1.29
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Indikator  Sasaran Kegiatan 3 yang menjadi Sasaran Strategis 1 dengan uraian di bawah ini:
3.1 Persentase Padupadan Peta Jumlah KualifikasiKompetensi CTKI Potensi dengan Permintaan. Pada  tahun  2016  target  yang  ditetapkan  sebesar  60  dari  target  pemetaan  hanya tercapai 14,95.
Presentasi kesesuaianpadupadan sesuai dengan peta jumlah kualifikasikompetensi CTKI potensi dengan permintaan  hanya  tercapai  sebanyak  2.941  sedangkan  total demand yang  masuk  sebanyak  19.669
lowongan  kerja  luar  negeri. Data  tersebut  berasal  dari  angka  padu  padan  yang  dihimpun  berasal  dari aktivitas  guna  meningkatkan  padu  padan supply dan demand onlineoffline  melalui  kegiatan job  fair
partisipasi, penyuluhan jabatan, fasilitasi pendaftaran pencari kerja mandiri selama satu tahun . Sasaran
ini  tidak  tercapai  menandakan  masih  adanya  gap  kompetensi  yang  dimiliki  CTKI  dengan  persyaratan kompetensi  yang  diminta  untuk  mengisi  peluang  kerja  yang  ada  dinegara  penempatan.  Untuk
menjembatani  kesenjangan  ini  pemerintah  melaksanakan  kebijakan upgradingskill bagi  CTKI  yang  akan bekerja ke luar negeri, dalam tahun 2016 sudah dilaksanakan sebagai role model di Mataram dan Malang.
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tahun 2017 dengan target sebanyak 5.000 TKI sebagai perwujudan kehadiran negara dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI.
3.2 Persentase  CTKI pendaftar jobinfo  telah  berhasil  ditempatkan  dengan  target 40. Pada  tahun  2016 realisasinya sebesar 17 sehingga capaiannya sebesar 43 sebagaimana uraian tabel 6.
3.4.1.2. Sasaran 2: Meningkatnya  Penempatan  TKLN  memenuhi  syarat  kerja  dan  prosedur  berbasis  Sistem P2TKI.
Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari indikator Persentase  pemanfatan  layanan  SISKOTKLN  yang terintegrasi  oleh  pihak terkait dalam  proses pra  pemberangkatan yang  mudah,  cepat,  transparan. Capaian
pada  sasaran  ini juga digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan Deputi  Bidang  Penempatan dalam memfasilitasi penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri.
Tabel 9. Persentase Pemanfaatan SISKOTKLN yang Terintegrasi.
No Indikator Kinerja Utama
Tahun 2015 Tahun 2016
NaikTurun Target
Realisasi Target
Realisasi
1 Persentase
pemanfaatan layanan  SISKOTKLN  yang
terintegrasi  oleh  pihak  terkait dalam
proses pra
pemberangkatan yang
mudah, cepat, transparan. 180.000
60 152.394
85 84,66
210.000 70
125.176 60
59,61 29,59
Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019
Yang dimaksud dengan persentase dari indikator ini adalah persentase TKI formal yang berhasil ditempatkan. Tahun 2015 sebanyak 300.000 TKI, formal 60 atau 180.000 TKI dengan realisasi 152.394 TKI atau 84,66
dan  tahun  2016  target  penempatan  sebayak  300.000  TKI,  formal 70  atau 210.000  TKI  dengan  realisasi sebanyak 125.176 TKI atau 59,61. Realisasi penempatan TKI sudah terdata dalam SISKOTKLN BNP2TKI.
1.30
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Tabel 10. Perbandingan Capaian Sasaran Kegiatan Tahun 2015-2016.
No Indikator Kinerja Utama
Tahun 2015 Tahun 2016
NaikTurun Target
Realisasi Target
Realisasi
1
Persentase TKI
yang ditempatkan
memiliki dokumen  dan  memenuhi
standar yang ditetapkan 300.000
275.736 92
300.000 234.451
78 14,97
2
Persentase  Penempatan TKI
Formal yang
Memenuhi  Syarat  Kerja dan
Prosedural yang
Berbasis Sistem 180.000
60 152.394
85 210.000
70 125.176
60 17,86
Guna memudahkan memvalidasi data diri TKI di semua Embarkasi, Debarkasi maupun Perwakilan RI,  maka  dikembangkan  e-KTKLN  pengganti  Kartu  Tenaga  Kerja  Luar  Negeri  KTKLN.  Dengan  demikian
dalam  tahun  2016 integrasi  data  SISKOTKLN  dengan  e-KTKLN  secara  keseluruhan sebanyak  sebanyak 234.451  TKI,  dengan  rincian  formal  125.176 TKI  dan  informal  109.275  TKI.    Atas  dasar  ini  maka  capaian
kinerja sasaran ini mencapai 78 dari target tahun 2016 sebesar 100, dengan alasan semua penempatan sudah terdata dan terintegrasi dalam SISKOTKLN sebanyak 234.451 TKI dari target penempatan tahun 2016
sebanyak 300.000 TKI. Persentase  pemanfaatan  layanan  SISKOTKLN  yang  terintegrasi  oleh  pihak  terkait  mengalami
penurunan  sebesar  29,59  dari  perbandingan  realisasi  tahun  2016  dengan  tahun  2015 dikarenakan  target pada tahun 2016 mengalami kenaikan 16,67 dari tahun 2015.
Target  penempatan  secara  keseluruhan  sebesar 300.000 TKI  untuk  tahun  2016 tidak  tercapai  dikarenakan terus dilakukannya perbaikan terhadap sistem penempatan dan kualitas TKI yang akan ditempatkan, sehingga
hanya  TKI yang  benar-benar  siap  untuk  bekerja  di  luar  negeri  yang  akan  diberangkatkan,  dan yang  lebih mempengaruhi adalah disebabkan moratorium terhadap negara-negara penempatan TKI khususnya negara-
negara kawasan Timur Tengah. Integrasi Data yang sudah berjalan  saat ini dengan KL, Perwakilan RI dan Disnaker PropKabKota
serta Lembaga Penempatan, seperti: a
Integrasi data dengan  SIAK  Ditjen  Dukcapil-Kemendagri  untuk  Pemanfaatan  NIK  sebagai  basis  data Penempatan dan Perlindungan TKI;
b Integrasi data dengan  SIMKIM  Ditjen  Imigrasi-Kemenhumham  untuk  pemanfaatan  data  Paspor,
Keberangkatan dan Kepulangan TKI; c
Integrasi  pelayanan  dengan  25  Disnaker  Propinsi  dan  265  Disnaker  KabKota  dalam  proses  SPR, Registrasi Calon TKI  dan Rekomendasi Paspor  TKI;
d Integrasi data dengan 11 Perwakilan RI yaitu KDEI Taiwan, KJRI Hongkong,   KBRI Singapura,  KBRI
Kuala  Lumpur,  KBRI  Kuwait,  KBRI  Brunei  DS, KJRI  Penang,  KJRI  Kota  Kinabalu,  KJRI  Johor  Bahru, KJRI Kuching, KRI Tawau, untuk pemanfaatan data Job Order JO , endors Perjanjian Kerja PK dan
perpanjangan PK TKI;
1.31
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
e Lembaga Penempatan TKI : 450 Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta PPTKIS, 89
Sarana Kesehatan, 451 Balai Latihan Kerja Luar Negeri BLKN, 6 Lembaga Sertifikasi Profesi LSP, 3 Konsorsium Asuransi TKI,  Perbankan 7.
Gambar 8. Sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI.
Gambar 9. Integrasi Sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI.
1.32
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Indikator Sasaran  Kegiatan 4 yang  juga  mendukung Sasaran  Strategis  2 dengan  penjelasan
sebagai berikut : 4.1 Persentase  TKI yang  memiliki  dokumen  dan memenuhi  standar yang  ditetapkan dengan  target 300.000
TKI dengan realisasi penempatan sebanyak 234.451 TKI atau 78 ; 4.2 Persentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem
dengan  target 210.000  TKI  atau 70 dari  jumlah  target  penempatan, sedangkan  realisasi jumlah penempatan tahun 2016 TKI formal sebanyak 125.176 TKI atau 60 dari jumlah penempatan atau 42
dari target penempatan tahun 2016 sebanyak 300.000 TKI, dan informal sebanyak 109,275 orang 48. Perbandingan  realisasi  tahun  2016  dan  2015  mengalami  penurunan  sebesar  18. Penurunan ini
disebabkan oleh pemahaman masyarakat terkait dengan dokumen TKI terabaikan sehingga banyak calon TKI  yang  menempuh  jalur  unprosedural. Sampai saat  ini  masih  menjadi  perhatian  serius  oleh  seluruh
stakeholder dalam tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia sehingga perlu upaya-upaya yang harus dilakukan BNP2TKI antara lain melalui sosialisasi, koordinasi, perbaikan
sistem penempatan, peningkatan kualitas CTKI melalui peningkatan kompetensi, dan lain-lain. Sebagai  data  tambahan  dibawah  ini  disampaikan  data-data  penempatan  TKI  tahun  2011  sd
2016 berdasarkan data yang tercatat pada SISKOTKLN sebagai berikut :
Tabel 11. Penempatan TKI Formal vs Informal 2011 - 2016
Tabel 12. Penempatan TKI berdsarkan Jenis Kelamin 2011 – 2016
1.33
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Tabel 13. Penempatan TKI berdasarkan Provinsi Tahun 2011 sd 2016
Tabel 14. Penempatan TKI berdasarkan 25 KabKota Terbesar Tahun 2011 sd 2016
Dari tabel diatas  dapat  dilihat  Provinsi  yang  memberikan  kontribusi  penempatan  TKI  terbesar  adalah Provinsi  Jawa  Barat,  Jawa  Tengah, Jawa  Timur, Nusa  Tenggara  Barat dan  Lampung.  Berdasarkan  Kab.Kota
yang terbanyak mengirimkan tenaga kerjanya adalah Lombok Timur, Indramayu, Lombok Tengah, Cirebon dan Cilacap.
1.34
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Indikator  Sasaran Kegiatan 5 yang juga mendukung Sasaran Strategis 2 yaitu :
5.1 Persentase  Lembaga  Keuangan  yang  terlibat  dalam  pembiayaan  TKI  Terintegrasi  SISKOTKLN  dengan Transaksi  Non  Tunai  sesuai  data  dari  Sistem  Komputerisasi  Tenaga  Kerja  Luar  Negeri  SISKOTKLN
terdapat  3  lembaga  keuangan  yang  terlibat  dalam  pembiayaan  TKI  terintegrasi  SISKOTKLN  dengan Transaksi  Non Tunai dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. Lembaga keuangan tersebut
yaitu  Bank  BRI,  Bank  BNI  dan  Bank  Mandiri.  Sehingga    persentase  lembaga  keuangan  yang  terlibat dalam pembiayaan TKI  telah mencapai 100 dari target persentase Tahun 2016 sebesar 30
.
Tabel 15. Jumlah TKI dalam pembayaran Asuransi dengan Transaksi Non Tunai
No Perbankan
Jumlah Transaksi Jumlah TKI
Jumlah Pembayaran Rp. 2015
2016 2015
2016 2015
2016 1
BANK MANDIRI 10,856
47.927 70,550
290.110 14,134,180,000
60.981.450.000 2
BANK NEGARA INDONESIA
1,698 7.470
10,078 41.430
1,858,310,000 8.632.440.000
3 BANK RAKYAT
INDONESIA 3,412
12.664 18,101
58.536 3,813,130,000
12.890.340.000 Total
15,966 68.061
98,729 390.076
19,805,620,000 82.504.230.000
Pelaksanaan  transaksi  non  tunai  pada  tahun  2016 meliputi pembayaran  asuransi  TKI, pemeriksaan kesehatan CTKI di Sarana Kesehatan, pendidikan dan pelatihan CTKI di BLKLN dan Uji Kompetensi, hal
ini dilakukan guna mencegah pungutan-pungutan yang tidak semestinya. Pelaksanaan pembayaran non tunai dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI merupakan program terobosan dalam Renstra
tahun 2015 – 2019,  guna  mewujudkan  transparansi dan  akuntabilitas  dalam  proses  pelayanan
penempatan TKI. 5.2 Persentase proses pelayanan TKI sejak pra - keberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan
transaksi secara non tunai. Kebijakan pelayanan keuangan berupa transaksi non tunai akan diberlakukan dalam  proses  penempatan  TKI.  Pelayanan  yang  menggunakan  transaksi  non  tunai  yaitu  pembayaran
asuransi, pemeriksaan kesehatan, pelatihan, uji kompetensi, pembuatan paspor. Transaksi non tunai saat ini  yang  sudah  berjalan  yaitu  pembayaran  asuransi  dan  biaya pemeriksaan  kesehatan.  Sehingga
persentase capaian kinerja sebesar 40. Hal ini berarti proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai berhasil.
Berdasarkan  Data SISKOTKLN  Lembaga  Penempatan; PPTKIS  dari  total  jumlah 496 PPTKIS  yang sudah  terintegrasi  dengan  SISKOTKLN,  yang  melakukan  proses  transaksi  non  tunai sebanyak 450
PPTKIS atau  90,73.  Terjadi selisih sebanyak 46 PPTKIS tidak melakukan transaski non tunai hal ini disebabkan karena tidak melakukan proses penempatan. Seluruh lembaga penempatan PPTKIS telah
menggunakan Sistem Non Tunai yang terkoneksi dengan SISKOTKLN.
1.35
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Indikator  Sasaran  Kegiatan  6 yang  juga  mendukung  capaian Sasaran  Strategis  2 adalah
Persentase tingkat kepatuhan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan yang mematuhi standar pelayanan, dengan uraian capaian kinerja sebagai berikut;
Sesuai data Tunda Layan BNP2TKI Tahun 2016, Lembaga penempatan PPTKIS yang mendapatkan Cabut Tunda Layan sebanyak 28 PPTKIS dan yang mendapatkan Tunda Layan sebanyak 34 PPTKIS dengan Total
64 PPTKIS  dari  jumlah  lembaga  penempatan  496  PPTKIS. Lembaga  Pendukung  Penempatan  BLKLN, SARKES,  dan  LSP yang  mendapatkan  Cabut  Tunda  Layan  dan  Tunda  Layan  sebagai  berikut  :  BLKLN  25
BLKLN dari jumlah 449 BLKLN; Sarana Kesehatan SARKES 22 Sarkes dari jumlah 92 Sarkes. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rekapitulasi di bawah ini :
Tabel 16. Rekapitulasi tunda layan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan
No Lembaga
2015 2016
Cabut Tunda
Layan Tunda
Layan Total
Jumlah Lembaga
Cabut Tunda
Layan Tunda
Layan Total
Jumlah Lembaga
1 PPTKIS
182 13
195 496
28 34
64 496
2 BLKLN
96 25
121 418
9 16
25 449
3 SARKES
4 10
10 157
14 8
22 92
4 LSP
3 3
7 8
Gambar 10. Grafik. Rekap Tunda Layan Lembaga Penempatan  Lembaga Pendukung
Untuk  menjawab Sasaran  2  yaitu  meningkatnya  kepatuhan  lembaga  penempatan  dan  lembaga pendukung  penempatan  terhadap  standar  dan  ketentuan  yang  berlaku  dengan  presentasi  lembaga
penempatan  dan  lembaga  pendukung  penempatan  yang  mematuhi  standar  pelayanan  dengan  target  85  . Berdasarkan data dari hasil Tunda Layan BNP2TKI, Tahun 2016  terdapat 64  lembaga penempatan PPTKIS
yang mendapatkan tunda layan dari total 496 PPTKIS. Berarti terdapat 432 PPTKIS atau 87,10  yang tidak mendapatkan tunda layan. Sehingga tingkat kepatuhan lembaga penempatan terhadap standar dan ketentuan
yang berlaku Tahun 2016 sebesar 87,10, Sedangkan lembaga pendukung penempatan mendapatkan tunda layan  pada Tahun 2016 yaitu terdapat 25 BLKLN  dari total 449 BLKLN, 22 Sarkes dari total 92 Sarkes, dan 0
LSP dari total 8 LSP. Dari jumlah tersebut jumlah lembaga pendukung penempatan BLKLN, SARKES, LSP yang mematuhi standar dan ketentuan yang berlaku tahun 2016 sebesar 90,17.
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
PPTKIS BLKLN
SARKES LSP
TAH UN 2015 TAH UN 2016
1.36
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Tabel 17 KEPATUHAN LEMBAGA PENEMPATAN DAN PENDUKUNG PENEMPATAN
TERHADAP STANDAR DAN KETENTUAN YANG BERLAKU
No Lembaga
2015 2016
Total Tunda
Layan
Jumlah Lembaga
Tidak Patuh
Kepatuhan Total
Tunda Layan
Jumlah Lembaga
Tidak Patuh
Kepat uhan
1 Lembaga Penempatan
39,31 60,69
12,90 87,10
PPTKIS 195
496 39,31
60,69 64
496 12,90
87,10 2
Lembaga Pendukung Penempatan 26,06
73,94 9,83
90,17 BLKLN
121 418
28,95 71,05
25 449
5,57 94,43
SARKES 10
157 6,37
93,63 22
92 23,91
76,09 LSP
3 7
42,86 57,14
8 100
Pembinaan  Lembaga  Penempatan Tahun  2016  telah  dilaksanakan  di  3  tiga  wilayah  yaitu Semarang,  Malang,  dan  Jakarta  dengan  sebanyak  496  PPTKIS  seluruh  Indonesia.  Kegiatan  pengendalian
PPTKIS  merupakan  tindaklanjut  dari  penilaian  kinerjarating  PPTKIS.  Penilaian  kinerjaRating  PPTKIS  dan BLKLN telah dilaksanakan pada 2012 sd 2016 dengan hasil, sebanyak 387 PPTKIS mendapatkan nilai baik.
Pembinaan Lembaga Pendukung Penempatan Tahun 2016 telah dilaksanakan kepada 243 BLKLN dari 449 BLKLN seluruh Indonesia. Pelaksanaan kegiatan tidak bisa maksimal karena lembaga penempatan PPTKIS
dan  lembaga  pendukung  penempatan  BLKLN  vakumtidak  ada  aktivitas  terkendala  dengan  kebijakan Moratorium penempatan TKI kawasan Timur Tengah, perubahan kebijakan secara cepat, tidak tersampaikan
informasi kepada stakeholder, revisi anggaran, sumber daya manusia dan waktu pelaksanaan kegiatan yang terbatas sehingga tidak bisa menjangkau seluruh stakeholder terkait.
Penempatan  TKI dilihat  dari  status  perkawinan,  dari  penempatan  tahun  2016 yang  sudah  menikah sebanyak 120.510 orang atau 51, Cerai sebanyak 18.682 orang atau 8 dan yang belum menikah sebanyak
95.259 orang atau 41.
Tabel 18. Penempatan TKI berdasarkan Status Perkawinan 2011 sd 2016
1.37
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Sedangkan penempatan tahun 2016 kalau dirinci menurut tingkat pendidikan masih dinominasi SLTA ke bawah, dimana yang berpendidikan SD sebanyak 64.395 orang atau 27, SMP sebanyak 95.945 orang atau
41, SMU sebanyak 69.931 orang atau 30, Diploma sebanyak 2.976 orang atau 1, Sarjana sebanyak 1.187 orang dan Pasca Sarjana sebanyak 17 orang.
Tabel 19. Penempatan TKI berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011 sd 2016
Penempatan tenaga kerja Indonesia tahun 2016 terdapat di 145 negara penempatan kawasan Asia Pacifik,  Timur  Tengah  dan  Afrika,  Eropa  dan  Amerika,  sedangkan  tenaga  kerja  Indonesia  bekerja  pada  600
jabatan. Adapun dua puluh lima Negara terbesar penempatan tenaga kerja Indonesia dan 25 jabatan terbesar yang diduduki oleh tenaga kerja Indonesia sebagai berikut :
Tabel 20. Penempatan TKI berdasarkan 25 Negara Penempatan Terbesar
1.38
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Penempatan tenaga kerja Indonesia di 145 negara di dunia dengan menduduki 600 jabatan. Jabatan terbesar masih didominasi oleh jabatan Caregiver,  yaitu sebanyak 54.160 orang  atau 23, Domestic  Worker
sebanyak 45.309 orang  atau 19, Operator sebanyak 32.411 orang  atau  14,  Plantation  Worker  sebanyak 30.834 orang atau 13, dan Worker sebanyak 27.917 orang atau 12.
Di bawah ini dapat dilihat 20 jabatan terbesar yang diduduki TKI tahun 2016 sebagai berikut :
Tabel 21. Penempatan TKI berdasarkan 25 JabatanTerbesar Tahun 2011 sd 2016
Penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri berdasarkan Kelompok Lapangan Usaha Indonesia KLUI, kelompok lapangan usaha yang paling banyak diisi oleh TKI adalah 1 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan  sebanyak 126.846 orang  atau  54,  2 Industri PengolahanManufacture  sebanyak 53.641 orang atau 23, 3 Pertanian,  Peternakan,  Kehutanan  dan  Perikanan  sebanyak 35.351 orang  atau  15,    4
BangunanKonstruksi sebanyak 9.439 orang atau 4, dan 5 Perdagangan, Restoran dan Hotel sebanyak 6.823 orang atau 3. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini;
Tabel 22. Penempatan TKI berdasarkan KLUI Tahun 2011 sd 2016
1.39
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Inikator Sasaran Kegiatan 7 merupakan indikator terakhir dalam mendukung pencapaaian Sasaran
Strategi 2 yaitu, Persentase penempatan yang menggunakan skema G to G dan G to P berbasis pendaftaran
online, dengan capaian sebagai berikut :
Tabel 23. Penempatan G to G dan G to P Tahun  2014-2016
No Indikator Kinerja Utama
Tahun 2015 Tahun 2016
NaikTurun Target
Realisasi Target
Realisasi
1
Prosentase Penempatan
yang  menggunakan  skema G to G dan G to P berbasis
online. 10.000
5.784 57,84
10.000 5.941
59,41 2,71
Kalau dilihat dari target indikator sasaran kegiatan ini yaitu sebesar 10.000, realisasi sebanyak 5.941 TKI atau dengan capaian kinerjanya 59,41 dari jumlah target yang ditetapkan. Realisasi ini baik dari penempatan ke
Jepang 279 orang dan ke Korea Selatan sebanyak 5.662 orang. Penempatan G  to  G  ke  Korea  pada  tahun  2016 dilakukan  secara online dengan  jumlah  pendaftar
4.554 orang.    Dari  jumlah  tersebut  yang  mengikuti  ujian  EPS-TOPIK  sebanyak 4.479  orang  dan  yang  lulus sebanyak 3.748 orang.
Dari  sisi  pelayanan,  sistem online ini  telah  mencapai  pelayanan  100.  Pada  tahun  2015  sebanyak  5.505 orang,  hal  ini  disebabkan  karena  terjadi  pengurangan  Kuota  yang  diberikan  oleh  Pemerintah  Korea  Selatan
karena BNP2TKI telah melakukan moratorium untuk penempatan TKI Fishing ke Korea sebesar 1600 orang. Tahun  2016  penempatan  TKI  ke  Korea  sebanyak  5.662  orang  dari  Kuota  4.400  orang  sehingga  realisasi
penempatan TKI ke Korea mencapai 128,68 dari jumlah kuota. Penempatan TKI ke Jepang program G to G menunjukkan peningkatan yaitu pada tahun 2014 telah
ditempatkan sebanyak 187 orang TKI menjadi pada tahun 2015 sebanyak 282 orang TKI reguler 278 orang TKI  dan  reentry  4  orang  TKI,  mengalami  peningkatan  sebesar  95  orang  TKI  kenaikan  50,80  dan  untuk
tahun 2016 sebanyak 279 TKI yang diberangkatkan dari kuota 348. Pada  tahun  2016,  Program  G  to  G  ke  Jepang  memasuki  tahun  ke-10  penempatan  bagi  kandidat
Nurse  dan  kandidat  Careworker  Program  G  to  G  ke  Jepang  untuk  ditempatkan  pada  tahun  2017.  Untuk penempatan tahun 2017, Indonesia mendapat jumlah kuota penempatan sebanyak 342 tiga ratus empat puluh
dua orang dengan rincian sebagai berikut : Tabel 24. Jumlah Pendaftar Program G to G ke Jepang Tahun 2016
Jabatan Permintaan
Pendaftar
Nurse 42
120 Careworker
300 696
Jumlah 342
816 Pembukaan  pendaftaran  dilaksanakan  pada  tanggal  17  Maret  2016  dengan  menampilkan  pengumuman  di
website BNP2TKI, www.bnp2tki.go.id. Tahapan proses pendaftaran antara lain:
1.40
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
a Para CTKI dapat mendaftar di BP3TKILP3TKIUPT P3TKI seluruh Indonesia sesuai dengan domisili asal dan melakukan registrasi via online pada awal pendaftaran;
b Selanjutnya  para  CTKI  datang  langsung  ke  BP3TKILP3TKIUPT  P3TKI  untuk  melakukan  pendaftaran langsung dengan menyerahkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan sampai batas waktu yang telah
ditentukan.
3.4.1.3. Sasaran 3 : Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan.
Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian indikator utama,
Persentase CTKITKI Bermasalah yang Tertangani
, juga digunakan untuk mengukur  tingkat keberhasilan Deputi  Bidang  Perlindungan dalam memfasilitasi pelayanan perlindungan TKI sejak pra penempatan, selama penempatan dan pemulangan.
Tabel 25. Persentase CTKITKI Bermasalah yang tertangani.
No Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
NaikTurun Target
Realisasi Target
Realisasi
1 Persentase CTKITKI
Bermasalah yang Tertangani
90 98
108,89 92
95 103,26
3,06
Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019
Prestasi pada sasaran ini bertumpu pada penilaian indikator ukuran keberhasilan dari pelaksanaan pelayanan perlindungan kepada CTKITKI sejak pra, selama dan purna penempatan serta pemberdayaan
CTKITKI. Perlindungan TKI tidak dapat dipisahkan dari penempatan TKI, ibarat 2 sisi mata uang. Berbicara
perlindungan TKI dimulai sejak pra penempatan sampai dengan kembali ke daerah asal, dimana mencakup pula masa persiapan sebelum siap berangkat dan bekerja di negara penempatan. Pada prinsipnya secara
umum  perlindungan  TKI  terlaksana  dengan  baik  dalam  artian  semua  pengaduan  permasalahan  TKI diupayakan  penyelesaiannya  dengan  sebaik-baiknya  dan  secepat  mungkin.  Dengan  kata  lain  sebanyak
4.756 pengaduan yang masuk tahun 2016 semuanya sudah difasilitasi penyelesaiannya, sedangkan target pengaduan  tahun  2016  sebanyak  5.000  pengaduan. Target CTKITKI Bermasalah Yang  Tertangani
sebanyak 92 dalam tahun 2016 telah terealisasi sebesar 95 atau mencapai 103 dari target pengaduan sebanyak 5.000 pengaduan.
Persentase realisasi CTKI TKI  bermasalah yang  ditangani  mengalami penurunan sebesar 3,06 dari perbandingan realisasi tahun 2016 dengan tahun 2015 dikarenakan target pada tahun 2016 mengalami
kenaikan 2 dari tahun 2015 sementara realisasi mengalami penurunan. Uraian  capaian  indikator  ini  dapat  diterangkan  melalui  penanganan  TKI  bermasalah,  baik  TKI
bermasalah  yang  pulang  melalui  Debarkasi,  juga  TKI  bermasalah  yang  mengadu  melalui  Crisis  Center BNP2TKI  Tahun  2016 yang  terintegrasi  dengan  KL  terkait  dan  Perwakilan RI, uraian  capaiannya  sebagai
berikut :
1.41
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Tabel 26. Capaian pengaduan yang diselesaikan tahun 2015-2016
No Indikator Kinerja Utama
Tahun 2015 Tahun 2016
NaikTurun Target
Realisasi Target
Realisasi
1 Persentase  pengaduan  yang
diproses di  layanan  crisis center  berbasis  sistem  yang
terintegrasi dengan
KL terkaitPerwakilan RI
100 5.000
98 4.894
98 100
5.000 95
4.756 95
3,06 2
Persentase TKI
yang melakukan
pengaduan melalui
fasilitas Early
Warning Sistem 10
10 100
30 30
100 100
Pada  tahun  2016 pengaduan  yang  diproses  melalui  Crisis  Center sebanyak 4.756 pengaduan, menurun dibandingkan  pada  tahun  2015 sebanyak 4.894. Dari  jumlah  kasus  tersebut  dapat  dilayani  dan  diproses
keseluruhannya, walaupun masih ada yang menunggu hasil penyelesaiannya oleh pihak eksternal BNP2TKI.
Tabel 27. Pengaduan berdasarkan Media pengaduan 2011 sd 2016
MEDIA PENGADUAN
2011 2012
2013 2014
2015 2016
Total Langsung
29 29
Surat 11
42 49
163 261
237 763
Email 28
304 198
311 314
142 1.297
SMS 162
643 625
545 858
422 3.255
Telepon 43
116 269
317 605
226 1.576
Lain-lain 4.376
4.318 3.291
2.606 2.856
3.700 21.147 Total
4.620 5.423
4.432 3.942
4.894 4.756 28.067
1000 2000
3000 4000
5000 6000
2011 2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah Pengaduan
Gambar 13. Grafik Trend Kasus dari tahun 2011 sd 2016
STATUS PENGADUAN 2011
2012 2013
2014 2015
2016 Total
Pengaduan Baru Proses Validasi
Proses Distribusi Penentuan Unit Kerja
138 138
Internal BNP2TKI
64 319
383
External BNP2TKI
6 214
220
Pengaduan Selesai
4.620 5.423
4.432 3.942 4.824
4.085 27.326
Total pengaduan
4.620 5.423
4.432 3.942 4.894
4.756 28.067
Tabel 28. Pengaduan berdasarkan Status pengaduan 2011 sd 2016
Jumlah  pengaduan  dari  tahun  2011 – 2016  sebanyak  28.067  pengaduan,  pengaduan  yang  sudah diselesaikan  sebanyak  27.326  pengaduan. Terdapat  pengaduan  yang  masih  dalam  proses  sebesar  741
pengaduan.
1.42
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Tabel 29. Pengaduan TKI berdasarkan Provinsi 2011 sd 2016
NO PROVINSI
2011 2012
2013 2014
2015 2016
Total
1 ACEH
4 23
25 72
53 177
2 SUMATERA UTARA
9 40
46 73
137 147
452 3
SUMATERA BARAT 3
3 1
4 6
15 32
4 KEPULAUAN RIAU
2 7
7 8
11 38
73 5
RIAU 3
1 5
3 15
15 42
6 JAMBI
3 1
5 20
17 51
97 7
SUMATERA SELATAN 12
51 34
22 41
50 210
8 BENGKULU
1 11
3 3
4 7
29 9
LAMPUNG 66
111 80
103 199
207 766
10 BANGKA BELITUNG
1 1
2 11
BANTEN 195
269 195
178 130
166 1.133
12 DKI JAKARTA
77 152
79 38
38 53
437 13
JAWA BARAT 1.493
2.497 1.848
1.343 1.334
1.441 9.956
14 JAWA TENGAH
250 378
340 424
445 641
2.478 15
DI YOGYAKARTA 6
33 27
30 38
30 164
16 JAWA TIMUR
155 246
272 279
597 363
1.912 17
BALI 21
15 27
22 26
111 18
NUSA TENGGARA  BARAT 228
709 549
423 481
483 2.873
19 NUSA TENGGARA  TIMUR
32 73
98 181
460 267
1.111 20
KALIMANTAN BARAT 12
18 42
18 30
27 147
21 KALIMANTAN TENGAH
1 3
1 5
22 KALIMANTAN SELATAN
15 18
11 9
19 10
82 23
KALIMANTAN TIMUR 3
1 1
8 14
2 29
24 SULAWESI SELATAN
11 31
41 62
112 35
292 25
SULAWESI TENGGARA 4
8 5
12 8
37 26
SULAWESI TENGAH 13
21 16
31 36
20 137
27 SULAWESI UTARA
2 18
24 21
29 25
119 28
SULAWESI BARAT 1
2 2
6 12
16 39
29 GORONTALO
1 1
4 2
1 9
30 MALUKU
2 13
8 1
1 4
29 31
MALUKU UTARA 1
5 3
9 32
PAPUA 1
1 2
33 PAPUA BARAT
1 2
3 34
Lainnya 2.020
692 648
586 573
554 5.073
Total 4.620
5.423 4.432
3.942 4.894
4.756 28.067
Tabel 30. Pengaduan TKI berdasarkan Negara Penempatan 2011 sd 2016
NO NEGARA
2011 2012
2013 2014
2015 2016
Total 1
SAUDI ARABIA 2.884
2.766 1.863
1.294 1.103
1.145
11.055 2
MALAYSIA 387
613 723
886 1.994
1.535
6.138 3
TAIWAN 161
204 345
277 274
442
1.703 4
UNITED ARAB EMIRATES 170
305 262
280 264
314
1.595 5
SYRIA 137
345 166
129 99
97
973 6
JORDAN 253
282 188
132 70
47
972 7
SINGAPORE 102
149 110
152 154
204
871 8
OMAN 66
109 147
155 158
122
757 9
QATAR 59
94 189
126 93
75
636 10
HONG KONG 42
76 86
89 102
195
590 11
KUWAIT 172
138 86
55 56
52
559 12
BAHRAIN 29
64 64
86 107
102
452 13
BRUNEI DARUSSALAM 17
40 25
63 79
92
316 14
KOREA SELATAN 42
63 35
51 55
65
311 15
EGYPT 11
17 10
9 33
13
93 16
ALGERIA 2
11 3
2 10
37
65 17
TURKEY 1
6 3
15 15
21
61 18
CHINA 1
1 3
7 25
16
53 19
CANADA 1
12 3
10 22
4
52 20
JAPAN 6
3 3
7 11
12
42 21
LAINNYA 77
125 118
117 170
166
773 TOTAL
4.620 5.423
4.432 3.942
4.894 4.756
28.067
1.43
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Tabel.31. Pengaduan TKI berdasarkan Jenis Masalah 2011 sd 2016
NO JENIS MASALAH
2011 2012
2013 2014
2015 2016
Total 1
Sakit 253
298 293
258 314
312 1.728
2 Gaji tidak dibayar
1.119 898
666 514
488 472
4.157 3
TKI Ingin Dipulangkan 307
1.029 1.055 817
524 357
4.089 4
Putus Hubungan Komunikasi 1.155
634 527
357 287
246 3.206
5 Pekerjaan tidak sesuai PK
450 622
329 234
171 182
1.988 6
Pemutusan hubungan kerja sebelum masa perjanjian kerja berakhir
75 147
147 90
167 705
1.331 7
TKI gagal berangkat 85
84 96
134 658
143 1.200
8 Tindak kekerasan dari majikan
290 206
120 105
104 79
904 9
Overstay 53
279 213
545 10
TKI mengalami kecelakaan 47
97 89
94 95
77 499
11 TKI tidak berdokumen
35 30
120 73
81 133
472 12
TKI dalam tahananproses tahanan 88
97 60
63 46
57 411
13 Tidak dipulangkan meski kontrak kerja
selesai 41
177 121
339 14
Potongan gaji melebihi ketentuan 59
60 38
33 34
109 333
15 Penahanan paspor atau dokumen lainnya
oleh PPTKIS 42
88 56
50 39
55 330
16 Ilegal Rekrut calon TKI
11 31
37 103
37 100
319 17
Lari dari majikan Saudi 67
60 44
41 27
24 263
18 TKI tidak punya ongkos pulang
13 24
30 19
132 31
249 19
TKI tidak harmonis dengan pengguna 57
40 45
47 20
23 232
20 Pelecehan seksual
71 68
40 22
11 10
222 21
Lainnya 396
910 640
794 1.203 1.307 5.250
TOTAL 4.620 5.423 4.432 3.942 4.894 4.756 28.067
Pelayanan pengaduan dilaksanakan dengan melakukan : 1 Validasi  dokumen  pengaduan, untuk  dapat  ditindak  lanjuti  diperlukan  dukungan  dokumen  antara  lain:
fotokopi paspor, perjanjian kerja, perjanjian penempatan, KTKLN, Kartu keluarga, ID Majikan dan surat kuasa bagi yang diwakilkan. Dari total pengaduan masuk selama periode tahun 2016 sebanyak 54.288
pengaduan, setelah  dilakukan  validasi  dokumen  pengaduan  terdapat  jumlah  pengaduan  valid  yang diterima oleh Pusat Pelayanan Pengaduan TKI Crisis Center sebanyak 4.756 kasus;
2 Analisis  pengaduan, meliputi  pengelompokkan  jenis  pengaduan  kasus  ketenagakerjaan  atau  non- ketenagakerjaan,  mengelompokkan  sifat  pengaduan  urgent  atau  non-urgent.
Pengaduan Ketenagakerjaan sebanyak 1.711 pengaduan dan jenis pengaduan Non-ketenagakerjaan sebanyak 3.045
pengaduan; 3 Verifikasi  dokumen pengaduan, dari jumlah pengaduan yang masuk selama tahun 2016 sebesar 4.756
pengaduan,  setelah  diverifikasi,  pengaduan  yang  dapat  diprosesditangani  sejumlah 2.490 Pengaduan 52,35 di Crisis Center BNP2TKI, 2.266  47,65  Pengaduan di Crisis Center BP3TKI;
4 Monitoring dan evaluasi kasus, selama tahun 2016 dapat direkomendasikan ke unit eksternal sejumlah 227 kasus dan di unit internal sejumlah 3.939 kasus. Rekomendasi ke unit eksternal ini dilakukan karena
penanganan kasus tersebut berada di luar kewenangan BNP2TKI, dan perkembangannya tetap dimonitor oleh BNP2TKI.
1.44
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Indikator Sasaran  kegiatan  8 yang  mendukung pencapaian Sasaran  Strategis  3 adalah
Persentase  TKI  yang  melakukan  pengaduan  melalui  fasilitas Early  Warning  System. Early  Warning  System EWS  merupakan  salah  satu  langkah  deteksi  dini  dan  langkah  cepat  tanggap immediate  response  dalam
rangka  menghadirkan  pelayanan  langsung  perlindungan  TKI  di  Luar  Negeri  dengan  penyediakan  beberapa fitur.
1. Fitur Layanan Pengaduan  berupa pengaduan kasus, Klaim asuransi; 2. Fitur Layanan Darurat berupa emergency call, emergency SMS, Panic Button;
3. Fitur Keberadaan TKI berupa Pencarian lokasi berdasarkan poisisi HP; 4. Fitur  Layanan  Informasi  berupa  Pencarian  alamat  perwakilan,  prosedur  pengaduan,  profil  Negara
penempatan, dll Dalam  rangka  pelaksanaan  kegiatan  EWS  telah  dilakukan  beberapa  kali  rapat  dengan  penyedia provider
telkom. 1. Rapat pertama dalam rangka pembangunan sistem EWS;
2. Rapat kedua dalam rangka penentuan fitur layanan EWS; 3. Rapat ketiga dalam rangka penentuan Provider EWS;
4. Rapat keempat dalam rangka pembebanan biaya belum ada kesepakatan; 5. Rapat kelima Uji coba penggunaan fitur EWS demo sistem;
6. Rapat keenam dalam rangka tempat operasional EWS; 7. Rapat ketujuh dalam rangka pembuatan draft SOP EWS;
8. Rapat kedelapan dalam rangka persiapan lounching. Terkait rapat tersebut diatas, kami menyimpulkan bahwa terhadapat indikator persentase TKI yang melakukan
pengaduan melalui fasilitas Early Warning System target 10 telah tercapai.
Indikator Sasaran  kegiatan  9 yang  mendukung  pencapaian Sasaran  Strategis  3 dengan
indikator  persentase  menurunya  permasalahan  CTKITKI  dan  persentase  CTKITKI  bermasalah  yang mendapatkan pendampingan hukum.
Tabel. 32. Perbandingan capaian Sasaran kegiatan 9 Tahun 2015-2016
No Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
NaikTurun Target
Realisasi Target
Realisasi
1 Persentase  menurunnya
permasalahan CTKI TKI 30
62.796 30
19.029 100
25 43.957
34,48 15.157
180 80
2 Persentase CTKITKI
bermasalah yang mendapatkan
pendampingan hukum 100
4.775 70
3.348 70
100 4.756
70 4.000
84 20
Berdasarkan  data  kedatangan  tahun  2015    sejumlah 114.796 orang  dan  data  kepulangan  TKI  bermasalah sejumlah 19.029 orang, dan tahun 2016 data kepulangan TKI sebanyak 80.223 orang dengan TKI bermasalah
sebanyak 15.157 orang.
1.45
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Tabel. 33. Kedatangan TKI berdasarkan 8 Debarkasi 2011 sd 2016 SIPENDAKI
Tabel. 34 Kedatangan TKI Bermasalah berdasarkan Debarkasi 2011 sd 2016 SIPENDAKI
Sedangkan  berdasarkan data  dari Imigrasi mengenai data  kepulangan  TKI pada tahun  2015  sebanyak 332.335 orang  dan  tahun  2016  sebanyak  329.632 orang.  Perbedaan  data  imigrasi  ini  dengan  data
SIPENDAKI BNP2TKI karena tidak semua TKI terdata di SIPENDAKI yang disebabkan tidak ada kewajiban untuk melaporkan kepulangannya. Pada umumnya yang terdata pada sistem SIPENDAKI BNP2TKI adalah
TKI  bermasalah  dan yang  ingin  difasilitasi  kepulangannya  ke  daerah  masing-masing,  sedangkan pendataan Imigrasi merupakan pintu masuk yang harus dilalui oleh semua atau setiap individu yang baru
pulang  dari  luar  negeri.  Berdasarkan  data  yang  ditarik  dari  sistim  imigrasi  didapatkan  data  kepulangan berdasarkan negara dan tempat pemeriksaan imigrasi sebagai mana tabel dibawah ini:
Tabel. 35 Kedatangan TKI berdasarkan Negara Tahun 2015 – 2016 Data Imigrasi
1.46
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Tabel. 36 Kedatangan TKI berdasarkan Provinsi Tahun 2015 – 2016 Data Imigrasi
Tabel. 37 Kedatangan TKI berdasarkan TPI Tahun 2015 – 2016 Data Imigrasi
Dilihat dari perbedaan data kepulangan TKI antara SIPENDAKI BNP2TKI dan data Imigrasi dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih dari 70 TKI yang pulang secara mandiri, serta berhasil dalam menjalani masa
kerjanya di luar negeri dan membawa dampak kesejahteraan untuk keluarganya.
3.4.1.4. Sasaran 4: Meningkatnya CTKITKI Purna yang Berwirausaha.
Capaian pada  sasaran  ini  berdasarkan pada penilaian satu indikator utama, yaitu Persentase  TKI  Purna yang  Menjadi  Wirausaha. Indikator ini  sekaligus  digunakan  guna  mengukur  kinerja  Deputi Bidang
Perlindungan dalam  melaksanakan  dan  memberikan  pelayanan  perlindungan  terhadap  CTKITKI  tahun 2016.
1.47
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Tabel 38. Capaian persentase TKI Purna yang menjadi Wirausaha Tahun 2016
No Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
NaikTurun Target
Realisasi Target
Realisasi
1
Persentase  TKI Purna Yang Menjadi Wirausaha
32 40
125 34
63 185,29
57,50
Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019
Persentase TKI Purna yang menjadi Wirausaha dengan Target 34, dapat direalisasikan sebesar 63  atau  capaian kinerjanya  sebesar  185,29. Capaian  kinerja  Pemberdayaan  TKI  Purna  dilakukan
melalui kegiatan Edukasi KeuanganPerbankan dan Edukasi Kewirausahaan yang dilaksanakan oleh UPT di Daerah. Pemberdayaan TKI Purna juga melibatkan Lembaga dan Instansi terkait lainnya atau Lembaga
InternasionalLSMLembaga Swasta lainnya. Tahun  2016  dilaksanakan  Pemberdayaan  TKI  Purna  Terintegrasi  melalui  edukasi  pengelolaan
keuangan dan wirausaha sebanyak 2.180 TKI, dengan adanya efisiensi anggaran target berkurang menjadi 1.475 TKI. Target TKI yang menjadi wirausaha yaitu sebesar 34 atau 501 TKI. Capaian kinerja tahun 2016
TKI Purna yang menjadi wirausaha sebanyak 930 TKI atau 63. Pada  tahun  2015,  dari  15.000  orang  yang  mendapat  edukasi  pengelolaan  keuangan  dan
wirausaha, ditargetkan sebanyak 32 TKI Purna yang menjadi wirausaha yaitu 4.800 orang. Berdasarkan data yang ada jumlah TKI  Purna yang menjadi wirausaha pada tahun 2015 sebanyak 6.047 orang 40,3.
Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa target pelaksanaan pemberdayaan TKI Purna agar dapat berwirausaha  dan  mandiri mengalami  kenaikan  sebesar  57  dari  tahun  2015.  Hal  ini  disebabkan
para TKI purna telah membuat usaha mandiri dan membuka industri rumah tangga di daerahnya sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya keluarga TKI.
Tabel 39. Pemberdayaan TKI Purna Tahun 2011 sd 2016 No
RPJMN Target RKP
CAPAIAN Total
Tahun Jml org
Edukasi Keuangan
Edukasi Kewirausahaan
1. Pemberdayaan
TKI Purna 2011
3.000 1810
1.190 3.000
2012 3.500
1.800 1.700
3.500 2013
4.000 2.150
2.300 4.450
2014 4.500
2.300 2.200
4.500
Sedangkan  mulai  tahun  2015  dan  2016  dilaksanakan  Pemberdayaan  Terintegrasi  dengan  target  dan realisasi sebagai berikut:
No RPJMN
Target RKP Realisasi
Tahun Jml org
1. Pemberdayaan TKI Purna
Terintegrasi 2015
15.000 14.498
2016 1.475
1.475
1.48
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Gambar 14. Grafik Pemberdayaan TKI Purna Tahun 2011 sd 2016
1 0 00 2 0 00
3 0 00 4 0 00
5 0 00
2 0 11 2 0 12
2 0 13 2 0 14
2 0 15 2 0 16
3 0 00 3 5 00
4 0 00 4 5 00
1 5 000
1 4 75 3 0 00
3 5 00 4 4 50
4 5 50 1 4 498
1 4 75
Target Realisasi
Tabel 40. Rekapitulasi Data TKI yang berwirausaha tahun 2016
NO BP3TKI
TARGET AWAL
TARGET SETELAH PENGHEMATAN
REALISASI OUTCOMES
JLH TKI BERWIRAUSAHA
1 BP3TKI BANDA ACEH
50 25
25 8
32 2
BP3TKI MEDAN 100
100 100
35 35
3 BP3TKI PEKANBARU
50 -
- -
- 4
BP3TKI PALEMBANG 50
50 50
40 80
5 BP3TKI TANJUNG PINANG
- -
- -
- 6
BP3TKI CIRACAS 100
75 75
32 43
7 BP3TKI PONTIANAK
100 100
100 69
69 8
BP3TKI BANDUNG 200
200 200
128 64
9 BP3TKI SEMARANG
200 250
225 225
100 10
BP3TKI YOGYAKARTA 100
50 50
17 34
11 LP3TKI SURABAYA
130 50
50 38
76 12
BP3TKI SERANG 100
50 50
34 68
13 BP3TKI BANJARBARU
100 -
50 40
80 14
BP3TKI NUNUKAN 125
75 15
BP3TKI MAKASSAR 100
50 75
26 35
16 BP3TKI MATARAM
100 50
50 7
14 17
BP3TKI KUPANG 100
50 75
75 100
18 BP3TKI DENPASAR
50 50
50 9
18 19
BP3TKI MANADO 50
50 50
27 54
20 BP3TKI PADANG
100 100
50 17
34 21
BP3TKI LAMPUNG 175
50 100
84 84
22 LP3TKI KENDARI
50 25
25 13
52 23
LP3TKI PALU 50
25 25
6 24
TOTAL 2.180
1.475 1475
930 63
1.49
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Indikator sasaran kegiatan 10 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 4 sebagai berikut:
10.1 Jumlah  WNIOTKIBTKI  Purna  dan  Keluarganya  yang  mendapat  edukasi  pengelolaan  keuangan  dan wirausaha dengan uraian sebagai berikut;
Tahun  2016 alokasi kegiatan pemberdayaan TKI purna sejumlah 2.180 orang,  dengan  adanya efisiensi anggaran maka target berkurang menjadi 1.475 orang. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan melalui APBNP
yang dilaksanakan dari target 1.475 orang terealisasi sejumlah 1.475 orang atau 100. 10.2 Persentase TKI purna yang berusahaberwirausaha sebanyak 930 orang atau 63.
10.3 Persentase  terfasilitasi  pemulangan  dan  pemberdayaan  WNIOTKIB  Pekerja  migran  bermasalah    dalam proses re-integrasi usaha di desa asalnya.
Jumlah kedatangan TKI sebanyak 80.223 orang dan yang terfasilitasi sebanyak 15.157 orang. Persentase terfasilitasi  pemulangan  dan  pemberdayaan  WNIOTKIB  Pekerja  migran  bermasalah    dalam  proses  re
integrasi usaha di desa asalnya mempunyai target sebesar 30 dari jumlah TKI yang terfasilitasi sebanyak
15.157  orang  atau 4.547 orang. Jumlah  TKI  yang  menjadi  TKI  Berusaha  sebanyak 930 orang  sehingga
realisasi  dari  persentase  terfasilitasi  pemulangan  dan  pemberdayaan  WNIOTKIB  Pekerja  migran bermasalah    dalam  proses  re  integrasi  usaha  di  desa  asalnya adalah 20,5  dengan  perhitungan  sebagai
berikut : Jumlah TKI purna berusaha
x 100 30 jumlah TKI terfasilitasi pemulangannya
Tabel 41. Pelayanan Kedatangan TKI Tahun 2011 sd 2016
Tabel 42. Pelayanan TKI Bermasalah 2011 SD 2016
1.50
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Selain  itu  juga  dilaksanakan  pelayanan  TKI  meninggal  yang  dipulangkan  ke tanah  air. Dalam  tahun  2016 terdapat sebanyak 244 TKI meninggal yang sudah dipulangkan ke daerah asal, seperti tabel di bawah ini:
Selain itu data Remitansi yang dapat dihimpun dari BI dalam tahun 2013 sebesar Rp 88.676.977.377.833,00 atau US  7.40,  tahun 2014 sebesar US  8.43 atau lebih kurang Rp 92,756 Triliyun, tahun 2015 sebesar
US 9,429,858,927 atau lebih kurang Rp 119,.564 Triliyun dan tahun 2016 sebesar US  7.47. Rincian lebih lanjut dapat dilihat seperti tabel dibawah ini:
Tabel 45. Penerimaan Remitansi Tahun 2012 s.d 2016
NO TAHUN
REMITANSI   dalam US milyar 1
2011 6,73
2 2012
6,99 3
2013 7,40
4 2014
8,34 5
2015 9,42
6 2016
8,85
Tabel 43 Data TKI yang meninggal Kawasan Timur Tengah Tahun 2012 sd 2016
Tabel 44. Data TKI yang meninggal Kawasan Asia Pasifik Tahun 2012 sd 2016
1.51
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Tabel 46. Penerimaan Remitansi berdasarkan Kawasan Tahun 2011 s.d 2016
NO NEGARA
Dalam USD TAHUN
2011 2012
2013 2014
2015 2016
I. ASIA
1. MALAYSIA
2.306.257.260,02 2.321.142.954,24
2.560.396.190 2.540.742.074
2.193.764.664 2.299.662.977
2. SINGAPORE
261.004.803,63 307.940.241,76
324.382.931 302.516.893
300.646.876 289.346.410
3. BRUNEI D.
58.664.716,01 75.181.509,38
85.909.168 82.933.630
92.377.289 70.979.166
4. HONGKONG
485.867.677,39 554.011.457,28
587.585.369 572.492.198
733.182.299 683.207.650
5. TAIWAN
492.044.579,57 577.753.172,63
639.362.288 668.971.854
896.531.276 885.724.275
6. KOREA SELATAN
94.210.451,25 123.482.657,41
150.069.708 178.237.455
269.250.754 199.607.454
7. JEPANG
159.936.881,90 174.784.309,80
156.599.286 153.549.183
162.907.565 163.491.122
8. MACAO
42.289.878,06 39.560.695,96
35.201.985 35.927.105
41.079.803 42.340.515
9. AUSTRALIA
3.380.954,43 5.893.591,43
11.123.350 39.851.260
48.124.448 25.752.525
10 SELANDIA BARU
3.304.795 6.665.718
10.023.126 8.176.476
11 LAIN-LAIN
3.160.000,00 11.090.772,42
20.025.752 21.081.490
22.629.546 13.914.474
TOTAL 3.906.817.202,26
4.190.841.362,30 4.573.960.822
4.602.968.860 4.770.517.647
4.682.203.043 II.
TIMTENG  AFRIKA 1.
ARAB SAUDI 2.212.643.923,69
1.938.007.478,09 1.719.950.917
2.266.079.972 2.762.871.034
2.775.547.806 2.
UEA 204.148.579,85
205.507.145,13 214.780.389
279.351.716 332.888.998
268.203.210 3.
KUWAIT 32.083.424,86
23.261.370,86 27.108.665
37.150.210 41.792.810
37.682.810 4.
BAHRAIN 14.203.748,00
17.355.162,00 19.064.102
24.500.755 33.462.909
24.019.679 5.
QATAR 49.963.700,58
61.760.360,58 69.376.265
80.885.405 102.422.826
74.749.831 6.
OMAN 29.563.627,24
27.791.161,24 29.774.793
54.687.906 102.270.376
71.980.130 7.
YORDANIASIRIA 90.006.506,95
77.473.950,95 75.052.503
101.716.663 116.518.155
120.947.244 8.
MESIRYAMAN 168.542,00
982.124,00 1.919.746
1.714.855 814.994
438.496 9.
CYPRUS 13.808.604,00
13.278.092,00 4.109.550
1.971.558 1.884.252
1.427.945 10.
SUDAN 335.738,00
302.766,00 721.880
1.037.112 1.058.778
498.015 11.
AFRIKA 5.601.842,00
14.150.840,00 29.631.670
43.495.656 48.582.207
26.148.661 12.
LAIN-LAIN 4.648.726,00
13.940.570,00 19.208.142
23.394.106 28.658.198
20.595.112 TOTAL
2.657.176.963,18 2.393.811.020,86
2.210.698.622 2.915.985.916
3.573.225.538 3.422.238.938
III. AMERIKA
1. USA
149.864.656,49 373.515.076,09
531.192.167 690.896.788
922.651.700 651.811.878
TOTAL 149.864.656,49
373.515.076,09 531.192.167
690.896.788 922.651.700
651.811.878 IV
EROPA  AUSTRALIA 1.
BELANDA 2.337.378,09
6.700.319,09 12.335.639
24.501.361 28.738.498
15.138.490 2.
ITALY 4.810.162,99
18.808.790,39 28.843.537
32.430.168 36.761.909
28.821.490 3.
GERMAN 4.254.423,28
6.219.881,88 10.418.086
18.262.521 19.676.592
13.546.681 4.
INGGRIS 2.991.409,43
4.726.397,03 5.963.680
9.279.064 10.888.138
7.880.586 5.
PERANCIS 957.104,23
1.574.876,63 2.778.628
3.783.657 3.102.114
2.172.791 6.
SPANYOL 5.429.586,98
11.427.262,73 16.037.427
16.732.492 19.331.626
14.504.088 7.
LAIN-LAIN 1.233.997,50
10.736.447,50 21.083.395
30.230.018 32.658.530
18.491.519 TOTAL
22.014.062,49 60.193.975,24
97.460.392 135.219.280
151.157.408 100.555.646
TOTAL ALL 6.735.872.884,42
7.018.361.434,50 7.413.312.003
8.345.070.844 9.417.552.292
8.856.809.505 Sumber : Bank Indonesia
Dalam Rupiah Rp60.766.730.458.730,30
Rp61.390.745.468.574,70 Rp67.867.555.071.574,10
Rp97.845.955.649.457,30 Rp98.015.890.972.813,60
Rp119.000.092.504.121
Indikator  sasaran  kegiatan  11 yang  mendukung  pencapaian Sasaran  Strategis  4 Persentase
kerjasama  dengan  lembaga  keuangan  dan  donor  dalam  rangka  menunjang  pelaksanaan  pembekalan  dan penyediaan bantuan modal. Dalam rangka menunjang suksesnya pelaksanaan kegiatan pemberdayaan TKI
Tahun 2016 dijalin kerjasama  antara  mitra  lokal,  lembaga keuangan  dan  paguyuban  yang  telah  terbentuk. Persentase  kerjasama  dengan  lembaga  keuangan  dan  donor  dalam  rangka  menunjang  pelaksanaan
pembekalan  dan  penyediaan  bantuan  modal ditargetkan  sebesar 30  terealisasi  sebesar 100  yaitu sebanyak 59 MoUPerjanjian kerjasama telah terbentuk dari target 59 MoUPerjanjian Kerjasama.
Indikator  sasaran  kegiatan  12 yang  mendukung  pencapaian Sasaran  Strategis  4 adalah
Persentase  sistem  monitoring  perlindungan  berbasis  informasi  unit  intelijen dengan  target  30 dan Persentase  meningkatnya  TKI  yang  berangkat  secara  prosedural  di  kantong  TKI  non prosedural, dengan
target 92.
1.52
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
Persentase  sistem  monitoring  perlindungan  berbasis  informasi  unit  intelijen. Sebagai  bentuk perlindungan  terhadap  CTKI  yang  akan  berangkat  ke  Luar  negeri  yang  disinyalir  banyak  CTKI  Non
Prosedural,  maka dilakukan langkah-langkah  pembinaan,  pengawasan  dan  penindakan  kepada  para lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan.
Salah  satu  bentuk  pengawasan  terhadap  lembaga  penempatan  dan  lembaga  pendukung penempatan dibentuk jejaring Informasi dari masyarakat informan yang memberikan informasi terhadap
kegiatan  lembaga  penempatan  dan  lembaga  pendukung  penempatan. Bila  terdapat  kegiatan  yang dianggap  diduga  non  prosedural  dan  informasi  itu valid A-1,  maka diambil tindakan  dengan  datang
lansung ke tempat kejadian perkara TKP. Dari  pelaksanaan  kegiatan  pada  Tahun  2016 telah  dilakukan  sebanyak 62 kegiatan
pengamanan  dan  pengawasan  di  beberapa  daerah.  Dari  jumlah  tersebut  sebanyak  23 kegiatan merupakan  hasil  dari  Jejaring  Informasi  Masyarakat Informan,  sehingga  realisasi  sebanyak  37
sehingga capaian kinerja mencapai 123,33 37 : 30 x 100. Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural.
Dalam rangka pencegahan TKI Nonprosedural dan TPPO dilakukan kegiatan antara lain: 1. Swepping sebanyak 627 CTKI dari 17 PPTKIS dan 3 Perorangan yang telah diproses dan diusulkan
penjatuhan  sanksi.  Dari  627  CTKI,  dipulangkan  sebanyak  230  CTKI  dan  352  CTKI  dipulangkan  ke daerah asal oleh PPTKIS dan 45 CTKI masih di PPTKIS;
2. Melimpahkan  perkara  TPPO  UU  No.  21  Tahun  2007  dan  Pelanggaran  UU  No.  39  Tahun  2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri ke Kepolisian Negara
Republik  Indonesia  sebanyak  7  tujuh  Laporan  Polisi  diberbagai  daerah  antara  lain  :  Polda  Jawa Barat, Polda Metro Jaya, Polda NTB, Polda NTT;
3. Melakukan  pengawasan terhadap 58  PPTKIS  dan  11  SARKESBLK-LN dengan hasil  sebanyak  17 PPTKIS, 2 SARKES, 4 BLK-LN di usulkan Tunda Layan.
Dari  kegiatan tersebut  di  atas  terhadap  indikator  kinerja  Persentase  meningkatnya  TKI yang  berangkat secara  prosedural  di  kantong  TKI  non  prosedural  dengan  target  92  terealisir  sebesar  99,74  hal
tersebut  dengan  perhitungan  sebagai  berikut  : Jumlah  hasil  sweeping  sebesar  627  CTKI  dibanding dengan jumlah penempatan secara prosedural sejumlah 234.451 TKI dikalikan 100 maka didapat hasil
0,26,  maka  persentase  TKI  yang ditempatkan  secara  prosedural  sebesar  100-0,26  =  99,74, sehingga  capaian  kinerja  pada  indikator  kinerja  presentase  meningkatnya  TKI  yang  berangkat  secara
prosedural di kantong TKI non prosedural adalah 108.
1.53
LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016
3.4.1.5. Sasaran 5 :
Pelayanan  Terpadu,  Profesional  dan  Bertanggungjawab,  serta  pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel.
Capaian pada  sasaran  ini  berdasarkan pada penilaian 4 indikator prosentase  penyelenggaraan pelayanan terpadu dan professional. Indikator ini sekaligus digunakan guna mengukur kinerja Sekretariat
Utama  dalam  melaksanakan  dan  memberikan  pelayanan  dan  dukungan  administrasi  dalam  pelayanan penempatan dan perlindungan TKI tahun 2016.
Tabel 47. Persentase penyelenggaraan pelayanan terpadu dan professional Tahun 2016
No Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
NaikTurun Target
Realisasi Target
Realisasi
1
Prosentase Unit
Layanan Publik UPP
30 48
160 50
100 200
199 Layanan Terpadu Satu Pintu
LTSP di
BP3TKILP3TKIP4TKI yang mudah, murah dan cepat.
7 LTSP
7 LTSP 100
4 LTSP
3 LTSP 75
25
2
Persentase  lembaga  yang terintegrasi
Sistem Pelayanan
P2TKI dalam tata kelola
TKI,  termasuk  transaksi  non tunai.
70 71
101,43 80
100 125
40,85
3
Nilai Capaian
Reformasi Birokrasi BNP2TKI
80 80
100 85
84,70 99,61
0,39
4
Opini  BPK  atas  laporan keuangan
WTP WTP
100 WTP
WTP 100
100
Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019
Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari indikator kinerja kegiatan yaitu : 5.1 Persentase Unit  Layanan  Publik  UPP  dan Layanan  Terpadu  Satu  Pintu  LTSP  di
BP3TKILP3TKIP4TKI yang mudah, murah dan cepat. Dalam rangka pemberian pelayanan Prima kepada TKI yang Mudah, Murah, Cepat dan
Aman,  BNP2TKI  mencanangkan pengembangan  UPP  dan LTSP pada 48 BP3TKILP3TKIP4TKI dengan standar  pelayanan  sebagai  pedoman  penyelenggaraan  pelayanan  dan  acuan  penilaian
kualitas  pelayanan  sebagai  kewajiban  dan  janji  penyelenggara  kepada  masyarakat  dalam  rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur.
Untuk tahun  2015  target  sasaran  ini  sebesar 50  atau  sebanyak 24  unit  dari  48 BP3TKILP3TKIP4TKI yang ada. Pembentukan UPP tahun 2015 sebanyak 18 UPP yaitu BP3TKI
Aceh, Medan, Riau, Padang, Palembang, Lampung, Serang, Bali, Kupang, Banjarbaru, Pontianak, Nunukan,  Manado,  Gorontalo,  Makasar,  Tj.  Pinang  dan 2 LP3TKI  Kendari dan  Palu,  sedangkan
LTSP sebanyak 8 LTSP yaitu BP3TKI Bandung, Semarang, Surabaya, Mataram, Lampung, Bali, Nunukan, Yokyakarta.