 42 dari target penempatan tahun 2016 sebanyak 300.000 TKI, dan informal sebanyak 109,275 orang 48. Perbandingan realisasi tahun 2016 dan 2015 mengalami penurunan sebesar 18. Penurunan ini disebabkan oleh pemahaman masyarakat terkait dengan dokumen TKI terabaikan sehingga banyak calon TKI yang menempuh jalur unprosedural. Sampai saat ini masih menjadi perhatian serius oleh seluruh stakeholder dalam tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia sehingga perlu upaya-upaya yang harus dilakukan BNP2TKI antara lain melalui sosialisasi, koordinasi, perbaikan sistem penempatan, peningkatan kualitas CTKI melalui peningkatan kompetensi, dan lain-lain. Sebagai data tambahan dibawah ini disampaikan data-data penempatan TKI tahun 2011 sd 2016 berdasarkan data yang tercatat pada SISKOTKLN sebagai berikut : Tabel 11. Penempatan TKI Formal vs Informal 2011 - 2016 Tabel 12. Penempatan TKI berdsarkan Jenis Kelamin 2011 – 2016 1.33 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel 13. Penempatan TKI berdasarkan Provinsi Tahun 2011 sd 2016 Tabel 14. Penempatan TKI berdasarkan 25 KabKota Terbesar Tahun 2011 sd 2016 Dari tabel diatas dapat dilihat Provinsi yang memberikan kontribusi penempatan TKI terbesar adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Lampung. Berdasarkan Kab.Kota yang terbanyak mengirimkan tenaga kerjanya adalah Lombok Timur, Indramayu, Lombok Tengah, Cirebon dan Cilacap. 1.34 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Indikator Sasaran Kegiatan 5 yang juga mendukung Sasaran Strategis 2 yaitu : 5.1 Persentase Lembaga Keuangan yang terlibat dalam pembiayaan TKI Terintegrasi SISKOTKLN dengan Transaksi Non Tunai sesuai data dari Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri SISKOTKLN terdapat 3 lembaga keuangan yang terlibat dalam pembiayaan TKI terintegrasi SISKOTKLN dengan Transaksi Non Tunai dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. Lembaga keuangan tersebut yaitu Bank BRI, Bank BNI dan Bank Mandiri. Sehingga persentase lembaga keuangan yang terlibat dalam pembiayaan TKI telah mencapai 100 dari target persentase Tahun 2016 sebesar 30 . Tabel 15. Jumlah TKI dalam pembayaran Asuransi dengan Transaksi Non Tunai No Perbankan Jumlah Transaksi Jumlah TKI Jumlah Pembayaran Rp. 2015 2016 2015 2016 2015 2016 1 BANK MANDIRI 10,856 47.927 70,550 290.110 14,134,180,000 60.981.450.000 2 BANK NEGARA INDONESIA 1,698 7.470 10,078 41.430 1,858,310,000 8.632.440.000 3 BANK RAKYAT INDONESIA 3,412 12.664 18,101 58.536 3,813,130,000 12.890.340.000 Total 15,966 68.061 98,729 390.076 19,805,620,000 82.504.230.000 Pelaksanaan transaksi non tunai pada tahun 2016 meliputi pembayaran asuransi TKI, pemeriksaan kesehatan CTKI di Sarana Kesehatan, pendidikan dan pelatihan CTKI di BLKLN dan Uji Kompetensi, hal ini dilakukan guna mencegah pungutan-pungutan yang tidak semestinya. Pelaksanaan pembayaran non tunai dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI merupakan program terobosan dalam Renstra tahun 2015 – 2019, guna mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pelayanan penempatan TKI. 5.2 Persentase proses pelayanan TKI sejak pra - keberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai. Kebijakan pelayanan keuangan berupa transaksi non tunai akan diberlakukan dalam proses penempatan TKI. Pelayanan yang menggunakan transaksi non tunai yaitu pembayaran asuransi, pemeriksaan kesehatan, pelatihan, uji kompetensi, pembuatan paspor. Transaksi non tunai saat ini yang sudah berjalan yaitu pembayaran asuransi dan biaya pemeriksaan kesehatan. Sehingga persentase capaian kinerja sebesar 40. Hal ini berarti proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai berhasil. Berdasarkan Data SISKOTKLN Lembaga Penempatan; PPTKIS dari total jumlah 496 PPTKIS yang sudah terintegrasi dengan SISKOTKLN, yang melakukan proses transaksi non tunai sebanyak 450 PPTKIS atau 90,73. Terjadi selisih sebanyak 46 PPTKIS tidak melakukan transaski non tunai hal ini disebabkan karena tidak melakukan proses penempatan. Seluruh lembaga penempatan PPTKIS telah menggunakan Sistem Non Tunai yang terkoneksi dengan SISKOTKLN. 1.35 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Indikator Sasaran Kegiatan 6 yang juga mendukung capaian Sasaran Strategis 2 adalah Persentase tingkat kepatuhan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan yang mematuhi standar pelayanan, dengan uraian capaian kinerja sebagai berikut; Sesuai data Tunda Layan BNP2TKI Tahun 2016, Lembaga penempatan PPTKIS yang mendapatkan Cabut Tunda Layan sebanyak 28 PPTKIS dan yang mendapatkan Tunda Layan sebanyak 34 PPTKIS dengan Total 64 PPTKIS dari jumlah lembaga penempatan 496 PPTKIS. Lembaga Pendukung Penempatan BLKLN, SARKES, dan LSP yang mendapatkan Cabut Tunda Layan dan Tunda Layan sebagai berikut : BLKLN 25 BLKLN dari jumlah 449 BLKLN; Sarana Kesehatan SARKES 22 Sarkes dari jumlah 92 Sarkes. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rekapitulasi di bawah ini : Tabel 16. Rekapitulasi tunda layan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan No Lembaga 2015 2016 Cabut Tunda Layan Tunda Layan Total Jumlah Lembaga Cabut Tunda Layan Tunda Layan Total Jumlah Lembaga 1 PPTKIS 182 13 195 496 28 34 64 496 2 BLKLN 96 25 121 418 9 16 25 449 3 SARKES 4 10 10 157 14 8 22 92 4 LSP 3 3 7 8 Gambar 10. Grafik. Rekap Tunda Layan Lembaga Penempatan Lembaga Pendukung Untuk menjawab Sasaran 2 yaitu meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku dengan presentasi lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan yang mematuhi standar pelayanan dengan target 85 . Berdasarkan data dari hasil Tunda Layan BNP2TKI, Tahun 2016 terdapat 64 lembaga penempatan PPTKIS yang mendapatkan tunda layan dari total 496 PPTKIS. Berarti terdapat 432 PPTKIS atau 87,10 yang tidak mendapatkan tunda layan. Sehingga tingkat kepatuhan lembaga penempatan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku Tahun 2016 sebesar 87,10, Sedangkan lembaga pendukung penempatan mendapatkan tunda layan pada Tahun 2016 yaitu terdapat 25 BLKLN dari total 449 BLKLN, 22 Sarkes dari total 92 Sarkes, dan 0 LSP dari total 8 LSP. Dari jumlah tersebut jumlah lembaga pendukung penempatan BLKLN, SARKES, LSP yang mematuhi standar dan ketentuan yang berlaku tahun 2016 sebesar 90,17. 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 PPTKIS BLKLN SARKES LSP TAH UN 2015 TAH UN 2016 1.36 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel 17 KEPATUHAN LEMBAGA PENEMPATAN DAN PENDUKUNG PENEMPATAN TERHADAP STANDAR DAN KETENTUAN YANG BERLAKU No Lembaga 2015 2016 Total Tunda Layan Jumlah Lembaga Tidak Patuh Kepatuhan Total Tunda Layan Jumlah Lembaga Tidak Patuh Kepat uhan 1 Lembaga Penempatan 39,31 60,69 12,90 87,10 PPTKIS 195 496 39,31 60,69 64 496 12,90 87,10 2 Lembaga Pendukung Penempatan 26,06 73,94 9,83 90,17 BLKLN 121 418 28,95 71,05 25 449 5,57 94,43 SARKES 10 157 6,37 93,63 22 92 23,91 76,09 LSP 3 7 42,86 57,14 8 100 Pembinaan Lembaga Penempatan Tahun 2016 telah dilaksanakan di 3 tiga wilayah yaitu Semarang, Malang, dan Jakarta dengan sebanyak 496 PPTKIS seluruh Indonesia. Kegiatan pengendalian PPTKIS merupakan tindaklanjut dari penilaian kinerjarating PPTKIS. Penilaian kinerjaRating PPTKIS dan BLKLN telah dilaksanakan pada 2012 sd 2016 dengan hasil, sebanyak 387 PPTKIS mendapatkan nilai baik. Pembinaan Lembaga Pendukung Penempatan Tahun 2016 telah dilaksanakan kepada 243 BLKLN dari 449 BLKLN seluruh Indonesia. Pelaksanaan kegiatan tidak bisa maksimal karena lembaga penempatan PPTKIS dan lembaga pendukung penempatan BLKLN vakumtidak ada aktivitas terkendala dengan kebijakan Moratorium penempatan TKI kawasan Timur Tengah, perubahan kebijakan secara cepat, tidak tersampaikan informasi kepada stakeholder, revisi anggaran, sumber daya manusia dan waktu pelaksanaan kegiatan yang terbatas sehingga tidak bisa menjangkau seluruh stakeholder terkait. Penempatan TKI dilihat dari status perkawinan, dari penempatan tahun 2016 yang sudah menikah sebanyak 120.510 orang atau 51, Cerai sebanyak 18.682 orang atau 8 dan yang belum menikah sebanyak 95.259 orang atau 41. Tabel 18. Penempatan TKI berdasarkan Status Perkawinan 2011 sd 2016 1.37 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Sedangkan penempatan tahun 2016 kalau dirinci menurut tingkat pendidikan masih dinominasi SLTA ke bawah, dimana yang berpendidikan SD sebanyak 64.395 orang atau 27, SMP sebanyak 95.945 orang atau 41, SMU sebanyak 69.931 orang atau 30, Diploma sebanyak 2.976 orang atau 1, Sarjana sebanyak 1.187 orang dan Pasca Sarjana sebanyak 17 orang. Tabel 19. Penempatan TKI berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011 sd 2016 Penempatan tenaga kerja Indonesia tahun 2016 terdapat di 145 negara penempatan kawasan Asia Pacifik, Timur Tengah dan Afrika, Eropa dan Amerika, sedangkan tenaga kerja Indonesia bekerja pada 600 jabatan. Adapun dua puluh lima Negara terbesar penempatan tenaga kerja Indonesia dan 25 jabatan terbesar yang diduduki oleh tenaga kerja Indonesia sebagai berikut : Tabel 20. Penempatan TKI berdasarkan 25 Negara Penempatan Terbesar 1.38 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Penempatan tenaga kerja Indonesia di 145 negara di dunia dengan menduduki 600 jabatan. Jabatan terbesar masih didominasi oleh jabatan Caregiver, yaitu sebanyak 54.160 orang atau 23, Domestic Worker sebanyak 45.309 orang atau 19, Operator sebanyak 32.411 orang atau 14, Plantation Worker sebanyak 30.834 orang atau 13, dan Worker sebanyak 27.917 orang atau 12. Di bawah ini dapat dilihat 20 jabatan terbesar yang diduduki TKI tahun 2016 sebagai berikut : Tabel 21. Penempatan TKI berdasarkan 25 JabatanTerbesar Tahun 2011 sd 2016 Penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri berdasarkan Kelompok Lapangan Usaha Indonesia KLUI, kelompok lapangan usaha yang paling banyak diisi oleh TKI adalah 1 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan sebanyak 126.846 orang atau 54, 2 Industri PengolahanManufacture sebanyak 53.641 orang atau 23, 3 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebanyak 35.351 orang atau 15, 4 BangunanKonstruksi sebanyak 9.439 orang atau 4, dan 5 Perdagangan, Restoran dan Hotel sebanyak 6.823 orang atau 3. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini; Tabel 22. Penempatan TKI berdasarkan KLUI Tahun 2011 sd 2016 1.39 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Inikator Sasaran Kegiatan 7 merupakan indikator terakhir dalam mendukung pencapaaian Sasaran Strategi 2 yaitu, Persentase penempatan yang menggunakan skema G to G dan G to P berbasis pendaftaran online, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 23. Penempatan G to G dan G to P Tahun 2014-2016 No Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 Tahun 2016 NaikTurun Target Realisasi Target Realisasi 1 Prosentase Penempatan yang menggunakan skema G to G dan G to P berbasis online. 10.000 5.784 57,84 10.000 5.941 59,41 2,71 Kalau dilihat dari target indikator sasaran kegiatan ini yaitu sebesar 10.000, realisasi sebanyak 5.941 TKI atau dengan capaian kinerjanya 59,41 dari jumlah target yang ditetapkan. Realisasi ini baik dari penempatan ke Jepang 279 orang dan ke Korea Selatan sebanyak 5.662 orang. Penempatan G to G ke Korea pada tahun 2016 dilakukan secara online dengan jumlah pendaftar 4.554 orang. Dari jumlah tersebut yang mengikuti ujian EPS-TOPIK sebanyak 4.479 orang dan yang lulus sebanyak 3.748 orang. Dari sisi pelayanan, sistem online ini telah mencapai pelayanan 100. Pada tahun 2015 sebanyak 5.505 orang, hal ini disebabkan karena terjadi pengurangan Kuota yang diberikan oleh Pemerintah Korea Selatan karena BNP2TKI telah melakukan moratorium untuk penempatan TKI Fishing ke Korea sebesar 1600 orang. Tahun 2016 penempatan TKI ke Korea sebanyak 5.662 orang dari Kuota 4.400 orang sehingga realisasi penempatan TKI ke Korea mencapai 128,68 dari jumlah kuota. Penempatan TKI ke Jepang program G to G menunjukkan peningkatan yaitu pada tahun 2014 telah ditempatkan sebanyak 187 orang TKI menjadi pada tahun 2015 sebanyak 282 orang TKI reguler 278 orang TKI dan reentry 4 orang TKI, mengalami peningkatan sebesar 95 orang TKI kenaikan 50,80 dan untuk tahun 2016 sebanyak 279 TKI yang diberangkatkan dari kuota 348. Pada tahun 2016, Program G to G ke Jepang memasuki tahun ke-10 penempatan bagi kandidat Nurse dan kandidat Careworker Program G to G ke Jepang untuk ditempatkan pada tahun 2017. Untuk penempatan tahun 2017, Indonesia mendapat jumlah kuota penempatan sebanyak 342 tiga ratus empat puluh dua orang dengan rincian sebagai berikut : Tabel 24. Jumlah Pendaftar Program G to G ke Jepang Tahun 2016 Jabatan Permintaan Pendaftar Nurse 42 120 Careworker 300 696 Jumlah 342 816 Pembukaan pendaftaran dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2016 dengan menampilkan pengumuman di website BNP2TKI, www.bnp2tki.go.id. Tahapan proses pendaftaran antara lain: 1.40 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 a Para CTKI dapat mendaftar di BP3TKILP3TKIUPT P3TKI seluruh Indonesia sesuai dengan domisili asal dan melakukan registrasi via online pada awal pendaftaran; b Selanjutnya para CTKI datang langsung ke BP3TKILP3TKIUPT P3TKI untuk melakukan pendaftaran langsung dengan menyerahkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan sampai batas waktu yang telah ditentukan.

3.4.1.3. Sasaran 3 : Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan.

Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian indikator utama, Persentase CTKITKI Bermasalah yang Tertangani , juga digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan Deputi Bidang Perlindungan dalam memfasilitasi pelayanan perlindungan TKI sejak pra penempatan, selama penempatan dan pemulangan. Tabel 25. Persentase CTKITKI Bermasalah yang tertangani. No Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 NaikTurun Target Realisasi Target Realisasi 1 Persentase CTKITKI Bermasalah yang Tertangani 90 98 108,89 92 95 103,26 3,06 Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019 Prestasi pada sasaran ini bertumpu pada penilaian indikator ukuran keberhasilan dari pelaksanaan pelayanan perlindungan kepada CTKITKI sejak pra, selama dan purna penempatan serta pemberdayaan CTKITKI. Perlindungan TKI tidak dapat dipisahkan dari penempatan TKI, ibarat 2 sisi mata uang. Berbicara perlindungan TKI dimulai sejak pra penempatan sampai dengan kembali ke daerah asal, dimana mencakup pula masa persiapan sebelum siap berangkat dan bekerja di negara penempatan. Pada prinsipnya secara umum perlindungan TKI terlaksana dengan baik dalam artian semua pengaduan permasalahan TKI diupayakan penyelesaiannya dengan sebaik-baiknya dan secepat mungkin. Dengan kata lain sebanyak 4.756 pengaduan yang masuk tahun 2016 semuanya sudah difasilitasi penyelesaiannya, sedangkan target pengaduan tahun 2016 sebanyak 5.000 pengaduan. Target CTKITKI Bermasalah Yang Tertangani sebanyak 92 dalam tahun 2016 telah terealisasi sebesar 95 atau mencapai 103 dari target pengaduan sebanyak 5.000 pengaduan. Persentase realisasi CTKI TKI bermasalah yang ditangani mengalami penurunan sebesar 3,06 dari perbandingan realisasi tahun 2016 dengan tahun 2015 dikarenakan target pada tahun 2016 mengalami kenaikan 2 dari tahun 2015 sementara realisasi mengalami penurunan. Uraian capaian indikator ini dapat diterangkan melalui penanganan TKI bermasalah, baik TKI bermasalah yang pulang melalui Debarkasi, juga TKI bermasalah yang mengadu melalui Crisis Center BNP2TKI Tahun 2016 yang terintegrasi dengan KL terkait dan Perwakilan RI, uraian capaiannya sebagai berikut : 1.41 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel 26. Capaian pengaduan yang diselesaikan tahun 2015-2016 No Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 Tahun 2016 NaikTurun Target Realisasi Target Realisasi 1 Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan KL terkaitPerwakilan RI 100 5.000 98 4.894 98 100 5.000 95 4.756 95 3,06 2 Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning Sistem 10 10 100 30 30 100 100 Pada tahun 2016 pengaduan yang diproses melalui Crisis Center sebanyak 4.756 pengaduan, menurun dibandingkan pada tahun 2015 sebanyak 4.894. Dari jumlah kasus tersebut dapat dilayani dan diproses keseluruhannya, walaupun masih ada yang menunggu hasil penyelesaiannya oleh pihak eksternal BNP2TKI. Tabel 27. Pengaduan berdasarkan Media pengaduan 2011 sd 2016 MEDIA PENGADUAN 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Total Langsung 29 29 Surat 11 42 49 163 261 237 763 Email 28 304 198 311 314 142 1.297 SMS 162 643 625 545 858 422 3.255 Telepon 43 116 269 317 605 226 1.576 Lain-lain 4.376 4.318 3.291 2.606 2.856 3.700 21.147 Total 4.620 5.423 4.432 3.942 4.894 4.756 28.067 1000 2000 3000 4000 5000 6000 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah Pengaduan Gambar 13. Grafik Trend Kasus dari tahun 2011 sd 2016 STATUS PENGADUAN 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Total Pengaduan Baru Proses Validasi Proses Distribusi Penentuan Unit Kerja 138 138 Internal BNP2TKI 64 319 383 External BNP2TKI 6 214 220 Pengaduan Selesai 4.620 5.423 4.432 3.942 4.824 4.085 27.326 Total pengaduan 4.620 5.423 4.432 3.942 4.894 4.756 28.067 Tabel 28. Pengaduan berdasarkan Status pengaduan 2011 sd 2016 Jumlah pengaduan dari tahun 2011 – 2016 sebanyak 28.067 pengaduan, pengaduan yang sudah diselesaikan sebanyak 27.326 pengaduan. Terdapat pengaduan yang masih dalam proses sebesar 741 pengaduan. 1.42 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel 29. Pengaduan TKI berdasarkan Provinsi 2011 sd 2016 NO PROVINSI 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Total 1 ACEH 4 23 25 72 53 177 2 SUMATERA UTARA 9 40 46 73 137 147 452 3 SUMATERA BARAT 3 3 1 4 6 15 32 4 KEPULAUAN RIAU 2 7 7 8 11 38 73 5 RIAU 3 1 5 3 15 15 42 6 JAMBI 3 1 5 20 17 51 97 7 SUMATERA SELATAN 12 51 34 22 41 50 210 8 BENGKULU 1 11 3 3 4 7 29 9 LAMPUNG 66 111 80 103 199 207 766 10 BANGKA BELITUNG 1 1 2 11 BANTEN 195 269 195 178 130 166 1.133 12 DKI JAKARTA 77 152 79 38 38 53 437 13 JAWA BARAT 1.493 2.497 1.848 1.343 1.334 1.441 9.956 14 JAWA TENGAH 250 378 340 424 445 641 2.478 15 DI YOGYAKARTA 6 33 27 30 38 30 164 16 JAWA TIMUR 155 246 272 279 597 363 1.912 17 BALI 21 15 27 22 26 111 18 NUSA TENGGARA BARAT 228 709 549 423 481 483 2.873 19 NUSA TENGGARA TIMUR 32 73 98 181 460 267 1.111 20 KALIMANTAN BARAT 12 18 42 18 30 27 147 21 KALIMANTAN TENGAH 1 3 1 5 22 KALIMANTAN SELATAN 15 18 11 9 19 10 82 23 KALIMANTAN TIMUR 3 1 1 8 14 2 29 24 SULAWESI SELATAN 11 31 41 62 112 35 292 25 SULAWESI TENGGARA 4 8 5 12 8 37 26 SULAWESI TENGAH 13 21 16 31 36 20 137 27 SULAWESI UTARA 2 18 24 21 29 25 119 28 SULAWESI BARAT 1 2 2 6 12 16 39 29 GORONTALO 1 1 4 2 1 9 30 MALUKU 2 13 8 1 1 4 29 31 MALUKU UTARA 1 5 3 9 32 PAPUA 1 1 2 33 PAPUA BARAT 1 2 3 34 Lainnya 2.020 692 648 586 573 554 5.073 Total 4.620 5.423 4.432 3.942 4.894 4.756 28.067 Tabel 30. Pengaduan TKI berdasarkan Negara Penempatan 2011 sd 2016 NO NEGARA 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Total 1 SAUDI ARABIA 2.884 2.766 1.863 1.294 1.103 1.145 11.055 2 MALAYSIA 387 613 723 886 1.994 1.535 6.138 3 TAIWAN 161 204 345 277 274 442 1.703 4 UNITED ARAB EMIRATES 170 305 262 280 264 314 1.595 5 SYRIA 137 345 166 129 99 97 973 6 JORDAN 253 282 188 132 70 47 972 7 SINGAPORE 102 149 110 152 154 204 871 8 OMAN 66 109 147 155 158 122 757 9 QATAR 59 94 189 126 93 75 636 10 HONG KONG 42 76 86 89 102 195 590 11 KUWAIT 172 138 86 55 56 52 559 12 BAHRAIN 29 64 64 86 107 102 452 13 BRUNEI DARUSSALAM 17 40 25 63 79 92 316 14 KOREA SELATAN 42 63 35 51 55 65 311 15 EGYPT 11 17 10 9 33 13 93 16 ALGERIA 2 11 3 2 10 37 65 17 TURKEY 1 6 3 15 15 21 61 18 CHINA 1 1 3 7 25 16 53 19 CANADA 1 12 3 10 22 4 52 20 JAPAN 6 3 3 7 11 12 42 21 LAINNYA 77 125 118 117 170 166 773 TOTAL 4.620 5.423 4.432 3.942 4.894 4.756 28.067 1.43 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel.31. Pengaduan TKI berdasarkan Jenis Masalah 2011 sd 2016 NO JENIS MASALAH 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Total 1 Sakit 253 298 293 258 314 312 1.728 2 Gaji tidak dibayar 1.119 898 666 514 488 472 4.157 3 TKI Ingin Dipulangkan 307 1.029 1.055 817 524 357 4.089 4 Putus Hubungan Komunikasi 1.155 634 527 357 287 246 3.206 5 Pekerjaan tidak sesuai PK 450 622 329 234 171 182 1.988 6 Pemutusan hubungan kerja sebelum masa perjanjian kerja berakhir 75 147 147 90 167 705 1.331 7 TKI gagal berangkat 85 84 96 134 658 143 1.200 8 Tindak kekerasan dari majikan 290 206 120 105 104 79 904 9 Overstay 53 279 213 545 10 TKI mengalami kecelakaan 47 97 89 94 95 77 499 11 TKI tidak berdokumen 35 30 120 73 81 133 472 12 TKI dalam tahananproses tahanan 88 97 60 63 46 57 411 13 Tidak dipulangkan meski kontrak kerja selesai 41 177 121 339 14 Potongan gaji melebihi ketentuan 59 60 38 33 34 109 333 15 Penahanan paspor atau dokumen lainnya oleh PPTKIS 42 88 56 50 39 55 330 16 Ilegal Rekrut calon TKI 11 31 37 103 37 100 319 17 Lari dari majikan Saudi 67 60 44 41 27 24 263 18 TKI tidak punya ongkos pulang 13 24 30 19 132 31 249 19 TKI tidak harmonis dengan pengguna 57 40 45 47 20 23 232 20 Pelecehan seksual 71 68 40 22 11 10 222 21 Lainnya 396 910 640 794 1.203 1.307 5.250 TOTAL 4.620 5.423 4.432 3.942 4.894 4.756 28.067 Pelayanan pengaduan dilaksanakan dengan melakukan : 1 Validasi dokumen pengaduan, untuk dapat ditindak lanjuti diperlukan dukungan dokumen antara lain: fotokopi paspor, perjanjian kerja, perjanjian penempatan, KTKLN, Kartu keluarga, ID Majikan dan surat kuasa bagi yang diwakilkan. Dari total pengaduan masuk selama periode tahun 2016 sebanyak 54.288 pengaduan, setelah dilakukan validasi dokumen pengaduan terdapat jumlah pengaduan valid yang diterima oleh Pusat Pelayanan Pengaduan TKI Crisis Center sebanyak 4.756 kasus; 2 Analisis pengaduan, meliputi pengelompokkan jenis pengaduan kasus ketenagakerjaan atau non- ketenagakerjaan, mengelompokkan sifat pengaduan urgent atau non-urgent. Pengaduan Ketenagakerjaan sebanyak 1.711 pengaduan dan jenis pengaduan Non-ketenagakerjaan sebanyak 3.045 pengaduan; 3 Verifikasi dokumen pengaduan, dari jumlah pengaduan yang masuk selama tahun 2016 sebesar 4.756 pengaduan, setelah diverifikasi, pengaduan yang dapat diprosesditangani sejumlah 2.490 Pengaduan 52,35 di Crisis Center BNP2TKI, 2.266 47,65 Pengaduan di Crisis Center BP3TKI; 4 Monitoring dan evaluasi kasus, selama tahun 2016 dapat direkomendasikan ke unit eksternal sejumlah 227 kasus dan di unit internal sejumlah 3.939 kasus. Rekomendasi ke unit eksternal ini dilakukan karena penanganan kasus tersebut berada di luar kewenangan BNP2TKI, dan perkembangannya tetap dimonitor oleh BNP2TKI. 1.44 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Indikator Sasaran kegiatan 8 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 adalah Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System. Early Warning System EWS merupakan salah satu langkah deteksi dini dan langkah cepat tanggap immediate response dalam rangka menghadirkan pelayanan langsung perlindungan TKI di Luar Negeri dengan penyediakan beberapa fitur. 1. Fitur Layanan Pengaduan berupa pengaduan kasus, Klaim asuransi; 2. Fitur Layanan Darurat berupa emergency call, emergency SMS, Panic Button; 3. Fitur Keberadaan TKI berupa Pencarian lokasi berdasarkan poisisi HP; 4. Fitur Layanan Informasi berupa Pencarian alamat perwakilan, prosedur pengaduan, profil Negara penempatan, dll Dalam rangka pelaksanaan kegiatan EWS telah dilakukan beberapa kali rapat dengan penyedia provider telkom. 1. Rapat pertama dalam rangka pembangunan sistem EWS; 2. Rapat kedua dalam rangka penentuan fitur layanan EWS; 3. Rapat ketiga dalam rangka penentuan Provider EWS; 4. Rapat keempat dalam rangka pembebanan biaya belum ada kesepakatan; 5. Rapat kelima Uji coba penggunaan fitur EWS demo sistem; 6. Rapat keenam dalam rangka tempat operasional EWS; 7. Rapat ketujuh dalam rangka pembuatan draft SOP EWS; 8. Rapat kedelapan dalam rangka persiapan lounching. Terkait rapat tersebut diatas, kami menyimpulkan bahwa terhadapat indikator persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System target 10 telah tercapai. Indikator Sasaran kegiatan 9 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan indikator persentase menurunya permasalahan CTKITKI dan persentase CTKITKI bermasalah yang mendapatkan pendampingan hukum. Tabel. 32. Perbandingan capaian Sasaran kegiatan 9 Tahun 2015-2016 No Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 NaikTurun Target Realisasi Target Realisasi 1 Persentase menurunnya permasalahan CTKI TKI 30 62.796 30 19.029 100 25 43.957 34,48 15.157 180 80 2 Persentase CTKITKI bermasalah yang mendapatkan pendampingan hukum 100 4.775 70 3.348 70 100 4.756 70 4.000 84 20 Berdasarkan data kedatangan tahun 2015 sejumlah 114.796 orang dan data kepulangan TKI bermasalah sejumlah 19.029 orang, dan tahun 2016 data kepulangan TKI sebanyak 80.223 orang dengan TKI bermasalah sebanyak 15.157 orang. 1.45 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel. 33. Kedatangan TKI berdasarkan 8 Debarkasi 2011 sd 2016 SIPENDAKI Tabel. 34 Kedatangan TKI Bermasalah berdasarkan Debarkasi 2011 sd 2016 SIPENDAKI Sedangkan berdasarkan data dari Imigrasi mengenai data kepulangan TKI pada tahun 2015 sebanyak 332.335 orang dan tahun 2016 sebanyak 329.632 orang. Perbedaan data imigrasi ini dengan data SIPENDAKI BNP2TKI karena tidak semua TKI terdata di SIPENDAKI yang disebabkan tidak ada kewajiban untuk melaporkan kepulangannya. Pada umumnya yang terdata pada sistem SIPENDAKI BNP2TKI adalah TKI bermasalah dan yang ingin difasilitasi kepulangannya ke daerah masing-masing, sedangkan pendataan Imigrasi merupakan pintu masuk yang harus dilalui oleh semua atau setiap individu yang baru pulang dari luar negeri. Berdasarkan data yang ditarik dari sistim imigrasi didapatkan data kepulangan berdasarkan negara dan tempat pemeriksaan imigrasi sebagai mana tabel dibawah ini: Tabel. 35 Kedatangan TKI berdasarkan Negara Tahun 2015 – 2016 Data Imigrasi 1.46 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel. 36 Kedatangan TKI berdasarkan Provinsi Tahun 2015 – 2016 Data Imigrasi Tabel. 37 Kedatangan TKI berdasarkan TPI Tahun 2015 – 2016 Data Imigrasi Dilihat dari perbedaan data kepulangan TKI antara SIPENDAKI BNP2TKI dan data Imigrasi dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih dari 70 TKI yang pulang secara mandiri, serta berhasil dalam menjalani masa kerjanya di luar negeri dan membawa dampak kesejahteraan untuk keluarganya.

3.4.1.4. Sasaran 4: Meningkatnya CTKITKI Purna yang Berwirausaha.

Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian satu indikator utama, yaitu Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha. Indikator ini sekaligus digunakan guna mengukur kinerja Deputi Bidang Perlindungan dalam melaksanakan dan memberikan pelayanan perlindungan terhadap CTKITKI tahun 2016. 1.47 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel 38. Capaian persentase TKI Purna yang menjadi Wirausaha Tahun 2016 No Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 NaikTurun Target Realisasi Target Realisasi 1 Persentase TKI Purna Yang Menjadi Wirausaha 32 40 125 34 63 185,29 57,50 Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019 Persentase TKI Purna yang menjadi Wirausaha dengan Target 34, dapat direalisasikan sebesar 63 atau capaian kinerjanya sebesar 185,29. Capaian kinerja Pemberdayaan TKI Purna dilakukan melalui kegiatan Edukasi KeuanganPerbankan dan Edukasi Kewirausahaan yang dilaksanakan oleh UPT di Daerah. Pemberdayaan TKI Purna juga melibatkan Lembaga dan Instansi terkait lainnya atau Lembaga InternasionalLSMLembaga Swasta lainnya. Tahun 2016 dilaksanakan Pemberdayaan TKI Purna Terintegrasi melalui edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha sebanyak 2.180 TKI, dengan adanya efisiensi anggaran target berkurang menjadi 1.475 TKI. Target TKI yang menjadi wirausaha yaitu sebesar 34 atau 501 TKI. Capaian kinerja tahun 2016 TKI Purna yang menjadi wirausaha sebanyak 930 TKI atau 63. Pada tahun 2015, dari 15.000 orang yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha, ditargetkan sebanyak 32 TKI Purna yang menjadi wirausaha yaitu 4.800 orang. Berdasarkan data yang ada jumlah TKI Purna yang menjadi wirausaha pada tahun 2015 sebanyak 6.047 orang 40,3. Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa target pelaksanaan pemberdayaan TKI Purna agar dapat berwirausaha dan mandiri mengalami kenaikan sebesar 57 dari tahun 2015. Hal ini disebabkan para TKI purna telah membuat usaha mandiri dan membuka industri rumah tangga di daerahnya sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya keluarga TKI. Tabel 39. Pemberdayaan TKI Purna Tahun 2011 sd 2016 No RPJMN Target RKP CAPAIAN Total Tahun Jml org Edukasi Keuangan Edukasi Kewirausahaan 1. Pemberdayaan TKI Purna 2011 3.000 1810 1.190 3.000 2012 3.500 1.800 1.700 3.500 2013 4.000 2.150 2.300 4.450 2014 4.500 2.300 2.200 4.500 Sedangkan mulai tahun 2015 dan 2016 dilaksanakan Pemberdayaan Terintegrasi dengan target dan realisasi sebagai berikut: No RPJMN Target RKP Realisasi Tahun Jml org 1. Pemberdayaan TKI Purna Terintegrasi 2015 15.000 14.498 2016 1.475 1.475 1.48 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Gambar 14. Grafik Pemberdayaan TKI Purna Tahun 2011 sd 2016 1 0 00 2 0 00 3 0 00 4 0 00 5 0 00 2 0 11 2 0 12 2 0 13 2 0 14 2 0 15 2 0 16 3 0 00 3 5 00 4 0 00 4 5 00 1 5 000 1 4 75 3 0 00 3 5 00 4 4 50 4 5 50 1 4 498 1 4 75 Target Realisasi Tabel 40. Rekapitulasi Data TKI yang berwirausaha tahun 2016 NO BP3TKI TARGET AWAL TARGET SETELAH PENGHEMATAN REALISASI OUTCOMES JLH TKI BERWIRAUSAHA 1 BP3TKI BANDA ACEH 50 25 25 8 32 2 BP3TKI MEDAN 100 100 100 35 35 3 BP3TKI PEKANBARU 50 - - - - 4 BP3TKI PALEMBANG 50 50 50 40 80 5 BP3TKI TANJUNG PINANG - - - - - 6 BP3TKI CIRACAS 100 75 75 32 43 7 BP3TKI PONTIANAK 100 100 100 69 69 8 BP3TKI BANDUNG 200 200 200 128 64 9 BP3TKI SEMARANG 200 250 225 225 100 10 BP3TKI YOGYAKARTA 100 50 50 17 34 11 LP3TKI SURABAYA 130 50 50 38 76 12 BP3TKI SERANG 100 50 50 34 68 13 BP3TKI BANJARBARU 100 - 50 40 80 14 BP3TKI NUNUKAN 125 75 15 BP3TKI MAKASSAR 100 50 75 26 35 16 BP3TKI MATARAM 100 50 50 7 14 17 BP3TKI KUPANG 100 50 75 75 100 18 BP3TKI DENPASAR 50 50 50 9 18 19 BP3TKI MANADO 50 50 50 27 54 20 BP3TKI PADANG 100 100 50 17 34 21 BP3TKI LAMPUNG 175 50 100 84 84 22 LP3TKI KENDARI 50 25 25 13 52 23 LP3TKI PALU 50 25 25 6 24 TOTAL 2.180 1.475 1475 930 63 1.49 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Indikator sasaran kegiatan 10 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 4 sebagai berikut: 10.1 Jumlah WNIOTKIBTKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha dengan uraian sebagai berikut; Tahun 2016 alokasi kegiatan pemberdayaan TKI purna sejumlah 2.180 orang, dengan adanya efisiensi anggaran maka target berkurang menjadi 1.475 orang. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan melalui APBNP yang dilaksanakan dari target 1.475 orang terealisasi sejumlah 1.475 orang atau 100. 10.2 Persentase TKI purna yang berusahaberwirausaha sebanyak 930 orang atau 63. 10.3 Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIOTKIB Pekerja migran bermasalah dalam proses re-integrasi usaha di desa asalnya. Jumlah kedatangan TKI sebanyak 80.223 orang dan yang terfasilitasi sebanyak 15.157 orang. Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIOTKIB Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya mempunyai target sebesar 30 dari jumlah TKI yang terfasilitasi sebanyak 15.157 orang atau 4.547 orang. Jumlah TKI yang menjadi TKI Berusaha sebanyak 930 orang sehingga realisasi dari persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIOTKIB Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya adalah 20,5 dengan perhitungan sebagai berikut : Jumlah TKI purna berusaha x 100 30 jumlah TKI terfasilitasi pemulangannya Tabel 41. Pelayanan Kedatangan TKI Tahun 2011 sd 2016 Tabel 42. Pelayanan TKI Bermasalah 2011 SD 2016 1.50 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Selain itu juga dilaksanakan pelayanan TKI meninggal yang dipulangkan ke tanah air. Dalam tahun 2016 terdapat sebanyak 244 TKI meninggal yang sudah dipulangkan ke daerah asal, seperti tabel di bawah ini: Selain itu data Remitansi yang dapat dihimpun dari BI dalam tahun 2013 sebesar Rp 88.676.977.377.833,00 atau US 7.40, tahun 2014 sebesar US 8.43 atau lebih kurang Rp 92,756 Triliyun, tahun 2015 sebesar US 9,429,858,927 atau lebih kurang Rp 119,.564 Triliyun dan tahun 2016 sebesar US 7.47. Rincian lebih lanjut dapat dilihat seperti tabel dibawah ini: Tabel 45. Penerimaan Remitansi Tahun 2012 s.d 2016 NO TAHUN REMITANSI dalam US milyar 1 2011 6,73 2 2012 6,99 3 2013 7,40 4 2014 8,34 5 2015 9,42 6 2016 8,85 Tabel 43 Data TKI yang meninggal Kawasan Timur Tengah Tahun 2012 sd 2016 Tabel 44. Data TKI yang meninggal Kawasan Asia Pasifik Tahun 2012 sd 2016 1.51 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel 46. Penerimaan Remitansi berdasarkan Kawasan Tahun 2011 s.d 2016 NO NEGARA Dalam USD TAHUN 2011 2012 2013 2014 2015 2016

I. ASIA

1. MALAYSIA

2.306.257.260,02 2.321.142.954,24 2.560.396.190 2.540.742.074 2.193.764.664 2.299.662.977

2. SINGAPORE

261.004.803,63 307.940.241,76 324.382.931 302.516.893 300.646.876 289.346.410

3. BRUNEI D.

58.664.716,01 75.181.509,38 85.909.168 82.933.630 92.377.289 70.979.166

4. HONGKONG

485.867.677,39 554.011.457,28 587.585.369 572.492.198 733.182.299 683.207.650

5. TAIWAN

492.044.579,57 577.753.172,63 639.362.288 668.971.854 896.531.276 885.724.275

6. KOREA SELATAN

94.210.451,25 123.482.657,41 150.069.708 178.237.455 269.250.754 199.607.454

7. JEPANG

159.936.881,90 174.784.309,80 156.599.286 153.549.183 162.907.565 163.491.122

8. MACAO

42.289.878,06 39.560.695,96 35.201.985 35.927.105 41.079.803 42.340.515

9. AUSTRALIA

3.380.954,43 5.893.591,43 11.123.350 39.851.260 48.124.448 25.752.525 10 SELANDIA BARU 3.304.795 6.665.718 10.023.126 8.176.476 11 LAIN-LAIN 3.160.000,00 11.090.772,42 20.025.752 21.081.490 22.629.546 13.914.474 TOTAL 3.906.817.202,26 4.190.841.362,30 4.573.960.822 4.602.968.860 4.770.517.647 4.682.203.043 II. TIMTENG AFRIKA 1. ARAB SAUDI 2.212.643.923,69 1.938.007.478,09 1.719.950.917 2.266.079.972 2.762.871.034 2.775.547.806 2. UEA 204.148.579,85 205.507.145,13 214.780.389 279.351.716 332.888.998 268.203.210 3. KUWAIT 32.083.424,86 23.261.370,86 27.108.665 37.150.210 41.792.810 37.682.810 4. BAHRAIN 14.203.748,00 17.355.162,00 19.064.102 24.500.755 33.462.909 24.019.679 5. QATAR 49.963.700,58 61.760.360,58 69.376.265 80.885.405 102.422.826 74.749.831 6. OMAN 29.563.627,24 27.791.161,24 29.774.793 54.687.906 102.270.376 71.980.130 7. YORDANIASIRIA 90.006.506,95 77.473.950,95 75.052.503 101.716.663 116.518.155 120.947.244 8. MESIRYAMAN 168.542,00 982.124,00 1.919.746 1.714.855 814.994 438.496 9. CYPRUS 13.808.604,00 13.278.092,00 4.109.550 1.971.558 1.884.252 1.427.945 10. SUDAN 335.738,00 302.766,00 721.880 1.037.112 1.058.778 498.015 11. AFRIKA 5.601.842,00 14.150.840,00 29.631.670 43.495.656 48.582.207 26.148.661 12. LAIN-LAIN 4.648.726,00 13.940.570,00 19.208.142 23.394.106 28.658.198 20.595.112 TOTAL 2.657.176.963,18 2.393.811.020,86 2.210.698.622 2.915.985.916 3.573.225.538 3.422.238.938

III. AMERIKA

1. USA

149.864.656,49 373.515.076,09 531.192.167 690.896.788 922.651.700 651.811.878 TOTAL 149.864.656,49 373.515.076,09 531.192.167 690.896.788 922.651.700 651.811.878 IV EROPA AUSTRALIA 1. BELANDA 2.337.378,09 6.700.319,09 12.335.639 24.501.361 28.738.498 15.138.490 2. ITALY 4.810.162,99 18.808.790,39 28.843.537 32.430.168 36.761.909 28.821.490 3. GERMAN 4.254.423,28 6.219.881,88 10.418.086 18.262.521 19.676.592 13.546.681 4. INGGRIS 2.991.409,43 4.726.397,03 5.963.680 9.279.064 10.888.138 7.880.586 5. PERANCIS 957.104,23 1.574.876,63 2.778.628 3.783.657 3.102.114 2.172.791 6. SPANYOL 5.429.586,98 11.427.262,73 16.037.427 16.732.492 19.331.626 14.504.088 7. LAIN-LAIN 1.233.997,50 10.736.447,50 21.083.395 30.230.018 32.658.530 18.491.519 TOTAL 22.014.062,49 60.193.975,24 97.460.392 135.219.280 151.157.408 100.555.646 TOTAL ALL 6.735.872.884,42 7.018.361.434,50 7.413.312.003 8.345.070.844 9.417.552.292 8.856.809.505 Sumber : Bank Indonesia Dalam Rupiah Rp60.766.730.458.730,30 Rp61.390.745.468.574,70 Rp67.867.555.071.574,10 Rp97.845.955.649.457,30 Rp98.015.890.972.813,60 Rp119.000.092.504.121 Indikator sasaran kegiatan 11 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 4 Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal. Dalam rangka menunjang suksesnya pelaksanaan kegiatan pemberdayaan TKI Tahun 2016 dijalin kerjasama antara mitra lokal, lembaga keuangan dan paguyuban yang telah terbentuk. Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal ditargetkan sebesar 30 terealisasi sebesar 100 yaitu sebanyak 59 MoUPerjanjian kerjasama telah terbentuk dari target 59 MoUPerjanjian Kerjasama. Indikator sasaran kegiatan 12 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 4 adalah Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen dengan target 30 dan Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural, dengan target 92. 1.52 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen. Sebagai bentuk perlindungan terhadap CTKI yang akan berangkat ke Luar negeri yang disinyalir banyak CTKI Non Prosedural, maka dilakukan langkah-langkah pembinaan, pengawasan dan penindakan kepada para lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan. Salah satu bentuk pengawasan terhadap lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan dibentuk jejaring Informasi dari masyarakat informan yang memberikan informasi terhadap kegiatan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan. Bila terdapat kegiatan yang dianggap diduga non prosedural dan informasi itu valid A-1, maka diambil tindakan dengan datang lansung ke tempat kejadian perkara TKP. Dari pelaksanaan kegiatan pada Tahun 2016 telah dilakukan sebanyak 62 kegiatan pengamanan dan pengawasan di beberapa daerah. Dari jumlah tersebut sebanyak 23 kegiatan merupakan hasil dari Jejaring Informasi Masyarakat Informan, sehingga realisasi sebanyak 37 sehingga capaian kinerja mencapai 123,33 37 : 30 x 100. Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural. Dalam rangka pencegahan TKI Nonprosedural dan TPPO dilakukan kegiatan antara lain: 1. Swepping sebanyak 627 CTKI dari 17 PPTKIS dan 3 Perorangan yang telah diproses dan diusulkan penjatuhan sanksi. Dari 627 CTKI, dipulangkan sebanyak 230 CTKI dan 352 CTKI dipulangkan ke daerah asal oleh PPTKIS dan 45 CTKI masih di PPTKIS; 2. Melimpahkan perkara TPPO UU No. 21 Tahun 2007 dan Pelanggaran UU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri ke Kepolisian Negara Republik Indonesia sebanyak 7 tujuh Laporan Polisi diberbagai daerah antara lain : Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, Polda NTB, Polda NTT; 3. Melakukan pengawasan terhadap 58 PPTKIS dan 11 SARKESBLK-LN dengan hasil sebanyak 17 PPTKIS, 2 SARKES, 4 BLK-LN di usulkan Tunda Layan. Dari kegiatan tersebut di atas terhadap indikator kinerja Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural dengan target 92 terealisir sebesar 99,74 hal tersebut dengan perhitungan sebagai berikut : Jumlah hasil sweeping sebesar 627 CTKI dibanding dengan jumlah penempatan secara prosedural sejumlah 234.451 TKI dikalikan 100 maka didapat hasil 0,26, maka persentase TKI yang ditempatkan secara prosedural sebesar 100-0,26 = 99,74, sehingga capaian kinerja pada indikator kinerja presentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural adalah 108. 1.53 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016

3.4.1.5. Sasaran 5 :

Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel. Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian 4 indikator prosentase penyelenggaraan pelayanan terpadu dan professional. Indikator ini sekaligus digunakan guna mengukur kinerja Sekretariat Utama dalam melaksanakan dan memberikan pelayanan dan dukungan administrasi dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI tahun 2016. Tabel 47. Persentase penyelenggaraan pelayanan terpadu dan professional Tahun 2016 No Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 NaikTurun Target Realisasi Target Realisasi 1 Prosentase Unit Layanan Publik UPP 30 48 160 50 100 200 199 Layanan Terpadu Satu Pintu LTSP di BP3TKILP3TKIP4TKI yang mudah, murah dan cepat. 7 LTSP 7 LTSP 100 4 LTSP 3 LTSP 75 25 2 Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai. 70 71 101,43 80 100 125 40,85 3 Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 80 80 100 85 84,70 99,61 0,39 4 Opini BPK atas laporan keuangan WTP WTP 100 WTP WTP 100 100 Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019 Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari indikator kinerja kegiatan yaitu : 5.1 Persentase Unit Layanan Publik UPP dan Layanan Terpadu Satu Pintu LTSP di BP3TKILP3TKIP4TKI yang mudah, murah dan cepat. Dalam rangka pemberian pelayanan Prima kepada TKI yang Mudah, Murah, Cepat dan Aman, BNP2TKI mencanangkan pengembangan UPP dan LTSP pada 48 BP3TKILP3TKIP4TKI dengan standar pelayanan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Untuk tahun 2015 target sasaran ini sebesar 50 atau sebanyak 24 unit dari 48 BP3TKILP3TKIP4TKI yang ada. Pembentukan UPP tahun 2015 sebanyak 18 UPP yaitu BP3TKI Aceh, Medan, Riau, Padang, Palembang, Lampung, Serang, Bali, Kupang, Banjarbaru, Pontianak, Nunukan, Manado, Gorontalo, Makasar, Tj. Pinang dan 2 LP3TKI Kendari dan Palu, sedangkan LTSP sebanyak 8 LTSP yaitu BP3TKI Bandung, Semarang, Surabaya, Mataram, Lampung, Bali, Nunukan, Yokyakarta.