Peningkatan pendidikan masyarakat. Penempatan dan perlindungan TKI juga dapat merangsang

1.8 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 b. Bisnis proses penempatan TKI terlalu panjang, perlu dilakukan reformasi Bisnis Model Penempatan dengan jalan memangkas business process Pengiriman TKI dari 14 tahapan kepada 8 tahapan; c. Agar pelayanan dapat lebih cepat, mudah, murah dan aman maka perlu dbentuk Layanan Terpadu Satu Pintu LTSP; d. SDM BNP2TKI dirasakan masih kurang, perlu ditingkatkan dan dikembangkan; e. Isu Image BNP2TKI secara kelembagaan belum baik; f. Isu koordinasi BP3TKI di Propinsi dan KabKota belum sepadan. 3. Produk layanan TKI a. Beban biaya ditanggung TKI mahal, negara belum hadir untuk membantu secara maksimal; b. Sumber pembiayaan TKI sangat terbatas belum ada Bank Umum Nasional yang membiayai TKI, karena tidak adanya agency collection di Negara penempatan; c. Kualitas layanan TKI masih bermasalah; d. Biaya komuinikasi dan tranfer mahal; e. TKI kembali ke indonesia, miskin layanan dan tidak aman; f. Klaim asuransi sulit dan mengelabui; g. Layanan selama di luar negeri tidak jelas; h. Layanan perlindungan baru tersedia bila sudah ada kasus; i. Transparansi dan partisipasi publik perlu ditingkatkan; j. Pemerintah cenderung responsif bukan atisipasif. 4. Kebijakan dan Regulasi a. Keselarasan regulasi dengan Kemenaker; b. Pemerintah cenderung dominan; c. Arah kebijakan tidak jelas. 5. Kondisi TKI a. Pungutan liar dan intimidasi kepada TKI; b. TKI tidak memenuhi syarat tetap berangkat; c. Masih banyak TKI Ilegal; d. Keberadaaan TKI tidak terdeteksi.

1.5. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan LAKIP BNP2TKI tahun 2016 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala BNP2TKI kepada Presiden atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan programkegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun tujuan penyusunan LAKIP adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran BNP2TKI. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan beberapa rekomendasi yang dapat menjadi salah satu masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan kinerja pembangunan penempatan dan perlindungan TKI. 1.9 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016

1.6. Tugas dan Fungsi BNP2TKI

Berdasarkan Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor PER.10KAIV2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja BNP2TKI, tugas BNP2TKI adalah membantu Presiden RI dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut BNP2TKI menyelenggarakan fungsi: 1 Pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan Pemerintah Negara Pengguna Tenaga Kerja Indonesia atau Penguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan; 2 Pemberian pelayanan, pengkoordinasian, pelaksanaan pengawasan mengenai; a. Dokumen; b. Pembekalan akhir pemberangkatan PAP; c. Penyelesaian masalah; d. Sumber-sumber pembiayaan; e. Pemberangkatan sampai pemulangan; f. Peningkatan kualitas Calon Tenga Kerja Indonesuiaia; g. Informasi; h. Kulalitas pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Inonesia, dan i. Peningkatan kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia dan keluarganya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BNP2TKI dibantu oleh unit eselon I sebagai berikut: 1 Sekretariat Utama Settama yaitu unsur pembantu yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Utama dan bertugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BNP2TKI. Susunan organisasi Settama terdiri dari: a. Biro Perencanaan dan Administrasi Kerjasama; b. Biro Organisasi dan Kepegawaian; c. Biro Keuangan dan Umum; d. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat. 2 Inspektorat, yaitu unsur pengawasan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BNP2TKI dan secara adminsitrasi dikoordinir oleh Sekretaris Utama. Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur. Susunan organisasi Inspektorat terdiri dari: a. Subbagian Tata Usaha; b. Kelompok Jabatan Fungsioanal Auditor.