PENUTUP data 04 05 2017 123107 LAKIP BNP2TKI 2016

vi LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel 35. Tabel 36. Tabel 37. Tabel 38. Tabel 39. Tabel 40. Tabel 41. Tabel 42. Tabel 43. Tabel 44. Tabel 45. Tabel 46. Tabel 47. Tabel 48. Tabel 49. Tabel 50. Tabel 51 Tabel 52. Tabel 53. Tabel 54. Tabel 55. Tabel 56. Kedatangan TKI berdasarkan Negara Kedatangan TKI berdasarkan Provinsi Kedatangan TKI berdasarkan TPI Capaian Sasaran 4 Pemberdayaan TKI Purna TKI Purna yang berwirausaha Pelayanan Kedatangan TKI Pelayanan TKI Bermasalah TKI Meninggal Kawasan Timur Tengah TKI Meninggal Kawasan Asia Pasific Penerimaan Remitansi Penerimaan Remitansi Berdasarkan Kawasan Capaian Sasaran 5 Penilaian PMPRB BNP2TKI Penilaian LAKIP BNP2TKI Opini Publik Capaian kegiatan Sasaran 17 Stakeholder yang terintegrasi dengan SISKOTKLN Capaian Sasaran 7 Penilaian Tingkat Maturitas SPIP Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran per Jenis Belanja 3.45 3.46 3.46 3.47 3.47 3.48 3.49 3.49 3.50 3.50 3.50 3.51 3.53 3.55 3.57 3.57 3.59 3.60 3.61 3.62 3.69 3.69 vii LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 DAFTAR GAMBAR No. hal Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14. Struktur Organisasi BNP2TKI Grafik Pegawai menurut Status Kepegawaian Grafik Pegawai menurut Unit Kerja Grafik Pegawai menurut Golongan Grafik Pegawai menurut Jabatan Grafik Pegawai menurut Tingkat Pendidikan Grafik Perkembangan Jumlah Negara yang bekerjasama Sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI Integrasi SISKOTKLN Grafik Tunda Layan Grafik Penempatan TKI berdasarkan Status Perkawinan Grafik Penempatan TKI berdasarkan Tingkat Pendidikan Grafik Trend Kasus Grafik Pemberdayaan TKI Purna 1.11 1.11 1.12 1.12 1.12 1.13 3.27 3.31 3.31 3.35 3.36 3.37 3.41 3.48 viii LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 IKHTISAR E KSEKUTIF Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia TKI ke luar negeri merupakan salah satu solusi dalam mengurangi masalah pengangguran di Indonesia. Bekerja di luar negeri akan menjadi salah satu alternatif untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri menjadi agenda penting bagi Indonesia, selama masih belum tersedia kesempatan kerja yang cukup di dalam negeri. P royeksi Bank Dunia bahwa Indonesia membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk mengakomodasi lebih dari 15 juta tenaga kerja baru pada lima tahun kedepan. Untuk itu a genda pembangunan nasional menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara dalam konteks tenaga kerja luar negeri perlu mendapat dukungan dari semua pihak. Tahun 2016 merupakan tahun kedua Kabinet Kerja dan masa perjalanan RPJMN 2015–2019, dan tahun kedua pula pelaksanaan Rencana Strategis BNP2TKI 2015-2019, dimana telah ditetapkan arah dan tujuan pembangunan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia. Terdapat 7 tujuh sasaran strategis utama berdasarkan pada tujuan yang akan dicapai yaitu : 1. Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI; 2. Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI; 3. Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan; 4. Meningkatnya CTKITKI Purna yang berwirausaha; 5. Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel; 6. Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI; 7. Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP. Berdasarkan 7 tujuh sasaran strategis utama ditetapkan 11 sebelas indikator kinerja utama dengan 18 delapan belas sasaran strategis kegiatan dan 32 tiga puluh dua indikator kinerja kegiatan guna mencapai tujuan yang akan dicapai. Secara umum capaian penyelenggaraan tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia yang mudah, murah, cepat dan aman, sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2015-2019 dan Renstra BNP2TKI 2015-2019 mengambarkan perkembangan yang baik, meskipun beberapa indikator masih memerlukan kerja keras dan perhatian tidak hanya dari BNP2TKI, namun juga komitmen dan keterlibatan KL terkait dan seluruh Stakeholder dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. Adapun tingkat capaian kinerja sasaran BNP2TKI sesuai dengan Penetapan Kinerja Tahun 2016 rata-rata diatas 95 yang dihitung berdasarkan prosentase rata-rata capaian sasaran. Dari 18 kinerja sasaran ditetapkan, sebanyak “15” sasaran dinyatakan berhasil, dan “3” sasaran belum berhasil mencapai target. Sasaran yang dinyatakan “berhasil” jika capaiannya 75 dari target yang telah ditetapkan. Terobosan yang telah dilakukan BNP2TKI dalam meningkatkan tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan TKI adalah 1 melalui Program Poros Sentra Pelatihan dan Pemberdayaan di Daerah Perbatasan dengan layanan terintegrasi, telah diresmikan oleh Ibu Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan ix LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Manusia dan Kebudayaan di Nunukan Kalimantan Utara dan dilanjutkan di Entikong, Kalimantan Barat serta Batam, Tanjung Pinang. 2 mendorong Akses Permodalan untuk Pemberangkatan TKI ke Luar Negeri melalui Skema Baru KUR bagi TKI, dengan plafon kredit sebesar Rp 4 Trilliun dan Bank pelaksana adalah, BRI, Mandiri, BNI, Sinarmas dan Maybank Indonesia. 3 Penguatan Fungsi Monitoring dan Pengawasan dalam rangka meningkatkan perlindungan TKI di luar negeri dengan mengembangkan Sistem Deteksi Dini early warning system dengan uji coba pada negara tujuan penempatan Hongkong. Guna mengoptimalkan segenap sumber daya dan meningkatkan kinerja BNP2TKI, telah dilakukan upaya-upaya serta komitmen yang besar dari segenap jajaran BNP2TKI untuk mewujudkan kinerja yang baik dan memuaskan segenap stakeholder khususnya masyarakat pekerja migran. Untuk itu dilakukan langkah- langkah perbaikan sebagai berikut: a. Pencegahan TKI Non Prosedural, dalam rangka pencegahan TKI Non Prosedural telah dilakukan kerjasama dengan Bareskrim POLRI, integrasi rekomendasi paspor sebagai tindak lanjut Perjanjian Kerjasama dengan Ditjen Imigrasi Kemkumham yang memungkinkan tersaringnya setiap TKI yang berangkat dan melewati pemeriksaan imigrasi. Kerjasama perlindungan dengan otoritas perbatasan dan penjagaan yang ketat akan mengurangi penempatan TKI non procedural; b. Konsep Exit Strategy menuju Zero Informal, Penerapan moratorium diikuti dengan langkah-langkah perbaikan dan antisipasi baik di dalam dan luar negeri, hal ini untuk menghindari meningkatnya TKI yang berangkat secara non procedural Dalam kaitan tersebut perlu disusun konsep exit strategy penyelesaian permasalahan TKI pasca kebijakan pemerintah tentang moratorium penempatan ke Timur Tengah; c. Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Keuangan CTKITKI, untuk meningkatkan kemampuan CTKITKI dalam pengelolaan keuangan, dilakukan pemberian materi tentang literasi keuangan di PAP dan BLKLN; d. TKI Pelaut Perikanan, penghentian penempatan TKI Pelaut Perikanan dilakukan dalam rangka pembenahan untuk perlindungan TKI Pelaut Perikanan; e. Penerapan e-KTKLN, sebagai tindak lanjut dari Permenaker 7 tahun 2015 tentang e-KTKLN, pada tahun 2017 akan dilaksanakan kembali penerbitan KTKLN; f. Pengembangan KUR TKI, sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap TKI, Pemerintah telah memfasilitasi para CTKITKI dengan beberapa perbankan guna mendapatkan kredit lunak. Kebijakan ini sudah dijalankan dengan realisasi 12.151 TKI dengan jumlah kredit sebanyak Rp 177.329.283.641,00; g. Pemberdayaan TKI di Perbatasan, guna mengurangi dan mencegah penempatan TKI non prosedural khususnya di daerah perbatasan, telah dikembangkan pemberdayaan TKI di daerah perbatasan dalam bentuk pelatihan dan penyelesaian dokumen penempatan guna bekerja di luar negeri; h. Pembentukan Early Warning System, sebagai bentuk peningkatan pelayanan perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri, dikembangkan suatu bentuk deteksi dini terhadap permasalahan TKI; i. Pembayaran Non Tunai, sejalan dengan fasilitasi KUR TKI dengan melibatkan Perbankan, juga dikembangkan Pembayaran Non Tunai menggunakan mekanisme perbankan; j. Membangun sistim akuntabilitas yang dapat memberikan informasi- informasi kinerja di lingkungan BNP2TKI, dengan menggunakan teknologi informasi; k. Merumuskan dan menetapkan Kinerja Utama yang SMART dengan indikator outcome yang jelas dan mudah untuk diukur tingkat keberhasilannya; l. Mengembangkan sistim informasi kinerja yang dapat memberikan data kinerja dari semua unit layanan yang ada dilingkungan BNP2TKI; m. Pembenahan insfratruktur pemerintah dalam mendorong layanan dan perlindungan kepada TKI yang lebih baik; n. Memperbaiki bisnis proses penempatan dan perlindungan TKI; dan o. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. x LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Untuk mencapai visi BNP2TKI Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera, kedepan sangat diperlukan koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah serta seluruh stakeholder terkait dalam penyelenggaraan tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia. Mendukung capaian kinerja tahun 2016 telah dikeluarkan dana sebesar Rp 305.595.453.125,00 atau 81,77 dari pagu sebesar Rp 373.739.846.000,00. Capaian IKU BNP2TKI Tahun 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi Capaian Kinerja 1 Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan. 40 17 43 2 Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI Persentase pemanfatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan. 70 60 85,71 3 Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan. Persentase CTKITKI Bermasalah yang Tertangani 92 95 103,26 4 Meningkatnya CTKITKI Purna yang berwirausaha. Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34 63 185,29 5 Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel Persentase Unit Layanan Publik UPP dan Layanan Terpadu Satu Pintu LTSP di BP3TKILP3TKIP4TKI yang mudah, murah dan cepat 50 54 108 Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai 80 100 125 Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85 84,70 99,65 Opini BPK atas laporan keuangan WTP WTP 100 6 Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Baik 80 Cukup 55 68,75 7 Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP. Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 2 200 Tingkat Kematangan Implementasi SPIP Skor 1 3 300 Tujuh Sasaran Strategis BNP2TKI yang sudah ditetapkan dalam tahun 2016, rata-rata capaiannya diatas 95. Pencapaian kinerja sasaran strategis seperti dalam tabel di atas keberhasilan capaian kinerjanya didukung oleh kinerja dari 18 sasaran kegiatan dengan 31 indikator kinerja, dengan capaian kinerja seperti dalam tabel dibawah ini: xi LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Capaian Sasaran Kegiatan BP2TKI Tahun 2016 NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALI SASI 1 Meningkatnya kerjasama ketenaga kerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran dg negara tujuan penempatan Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran antara Negara RI dengan Negara Tujuan Penempatan yang berkontribusi dengan proses penempatan 10 Dokumen Kerjasama 4 Dokumen Kerjasama 40 2 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi kompetensi CTKI potensi dengan permintaan Jumlah negara tujuan penempatan dengan peluang kerja jabatan formal yang sesuai potensi persediaan 10 Negara 2 Negara 20 3 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi kompetensi CTKI potensi dengan peluang kerja yang tersedia Persentase Padupadan peta Jumlah Kualifikasi Kompetensi CTKI Potensi dengan Permintaan 60 14,95 24,92 Persentase CTKI p p e e n n d d a a f f t t a a r r j j o o b b i i n n f f o o t t e e l l a a h h b b e e r r h h a a s s i i l l d d i i t t e e m m p p a a t t k k a a n n 40 17 43 4 Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI Persentase T T K K I I y y a a n n g g d d i i t t e e m m p p a a t t k k a a n n m m e e m m i i l l i i k k i i d d o o k k u u m m e e n n d d a a n n m m e e m m e e n n u u h h i i s s t t a a n n d d a a r r y y a a n n g g d d i i t t e e t t a a p p k k a a n n . . 100 300.000 78 234.451 78 Prosentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem 70 210.000 60 125.176 86 5 Meningkatnya pelayanan TKI sejak pra- keberangkatan sampai dengan kepulangan Cost structure dengan beban tanggungjawab wajar antara TKI, PPTKIS dan Majikan Indonesia+Negara Penempatan 30 71 236 Persentase proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai. 30 40 133 6 Meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku Persentase tingkat kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan dalam standar dan ketentuan yang berlaku. 85 88 103 7 Meningkatnya pelayanan penempatan pemerintah G to G dan G to P Persentase penempatan yang menggunakan skema G to G dan G to P berbasis pendaftaran online 100 100 100 8 Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan Prosentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter berbasis sistem yang terintegrasi dengan KLPerwakilan RI 25 34,48 180 Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early Warning System memanfatkan beragam tools 30 20 75 9 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI Persentase menurunnya permasalahan CTKI TKI 25 6,25 25 Persentase CTKITKI bermasalah yang mendapat pendampingan hukum 100 70 84 10 Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro Jumlah pekerja migranpurna yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha 1.475 TKI Purna 1.475 TKI 100 Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34 63 185 Persentase terpasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIOTKIBPekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya. 30 20,5 68,33 11 Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal. 30 100 333 12 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI Persentase sistim monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen. 30 37 123 Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara procedural di Kantong TKI non procedural. 92 99 108 13 Tersusunnya Perencanaan yang aplikatif dan meningkatnya kualitas Akuntabilitas Kinerja BNP2TKI; Prosentase perencanaan anggaran terhadap realisasi pelaksanaan anggaran 92 84,15 93,5 Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB BB BB 100 14 Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab dalam pelaksanaan reformasi birokrasi Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu LTSP di BP3TKILP3TKIP4TKI yang mudah, murah dan cepat 2 UPP 4 LTSP 2 UPP 3 LTSP 200 25 Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85 84,70 99,65 15 Terselenggaranya Pengelolaan keuangan dan pengelolaan Barang milik Negara yang tertib dan akuntabel; Opini BPK atas Laporan Keuangan WTP WTP 100 16 Diterbitkannya kebijakan yang komprehensif dan aplikatif sesuai kebutuhan dinamika organisasi dan meningkatnya opini publik terhadap lembaga BNP2TKI; Persentase peraturan perundang-undangan dan tingkat kekosongan hukum 100 100 100 Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Baik 80 Cukup 55 68,75 17 Terselenggaranya layanan system informasi P2TKI secara terpadu dan kajian Litbang sebagai masukan kebijakan Persentase terintegrasi Sistem Non Tunai pada lembaga penempatan dalam Tata Kelola TKI 80 100 125 Prosentase rekomendasi hasil kajian yang menjadi kebijakan 9 4 44 18 Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 2 200 Tingkat Kematangan Imple mentasi SPIP Skor 1 3 300 1.1 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tingkat pengangguran yang tinggi dan keterbatasan lapangan kerja diperkirakan masih akan terjadi, hal itu akan menjadi faktor penyebab kondisi kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan yang bersumber dari pengangguran akan mendorong orang mencari pekerjaan di manapun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selama angka pengangguran masih tinggi, maka selama itu juga akan banyak Tenaga Kerja Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri. Bekerja di luar negeri akan tetap menjadi salah satu alternatif untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, pengiriman Tenaga Kerja Indonesia TKI ke luar negeri akan tetap menjadi agenda penting bagi Indonesia, selama masih belum tersedia kesempatan kerja yang cukup di dalam negeri. Pengiriman TKI ke luar negeri akan tetap menjadi salah satu sarana untuk mengurangi pengangguran di Indonesia. Bahkan, Bank Dunia telah memproyeksi bahwa Indonesia membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk mengakomodasi 15 juta tenaga kerja baru pada 2020 mendatang. Dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015-2019, visi pemerintah yang dijalankan Kabinet Kerja Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla adalah Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong dalam Misi dan Sembilan Agenda Prioritas yang terkait dengan program ketenagakerjaan luar negeri adalah Misi ke 5 yaitu Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing dan agenda prioritas ke 1 yaitu Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara, disamping itu agenda prioritas lain yang dijalankan adalah membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Arah kebijakan umum pembangunan nasional 2015-2019 adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan merupakan landasan utama untuk mempersiapkan Indonesia lepas dari posisi sebagai negara berpendapatan menengah menjadi negara maju. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dari sisi ketenagakerjaan ditandai dengan terjadinya tranformasi ekonomi melalui penguatan pertanian, perikanan dan pertambangan, berkembangnya industri manufaktur di berbagai wilayah, modernisasi sektor jasa, penguasaan iptek dan berkembangnya inovasi, terjaganya kesinambungan fiskal, meningkatnya daya saing produk ekspor non migas, terutama produk manufaktur dan jasa, meningkatnya daya saing dan peranan usaha mikro, kecil dan menengah UMKM dan koperasi serta meningkatnya lapangan kerja dan kesempatan kerja yang berkualitas. 1.2 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Agenda pembangunan nasional menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara dalam konteks tenaga kerja luar negeri dengan sub agenda : 1. Meningkatkan kuailtas perlindungan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri dan melindungai hak dan keselamatan pekerja migran; 2. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan data serta informasi kependudukan. Sasaran dan arah kebijakan yang ingin dicapai dalam meningkatkan kuailtas perlindungan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri dengan strategi : 1. Peningkatan keberpihakan dilpomasi Indonesia pada WNIBHI; 2. Pelayanan dan perlidungan WNIBHI di luar negeri dengan mengedepankan kepedulian dan keberpihakan; 3. Pelaksanaan perjanjian bilateral untuk memberikan perlidungan bagi WNIBHI di luar negeri; dan 4. Penguatan konsolidasi penanganan WNIBHI diantara seluruh pemangku kepentingan terkait melalui koordinasi dan pembagian tugas yang jelas. Sasaran dan arah kebijakan yang ingin dicapai terkait agenda melindungi Hak dan Keselamatan TKI adalah menurunnya jumlah Pekerja MigranTKI yang menghadapi masalah hukum di dalam dan luar negeri. Sasaran lainnya adalah : 1. Terwujudnya mekanisme rekrutmen dan penempatan yang melidungi pekerja migranTKI; 2. Meningkatnya pekerja migranTKI yang memiliki ketrampilan dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja luar negeri; 3. Meningkatnya peran daerah dalam pelayanan informasi pasar kerja dan pelayanan rekrutmen calon pekerja migrancalon TKI; 4. Tersedianya regulasi yang memberikan perlindungan bagi pekerja migranTKI. Sejalan dan selaras dengan Visi dan Misi agenda prioritas serta arah kebijakan umum pembangunan nasional, maka arah kebijakan dan strategi dalam upaya untuk melindungi hak dan keselamatan pekerja migranTKI adalah :

1. Meningkatkan Tata Kelola Penyelenggaraan Penempatan, yaitu melakukan pembenahan,

meningkatkan koordinasi mulai dari penyusunan informasi peluang pasar, diseminasi, penyiapan program rekruitmen, penerapan kriteria dalam menentukan persyaratan baik dokumen jati diri maupun pendidikan dan keterampilan untuk mengisi kebutuhan pasar kerja dan pelaksanaan kerjasama hingga promosi dan mekanismeproses perlindungannya. Penguatan kelembagaan tata kelola penempatan pekerja migran harus segera dilakukan sehingga tidak terdapat tumpang tindih wewenang antara kementerianlembaga. Selain itu, informasi pekerja migran diluar negeri harus menjadi suatu bagian yang utuh dalam sistem informasi tenaga kerja. Informasi ini memudahkan perwakilan Pemerintah diluar negeri melakukan pemantauan; 1.3 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016

2. Memperluas kerjasama dalam rangka meningkatkan perlindungan, yaitu meninjau nota

kesepakatan dengan negara-negara dengan jumlah permasalahan pekerja migran paling banyak sebagai awal, kemudian memperluas nota kesepakatan dengan negara tujuan lainnya. Sehingga terdapat kerangka umum, yang dapat melindungi secara kuat pekerja migran. Selain itu, perlindungan pekerja migran dapat ditingkatkan dengan memperkuat kerangka kerjasama dalam forum internasional yang terkait migrasi; 3. Membekali Pekerja Migran dengan Pengetahuan, Pendidikan dan Keahlian terutama dengan meningkatkan efektivitas penggunaan dan kualitas Balai Latihan Kerja revitalisasi BLK dan lembaga pelatihan milik swasta terstandar, sehingga lulusannya dapat memenuhi keahlian yang diperlukan oleh negara pengguna, serta pembekalan pengetahuan tentang pengarusutamaan prinsip HAM dalam Penyusunan Kebijakan dan Pendidikan terhadap Pekerja melalui instrumen hukum berspektif HAM terutama Konvensi ILO serta mekanisme internasional lainnya; 4. Memperbesar Pemanfaatan Jasa Keuangan bagi Pekerja, melalui pengenalan jasa keuangan untuk menyimpan tabungan dan pengiriman uang kepada keluarga di tanah air, peningkatan akses kredit, serta penyusunan skema asuransi yang efektif. Berdasarkan arah kebijakan dan strategi diatas, maka Pengarustamaan Pengelolaan TKI dalam kurun waktu lima tahun kedepan , BNP2TKI harus mampu mewujudkan keselamatan dan keberpihakan penempatan dan perlindungan pekerja migranTKI yang mampu mewujudkan Calon TKITKI terlindungi di dalam negeri, tidak bermasalah di luar negeri dan sejahtera saat kembali ke dalam negeri, untuk melaksanakan hal tersebut ada 6 tahapan yang harus dilakukan BNP2TKI yaitu : 1. Stop pengiriman PLRT, karena kita punya harga diri dan martabat, dengan menetapkan pada tahun 2019 kita sudah Zero TKI Informal, Seluruh TKI yang dikirimkan ke LN berstatus tercatat sebagai TKI dan dipekerjakan pada sektor formal. Target juga mencakup beralihnya seluruh TKI ilegal yang dipersiapkan kembali menjadi TKI legal pada sektor formal; 2. Tersedianya layanan yang cepat dan mudah sejak pengurusan administrasi, pembekalan TKI, persiapan keberangkatan hingga keberangkatan TKI menuju negara penempatan, sehingga diharapkan pra keberangkatan TKI rata-rata 1 bulan; 3. Meminimalkan biaya persiapan dan pemberangkatan yang menjadi beban TKI sehingga menjadi sebesar-besarnya 2 bulan gaji TKI bersangkutan; 4. Meningkatkan nilai pengiriman uang TKI dari negara penempatan menjadi 3 x lipat dari nilai saat ini sebesar Rp 70 TriliunTahun; 5. TKI mendapatkan jaminan dan akses perlindungan sejak tahap pra-keberangkatan, masa bekerja, kepulangan hingga tahap pemberdayaan Perlindungan di 4 Tahapan; 6. TKI Purna jalani 5 solusi mandiri yaitu TKI yang kembali ke tanah air mendapatkan beragam fasilitas dan layanan berupa i pelatihan, ii dukungan finansial, iii pendampingan usaha, untuk menjadikannya sebagai wirausaha mandiri serta iv pelatihan dan v lapangan pekerjaan bagi yang akan bekerja di perusahaan dalam negeri.