Keterbukaan informasi Publik AKUNTABILITAS KINERJA

1.67 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016

d. Pembenahan infrastruktur pemerintah dalam mendorong peningkatan pelayanan publik

Pembenahan yang dilakukan dengan melakukan: 1 Pembentukan Whistle Blower System WBS di BNP2TKI. Perlu penyediaan infrastruktur layanan dan pengaduan TKI secara online berupa penyediaan sarana informasi dan saluran pengaduan masyarakat dalam bentuk Whistle Blower System WBS di BNP2TKI. Dalam hal ini sudah terbentuk Tim Penyusun Pengelola WBS dengan SK Kepala BNP2TKI dan sudah tersusun desain WBS untuk implementasi di BNP2TKI. 2 Pembentukan Helpdesk layanan informasi TKI. Dari hasil rekomendasi KPK dan UKP4 pembubaran pelayanan TKI yang ada di BPKTKI Selapajang maka diperlukan optimalisasi keberadaan helpdesk layanan informasi TKI yang terintegrasi menyangkut layanan CTKI di dalam negeri diembarkasidebarkasi dan layanan TKI di luar negeri di KBRI. Layanan ini sudah tersedia di delapan debarkasi. 3 Publikasi informasi menyangkut prosedur proses kepulangan yang perlu dijalani TKI. Pembenahan infrastruktur Bandara Soetta untuk menunjang perlindungan terhadap TKI yang dilakukan oleh BNP2TKI berupa publikasi informasi menyangkut prosedur proses kepulangan yang perlu dijalani TKI baik saat keberangkatan dari Luar Negeri maupun saat tiba di bandara dan transportasi menuju daerah asal secara aman dan murah melalui website BNP2TKI.

e. Penguatan Kualitas SDM Aparatur.

Upaya penguatan kualitas Sumber Daya Manusia aparatur di lingkungan BNP2TKI merupakan bagian dari pembenahan manajemen SDM Aparatur dalam proses reformasi birokrasi yang dilaksanakan di BNP2TKI. Upaya penguatan tersebut mencakup analisis jabatan dan beban kerja, pembenahan sistem rekrutmen pegawai, seleksi dan promosi dalam jabatan struktural, penyusunan standard kompetensi jabatan, pemetaan kompetensi pegawai melalui assessment center, peningkatan kualitas SDM melalui program pendidikan dan pelatihan, maupun upaya peningkatan kesejahteraan pegawai melalui remunerasi. BNP2TKI berupaya untuk melakukan penataan jumlah pegawai di unit kerja pusat maupun daerah berdasarkan hasil analisis jabatan dan beban kerja. Untuk memenuhi kebutuhan pegawai sesuai dengan formasi yang ada, BNP2TKI berupaya melaksanakan rekrutmen pegawai yang berdasarkan prinsip obyektif, transparan, akuntabel, dan bebas KKN dengan menggunakan sistem Computer Assissted Test CAT. Dalam hal pengembangan karier pegawai khususnya dalam proses seleksi dan promosi dalam jabatan struktural, BNP2TKI berusaha menerapkan sistem merit. Dalam rangka memperoleh pejabat tinggi yang kompeten berdasarkan sistem merit, BNP2TKI melaksanakan rekrutmen terbuka bagi calon pejabat eselon I dan eselon II. Demikian pula untuk mendapatkan pejabat struktural eselon II, III dan IV yang kompeten sesuai dengan persyaratan jabatan, BNP2TKI melakukan seleksi dengan menggunakan assessment center. 1.68 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di lingkungan BNP2TKI diarahkan untuk mengisi kesenjangan antara kompetesi jabatan yang dipersyaratkan dengan kompetensi pegawai yang ada, baik melalui program diklat fungsional maupun diklat yang bersifat teknis.

f. Penerapan Manajemen Berbasis Kinerja.

Penerapan sistem manajemen kinerja pada instansi pemerintah dimaksudkan untuk memastikan proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi dan pelaporan kinerja dilaksanakan secara konsisten, sejalan dengan tugas dan fungsi BNP2TKI, berbasis pada kinerja dan diorientasikan pada peningkatkan kinerja secara optimal, upaya diarahkan untuk membangun sistem dan kelembagaan manajemen kinerja. Selain itu juga diarahkan pada peningkatan kapasitas implementasinya melalui fasilitasi dan asistensi, penyempurnaan evaluasi akuntabilitas kinerja birokrasi baik substansi maupun cakupan penilaian pada seluruh unit di BNP2TKI baik pusat dan daerah. Akuntabilitas kinerja adalah suatu kondisi dimana BNP2TKI telah merubah orientasinya dari yang biasanya berorientasi kepada anggaran input atau kegiatan output semata, menjadi berorientasi kepada hasil outcome.

g. Tata Kelola TKI.

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia BNP2TKI telah melakukan perbaikan tatakelola pelayanan penempatan dan perlindungan TKI terkait pembenahan sektor pelayanan publik yang harus diimplementasikan 13 Kementerian atau Lembaga. BNP2TKI bertanggungjawab langsung dalam tiga hal. Pertama, penyediaan sarana informasi dan saluran pengaduan bagi masyarakat dalam bentuk Whistle Blower System WBS di BNP2TKI. Kedua, optimalisasi keberadaan helpdesk layanan informasi TKI yang terintegrasi menyangkut layanan calon TKI di dalam negeri di embarkasidebarkasi dan layanan TKI di luar negeri di KBRI. Ketiga, pengaturan mekanisme pendataan TKI mandiri terintegrasi dengan sistem keimigrasian. Mengenai penyediaan sarana informasi dan saluran pengaduan bagi masyarakat dalam bentuk Whistle Blower System WBS di BNP2TKI. WBS adalah sistem pelaporan pelanggaran yang memungkinkan setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan kecurangan, pelanggaran hukum dan etika. WBS ini dimaksudkan untuk menjadi sarana kontrol karyawan guna meningkatkan kerja dan kinerjanya supaya menjadi lebih baik. Untuk obyektivitas pelaporan dan sekaligus perlindungan pelapor, identitas pelapor dijamin kerahasiaannya. Untuk optimalisasi keberadaan helpdesk layanan informasi TKI yang terintegrasi menyangkut layanan calon TKI di dalam negeri di embarkasidebarkasi dan layanan TKI di luar negeri di KBRI, BNP2TKI telah membentuk Helpdesk dan Crisis Center BNP2TKI di 11 debarkasi. Sedangkan optimalisasi keberadaan helpdesk layanan informasi TKI yang terintegrasi di luar negeri di KBRI, menjadi kewenangan Kementerian Luar Negeri Kemenlu. Terkait pengaturan mekanisme pendataan TKI mandiri terintegrasi dengan sistem keimigrasian, Kepala BNP2TKI dan Menteri Hukum dan HAM telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang “Kerjasama Integrasi Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian dengan Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri dan Layanan Terpadu Satu Pintu Dalam Rangka Penempatan dan Perlindungan TKI.”