USA Analisis Capaian Kinerja BNP2TKI Tahun 2016

1.53 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016

3.4.1.5. Sasaran 5 :

Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel. Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian 4 indikator prosentase penyelenggaraan pelayanan terpadu dan professional. Indikator ini sekaligus digunakan guna mengukur kinerja Sekretariat Utama dalam melaksanakan dan memberikan pelayanan dan dukungan administrasi dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI tahun 2016. Tabel 47. Persentase penyelenggaraan pelayanan terpadu dan professional Tahun 2016 No Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 NaikTurun Target Realisasi Target Realisasi 1 Prosentase Unit Layanan Publik UPP 30 48 160 50 100 200 199 Layanan Terpadu Satu Pintu LTSP di BP3TKILP3TKIP4TKI yang mudah, murah dan cepat. 7 LTSP 7 LTSP 100 4 LTSP 3 LTSP 75 25 2 Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai. 70 71 101,43 80 100 125 40,85 3 Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 80 80 100 85 84,70 99,61 0,39 4 Opini BPK atas laporan keuangan WTP WTP 100 WTP WTP 100 100 Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019 Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari indikator kinerja kegiatan yaitu : 5.1 Persentase Unit Layanan Publik UPP dan Layanan Terpadu Satu Pintu LTSP di BP3TKILP3TKIP4TKI yang mudah, murah dan cepat. Dalam rangka pemberian pelayanan Prima kepada TKI yang Mudah, Murah, Cepat dan Aman, BNP2TKI mencanangkan pengembangan UPP dan LTSP pada 48 BP3TKILP3TKIP4TKI dengan standar pelayanan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Untuk tahun 2015 target sasaran ini sebesar 50 atau sebanyak 24 unit dari 48 BP3TKILP3TKIP4TKI yang ada. Pembentukan UPP tahun 2015 sebanyak 18 UPP yaitu BP3TKI Aceh, Medan, Riau, Padang, Palembang, Lampung, Serang, Bali, Kupang, Banjarbaru, Pontianak, Nunukan, Manado, Gorontalo, Makasar, Tj. Pinang dan 2 LP3TKI Kendari dan Palu, sedangkan LTSP sebanyak 8 LTSP yaitu BP3TKI Bandung, Semarang, Surabaya, Mataram, Lampung, Bali, Nunukan, Yokyakarta. 1.54 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor 09 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Unit Pelayanan Publik Di Lingkungan Badan Nasional Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang menyebutkan bahwa Unit Pelayanan Publik adalah Unit Kerja non struktural yang berada di BNP2TKI dan Unit Pelaksana Teknis UPT di lingkungan BNP2TKI BP3TKI dan LP3TKI yang mempunyai tugas memberikan pelayanan kepada masyarakat atau badan hukum lainnya atas permintaan informasi, konsultasi, pengaduan dan pelaksanaan pelayanan publik yang merupakan lingkup tugas dan kewenangan BNP2TKI dan UPT di lingkungan BNP2TKI dan saat ini BNP2TKI memiliki 48 Satker UPP yang terdiri dari 21 Satker BP3TKI, 3 Satker LP3TKI, 23 Satker P4TKI dan 1 Unit Kerja Non Struktural di Kantor Pusat. Dengan demikian capaian kinerja indikator ini yaitu sebanyak 48 unit UPPLTSP atau 100, apabila dibandingkan dengan target kinerja tahun 2016 yang sebesar 50 maka capaian kinerja Persentase Unit Layanan Publik UPP 100 dan Layanan Terpadu Satu Pintu LTSP di BP3TKILP3TKIP4TKI yang mudah, murah dan cepat mencapai 75. Namun demikian walaupun sudah terbentuk masih banyak pembenahan yang harus dilakukan, khususnya dari sisi sinergitas pelayanan baik secara internal maupun eksternal. 5.2 Persentase lembaga yang terintegrasi sistem pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai. Semua instansi yang terlibat dalam pemberian pelayanan fasilitasi penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri sudah terintegrasi dengan SISKOTKLN demikian juga dengan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan lainnya, sehingga target tahun 2016 sebesar 80 terlampaui dengan tingkat capaian keberhasilannya 100. Sampai dengan posisi akhir tahun anggaran 2016 lembaga yang terintegrasi dengan sistem pelayanan P2TKI berjumlah 6 KemeterianLembaga dan 11 Perwakilan RI di luar negeri Ditjen Dukcapil Kemendagri; Ditjen Imigrasi Kemkumham; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Tenaga Kerja; Kementerian Keuangan, dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi; KBRI Singapura; KDEI Taiwan, KJRI Hongkong, KBRI Banda Seri Begawan Brunei Darusallam, KBRI Kuala Lumpur, KBRI Kuwait, KJRI Penang, KJRI Johor Bahru, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Kucing, dan KRI Tawau. Sedangkan Sistem pembayaran Non Tunai merupakan amanah yang dituangkan dalam MoU antara Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan OJK, Kementerian Tenaga Kerja RI dan BNP2TKI pada tahun 2015. Dalam MoU tersebut disepakati bahwa proses pembayaran terkait pelayanan Calon TKITKI akan menggunakan sistem pembayaran Non Tunai melibatkan Perbankan Nasional BRI, Mandiri dan BNI dan stakeholder terkait sarkes, Asuransi, PPTKIS, Calon – TKI, meliputi : Pembayaran Asuransi Pra, masa dan purna penempatan, Pembayaran ujian G to G EPS Topik Korea Selatan untuk Paper Base Test dan Computer Base Test, dan Pembayaran Biaya medical untuk Negara Brunei Darusallam. 1.55 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 5.3 Nilai Capaian Reformasi BNP2TKI, telah dilakukan penilaian mandiri di tingkat assessor eselon I dengan model penilaian sesuai Permenpan nomor 14 tahun 2014 dengan melakukan penilaian PMPRB terhadap delapan area perubahan dengan hasil sebagai berikut: Tabel 48. HASIL PENILAIAN PMPRB DI BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel di atas menunjukan peningkatan nilai PMPRB BNP2TKI tahun 2016 sebesar 84,70 lebih besar apabila dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar 70,81 dan tahun 2015 sebesar 78,60. Ini mengambarkan pelaksanaan reformasi di BNP2TKI mengalami kemajuan dan terus meningkat sesuai target reformasi nasional. Capaian kinerja reformasi birokrasi BNP2TKI tahun 2016 dengan target nilai 85, dengan realisasi nilai 84,70, maka persentase capaian kinerjanya mencapai 99,65. 5.4 Opini BPK atas laporan keuangan. Indikator ini menjadi tolok ukur keberhasilan pengelolaan keuangan yang baik dilingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Dalam bidang pertanggungjawaban keuangan telah mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian WTP dari BPK RI selama 5 tahun berturut-turut tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012. Untuk Tahun 2013 BNP2TKI mendapat opini WDP dan pada tahun 2014 dan 2015 BNP2TKI kembali mendapat predikat WTP oleh BPK. Sebagai upaya untuk mempertahankan opini tersebut, Biro Keuangan dan umum melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengelolaan keuangan dan penatausahaan persediaan; b. Pembinaan pengelolaan keuangan dan penatausahaan BMN di tingkat Satker; c. Penyusunan laporan keuangan secara berjenjang di lingkup BNP2TKI; d. Pengendalian pelaksanaan anggaran secara berkala; e. Monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan, penatausahaan BMN dan penyelesaian kerugian Negara; NO PENILAIAN PROSES NILAI TAHUN 2014 NILAI TAHUN 2015 NILAI TAHUN 2016 1. Manajemen Perubahan 4,17 4,65 5 2. Penataan Peraturan Perundang-undangan 3,34 5,00 4,38 3 Penataan dan Pengauatan Organisasi 3,84 4,83 5 4 Penata Tatalaksana 4,59 4,75 5 5 Penataan Sistem Manajemen SDM 11,66 12,87 14,39 6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 12,81 5,47 7 Penguatan Pengawasan 8,57 5,50 11,10 8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 3,92 7,20 5,12 Total Proses 46,09 57,81 55,46 No Penilain Hasil Nilai Nilai Nilai 1 Kapasitas dan Akuntabilitas organisasi 12,08 5,78 13,81 2 Pemerintah bersih dan bebas KKN 5,50 9,11 7,63 3 Kualitas Pelayanan Publik 7,20 5,90 7,80 Total Hasil 24,78 20,79 29,24 Indeks RB Total 70,81 78,60 84,70 1.56 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 f. Pembangunan aplikasi Sistem Informasi pengendalian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk diimplementasikan pada tahun 2017 dan seterusnya. Laporan Keuangan BNP2TKI tahun anggaran 2016 sedang dilakukan pemeriksaan dan penilaian oleh Tim Pemeriksa BPK RI sehingga BNP2TKI belum mendapatkan opini dari BPK RI untuk Laporan Keuangan TA.2016. Indikator sasaran kegiatan 13, 14 dan 15 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 5 yaitu : 1 Prosentase perencanaan anggaran terhadap realisasi pelaksanaan anggaran, Realisasi penyerapan anggaran BNP2TKI tahun 2016 dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2015 terjadi kenaikan penyerapan anggaran sebesar 4. Tahun Pagu Anggaran Rp Realisasi Rp Persentase Sisa 2014 411.868.115.000 346.581.413.231 84,15 65.286.701.769 2015 458.848.890.000 358.152.158.145 78,05 100.696.731.855 2016 373.739.846.000 305.595.453.125 81,77 68.144.392.875 Anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 68.144.392.875,00 yang terdiri : Belanja Pegawai sebesar Rp 2.397.852.842,00, Belanja Barang sebesar Rp 60.565.628.546,00, Belanja Modal sebesar Rp 5.180.911.487,00. Capaian penyerapan anggaran tahun anggaran 2016 hanya sebesar Rp305.595.453.125,00 atau sebesar 81,77 dari target sebesar Rp373.739.846.000,00 yang dikarenakan adanya kebijakan pemerintah terhadap penghematan anggaran self blocking sebesar Rp 52,537 Miliar atau 14,06. 2 Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, telah dilakukan evaluasi terhadap Laporan Kinerja BNP2TKI Tahun 2015 oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nopmor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan hasil evaluasi yang menunjukan bahwa BNP2TKI memperoleh Nilai 60,96 atau predikat “B”. Penilaian tersebut menunjukan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di BNP2TKI sudah menunjukkan hasil yang baik namun masih perlu perbaikan. Rincian penilaian tersebut adalah sebagai berikut : 1.57 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel 49. HASIL PENILAIAN LAKIP BNP2TKI TAHUN 2013, 2014 DAN 2015 NO KOMPONEN YANG DILNILAI BOBOT NILAI 2013 BOBOT NILAI 2014 BOBOT NILAI 2015 a Perencanaan Kinerja 35 19,95 30 21,03 30 21,03 b Pengukuran Kinerja 20 11,21 25 13,88 25 13,88 c Pelaporan Kinerja 15 10,61 15 9,77 15 9,77 d Evaluasi Kinerja 10 5,56 10 6,49 10 6,49 e Capaian KInerja 20 12,95 20 9,79 20 9,79 Nilai Hasil evalausi 100 60,28 100 60,96 100 60,96 Tingkat akuntabilitas KInerja CC B B Laporan Kinerja BNP2TKI tahun anggaran 2016 akan segera diajukan untuk dilakukan penilaian oleh Tim Evaluator Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Kemenpan RB sehingga BNP2TKI belum mendapatkan penilaian dari Kemenpan RB untuk Laporan Kinerja TA.2016. 3 Persentase Layanan Terpadu Satu Pintu LTSP di BP3TKILP3TKIP4TKI yang mudah, murah dan cepat. Dalam rangka pemberian pelayanan Prima kepada TKI pada BP3TKILP3TKIP4TKI diperlukan adanya Standar pelayanan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Untuk memenuhi standar pelayanan yang ada pada BP3TKILP3TKIP4TKI, maka dibentuk Unit Pelayanan Publik UPP dengan target pada tahun 2016 sebesar 50 dari 48 BP3TKILP3TKIP4TKI, terealisir sebanyak 48 Satker UPP yang terdiri dari 21 Satker BP3TKI, 3 Satker LP3TKI, 23 Satker P4TKI dan 1 Unit Kerja Non Struktural di Kantor Pusat. Dalam rangka pelayanan terhadap TKI yang Mudah, Murah, Cepat dan Aman, BNP2TKI mencanangkan pembentukan LTSP Layanan Terpadu satu Pintu dengan Target sebanyak 8 LTSP Bandung, Semarang, Surabaya, Mataram, Lampung, Bali, Nunukan, Yokyakarta, namun belum semuanya dapat berjalan dengan baik karena ada beberapa kendala menyangkut unit teknis terkait.

3.4.1.6. Sasaran 6 : Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI

Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian indikator Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI. Indikator ini sekaligus digunakan guna mengukur kinerja Sekretariat Utama dalam melaksanakan dan memberikan pelayanan dan dukungan administrasi dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI tahun 2016. Tabel 50. Opini Publik Terhadap BNP2TKI No Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 NaikTurun Target Realisasi Target Realisasi 1 Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI. Baik 80 Cukup 50 40 Baik 80 Cukup 55 68,75 10 Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019 1.58 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Untuk menunjang pemberitaan dan penyebarluasan informasi tentang kinerja BNP2TKI ke masyarakat luas melalui framing publikasi media online dan media cetak, antara lain Jawa Pos sebagai media penyebarluasan pemberitaan media cetak. Sementara itu, antara news, tempo.co, okezone.com, detik.com, cnn Indonesia, bisnis.com, beritasatu.com, kompas.com dan republika online menjadi media yang menyebarluaskan melalui online atau digital. Melalui framing publikasi dan dipilihnya media-media tersebut diharapkan penyebarluasan berita atau event tentang BNP2TKI dapat berlangsung dengan baik dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Media-media tersebut dapat membantu peran Humas BNP2TKI untuk menyebarluaskan pemberitaan kepada masyarakat. Tak hanya berita atau event yang berlangsung di Jakarta saja yang diliput atau diberitakan, tetapi BP3TKI dan P4TKI di daerah juga dapat dibantu penyebaran informasi atau event yang diadakan disana dengan penulis atau kontributor yang berasal dari BP3TKI atau P4TKI setempat. Upaya publikasi yang dilakukan melalui media cetak dan online dari bulan Januari hingga Desember 2016 menunjukkan statement positif dari publik. Naiknya ekspos pemberitaan dikarenakan giatnya humas mengekspos berita baik yang sedang berkembang dan juga mengekspos event atau kegiatan di unit kerja BNP2TKI. Pada tahun 2016, pemberitaan yang berkaitan dengan BNP2TKI dan TKI berjumlah 8.765 berita dari 16 media online dengan presentase 55 pemberitaan positif, 24 pemberitaan netral dan 21 pemberitaan negatif. Apabila dianalisis berdasarkan presentase tersebut pada tahun 2016, pemberitaan- pemberitaan yang muncul di media online lebih cenderung ke arah yang lebih positif seiring dengan upaya perubahan layanan tata kelola penempatan dan perlindungan yang dilakukan oleh BNP2TKI. Analisa Image Building BNP2TKI PEMBERITAAN JUMLAH TANGGAPAN JUMLAH News 4.935 Statements 26.528 Media 451 Positives 14.590 Person 3.050 Neutrals 6.367 Influencers 1.396 Negatives 5.571 No Media News 1 Tribun News 165 2 Detik 161 3 Republika 138 4 Kompas 124 5 Vivanews 123 6 Metro Tv 118 7 Suara Merdeka 116 8 Okezone 114 9 Liputan 6 113 10 Bisnis Indonesia 105 11 Berita Satu 98 12 Merdeka 91 13 Inilah 86 14 Rakyat Merdeka 85 15 Jawa Post National Network 76 16 Kabarna 73 17 Seputar Indonesia 71 18 Suara News 61 19 Antara 55 20 Tempo Interaktif 54 1.59 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Dalam statistik diatas terlihat ada pemberitaan positif sebesar 55, pemberitaan netral sebesar 24 dan pemberitaan negatif sebesar 21. Dengan analisis ini, diharapkan BNP2TKI dapat memantau, isu atau event mana yang sedang berkembang di masyarakat mengenai TKI dan untuk kedepannya isu tersebut dapat direspon atau dikembangkan menjadi suatu pemberitaan yang lebih baik. BNP2TKI mendapatkan predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik dari Ombudsman RI sesuai Surat Nomor 1541ORI-SRPXI2016 tanggal 24 November 2016 dengan perolehan nilai rata-rata 102,79 Zona Kepatuhan Hijau. Indikator sasaran kegiatan 16 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 6 adalah Persentase peraturan perundang-undangan dan tingkat kekosongan hukum, dengan uraian capaian sebagai berikut; Dalam tahun 2016 ditargetkan penyusunan peraturan sebanyak 9 peraturan, terealisir sebanyak 11 peraturan, dengan tingkat capaian 112. Indikator sasaran kegiatan 17 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 6 adalah Persentase terintegrasi sistem non tunai pada lembaga penempatan dan tata kelola TKI, dengan uraian capaian sebagai berikut; Semua instansi yang terlibat dalam pemberian pelayanan fasilitasi penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri semua sudah terintegrasi dengan SISKOTKLN demikian juga dengan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan lainnya, sehingga target tahun 2016 sebesar 80 terlampaui dengan tingkat capaian keberhasilannya 100. Sampai dengan posisi akhir tahun anggaran 2016 lembaga yang terintegrasi dengan system pelayanan P2TKI berjumlah 6 Kemeterian Lembaga dan 11 Perwakilan RI di luar negeri. Yaitu: Ditjen Dukcapil Kemendagri; Ditjen Imigrasi Kemkumham; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Tenaga Kerja; Kementerian Keuangan, dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi BNSP; KBRI Singapura; KDEI Taiwan, KJRI Hongkong, KBRI Banda Seri Begawan Brunei Darusallam, KBRI Kuala Lumpur, KBRI Kuwait, KJRI Penang, KJRI Johor Bahru, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Kucing, dan KRI Tawau. Sedangkan Sistem pembayaran Non Tunai merupakan amanah yang dituangkan dalam MoU antara Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan OJK, Kementerian Tenaga Kerja RI dan BNP2TKI pada tahun 2015. Dalam MoU tersebut disepakati bahwa proses pembayaran terkait pelayanan Calon TKI TKI akan menggunakan system pemayaran Non Tunai yang melibatkan Perbankan Nasional BRI, Mandiri dan BNI dan stakeholder terkait sarkes, Asuransi, PPTKIS, Calon – TKI, meliputi : Pembayaran Asuransi Pra, masa dan purna penempatan, Pembayaran ujian G to G EPS Topik Korea Selatan untuk Paper Base Test dan Computer Base Test, dan Pembayaran Biaya medical untuk Negara Brunei Darusallam. Tabel 51. Capaian Sasaran kegiatan 17 BNP2TKI Tahun 2015 No Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 NaikTurun Target Realisasi Target Realisasi 1 Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai 50 TNT 50 TNT 100 100 TNT 100 TNT 100 2 Rekomendasi hasil kajian Litbang sebagai bahan masukan kebijakan 2 Kajian 2 Kajian 100 9 Kajian 4 Kajian 44 56 1.60 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Tabel 52. Jumlah Stakeholder yang terintegrasi dengan Online System P2TKI Tahun 2016 No Stakeholders Target Realisasi 1 KementerianLembaga 6 6 100 2 Disnaker Propinsi 25 25 100 3 Perwakilan 11 11 100 4 Dinas KabKota 438 265 60 5 PPTKIS 450 450 100 6 SARKES 92 89 97 7 BLKLN 451 451 100 8 LSP 6 6 100 9 Lembaga Keuangan 7 7 100 10 Asuransi 3 3 Indikator sasaran kegiatan 17 yang juga mendukung pencapaian Sasaran Strategis 6 adalah Persentase rekomendasi hasil kajian yang menjadi kebijakan, dengan uraian capaian sebagai berikut : 1 Survey Potensi Simpanan Tenaga Kerja Indonesia. Suvrey ini dilaksanakan dengan tujuan tersedianya informasi mengenai potensi investasi atau simpanan Tenaga Kerja Indonesia yang didapat dikelola oleh negara melalui suatu lembaga investasi khusus. Bagaimana peluang kebijakan pendirian lembaga investasi khusus termasuk tantangan dan hambatanya serta rekomendasi yang harus dilakukan; 2 Analisis Kesenjangan antara Kebutuhan Tata Kelola Penempatan dan Perlindungan TKI dengan Kapasitas Kelembagaan BNP2TKI. Penelitian ini bertujuan untuk pertama, mengetahui secara jelas dan komprehensif berbagai kesenjangan gap antara kebutuhan tata kelola penempatan dan perlindungan TKI terutama dalam menghadapi MEA yang dihubungkan dengan kapasitas kelembagaan BNP2TKI saat ini, kedua, memberikan masukan bagi perencanaan program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan BNP2TKI, untuk memenuhi tuntutan kebutuhan tata kelola penempatan dan perlindungan TKI dalam menghadapi MEA dan ketiga, menyajikan rekomendasi yang dapat menjadi masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan tindak lanjut terhadap kebutuhan perubahan yang perlu dilakukan oleh BNP2TKI; 3 Kajian Implementasi Peraturan dan Perundangan Dalam Proses Rekruitment C-TKI melalui Skema P to P. Penelitian dilaksanakan dengan tujuan melakukan evaluasi regulasi yang mengatur proses rekruitmen Calon – TKI yang melalui skema P to P dengan kenyataan yang ada dilapangan. Selain kegiatan yang menghasilkan rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholder terkait, juga terdapat beberapa kegiatan yang menghasilkan publikasi berupa buku dalam rangka memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berwenang dan berkepentingan termasuk publik. Publikasi tersebut merupakan output dari kegiatan Analisis komparatif Data Penempatan dan Kepulangan TKI di 3 tiga ProvinsiKabupatenKota yang menjadi kantong TKI sebagai berikut : Profil Tenaga Kerja Indonesia Provinsi NTB; Profil Tenaga Kerja Indonesia Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur; Profil Tenaga Kerja Indonesia Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. 1.61 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 3.4.1.7. Sasaran 7 : Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP. Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian Sasaran Kegiatan 18 dengan 2 dua Indikator Kinerja Utama Tingkat Kapasitas APIP dan Tingkat Kematangan Implementasi SPIP. Indikator ini sekaligus digunakan mengukur kinerja pengawasan internal di lingkungan BNP2TKI dalam mewujudkan pengendalian intern yang memadai. Tabel 53. Capaian Kapabilitas APIP dan Kematangan Implementasi SPIP Tahun 2015 No Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 NaikTurun Target Realisasi Target Realisasi 1 Tingkat Kapabilitas APIP 1 2 200 1 2 200 100 2 Tingkat Kematangan Implementasi SPIP 1 3 300 1 3 300 100 Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra 2015-2019 Uraian capaiannya sebagai berikut, dalam rangka mewujudkan peran dan fungsi pengawasan intern yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan penyelenggaraan tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan TKI oleh BNP2TKI, BPKP telah melakukan proses penjaminan kualitas terhadap hasil penilaian mandiri kapabilitas Inspektorat BNP2TKI. Proses penilaian mandiri yang dilakukan oleh Inspektorat dilakukan dengan melakukan penilaian mandiri yang diinput ke dalam aplikasi Intern Audit Capability Model IACM yang diikuti oleh para pengendali teknis, ketua tim, anggota tim yang kemudian divalidasi oleh tim BPKP. Dari hasil penilaian mandiri tersebut diperoleh hasil bahwa kapabilitas Inspektorat BNP2TKI “secara keseluruhan berada pada level 2 dengan perbaikan” dengan tingkat masing-masing elemen sebagai berikut: NO. ELEMEN LEVEL 1. Peran dan Layanan 3 2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia 2 3. Praktik Profesional 2 4. Akuntabilita dan Manajemen Kinerja 2 5. Budaya dan Hubungan Organisasi 3 6. Struktur Tata Kelola 3 Dari hasil penjaminan kualitas penilaian mandiri atas kapabilitas Inspektorat BNP2TKI tahun 2015, diperoleh simpulan bahwa kapabilitas Inspektorat BNP2TKI berada pada level 2 dengan hasil validasi penjaminan kualitas atas tingkat kapabilitas pada msing-masing elemen sebagai berikut: NO. ELEMEN LEVEL 1. Elemen Peran dan Layanan 3 2. Elemen Pengelolaan Sumber Daya Manusia 2 3. Elemen Praktik Profesional 2 4. Elemen Akuntabilita dan Manajemen Kinerja 2 5. Elemen Budaya dan Hubungan Organisasi 2 6. Elemen Struktur Tata Kelola 3 1.62 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Indikator kinerja tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP dengan uraian sebagai berikut, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, BPKP telah melakukan penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP BNP2TKI Tahun 2016 menunjukan bahwa tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP berada pada level 3 terdefinisi. Pengukuran dilakukan terhadap 25 fokus penilaian maturitas dan menghasilkan nilai maturitas SPIP sebesar “3,42”. Tabel 54 Penilaian Tingkat Maturitas SPIP BNP2TKI Tahun 2016 NO. FOKUS PENILAIAN TINGKAT MATURITAS 0 sd 5 BOBOT SKOR 1 Penegakan Integritas dan Penegakan Etika 4 3,75 0,15 2 Komitmen Terhadap Kompetensi 4 3,75 0,15 3 Kepemimpinan yang Kondusif 5 3,75 0,19 4 Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan 3 3,75 0,11 5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab 4 3,75 0,15 6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentangtang Pembinaan SDM 4 3,75 0,15 7 Perwujudan Peran APIP yang Efektif 4 3,75 0,15 8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait. 4 3,75 0,15 9 Identifikasi Resiko 4 10,00 0,40 10 Analisis Resiko 4 10,00 0,40 11 Reviu Kinerja 5 2,27 0,11 12 Pembinaan SDM 5 2,27 0,11 13 Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi 3 2,27 0,07 14 Pengendalian Fisik atas Aset 3 2,27 0,07 15 Penetapan dan Reviu Indikator Kinerja 5 2,27 0,11 16 Pemisahan Fungsi 3 2,27 0,07 17 Otorisasi Transaksi 3 2,27 0,07 18 Pencatatan yang akurat dan tepat waktu 3 2,27 0,07 19 Pembatasan akses atas sumber daya dan catatan 3 2,27 0,07 20 Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya 3 2,27 0,07 21 Dokumentasi yang baik atas SPIP serta transaksi penting 2,27 0,00 22 Informasi yang Relevan 3 5,00 0,15 23 Komunikasi yang Efektif 3 5,00 0,15 24 Pemantauan Berkelanjutan 3 7,50 0,23 25 Evaluasi Terpisah 1 7,50 0,08 JUMLAH SKOR Tingkat Maturitas 3,42 Terdefinisi Untuk meningkatkan maturitas penyelenggaraan SPIP BNP2TKI ke tingkat berikutnya terkelola dan terukur perlu dilakukan evaluasi atas hal-hal sebagai berikut:  SOP yang ada disesuaikan dengan kondisi yang ada, dan dibuat pemantauan atas kegiatan utama secara online;  Pengendalian aplikasi sistem informasi yang digunakan organisasiunit organisasiunit kerja;  Pengamanan fisik asset;  Penerapan pemisahan tanggungjawab dan tugas organisasi;  SOP atas otorisasi transaksi dan kejadian penting;  Kebijakanpedoman tentang tanggungjawab sumber daya keuangan, informasi kepegawaian, dsb;  Akuntabilitas pencatatan dan sumber daya;  Kebijakanpedoman tentang informasi dan komunikasi kehumasan. Penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP BNP2TKI Tahun 2016, disimpulkan bahwa secara umum penyelenggaraan SPIP BNP2TKI telah dapat memenuhi kriteria pada tingkat “terdefenisi” dengan skor sebesar 3,42. 1.63 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016

3.5. Memperkuat Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola TKI

Selain indikator kinerja utama yang telah dijelaskan di atas, program lainnya di BNP2TKI yang mendukung capaian IKU terdapat program Memperkuat Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola TKI, dengan uraian sebagai berikut:

3.5.1. Perbaikan Kualitas Pelayanan Publik

Pelayanan publik yang berkualitas merupakan hak bagi setiap warga negara. Oleh karena itu BNP2TKI berkewajiban memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat secara luas. Kebijakan yang ditempuh oleh BNP2TKI difokuskan pada penyempurnaan kebijakan dibidang pelayanan penempatan dan perlindungan TKI dan peningkatan kualitas penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI yang cepat, murah, aman dan berkualitas. Selain itu, upaya BNP2TKI juga difokuskan pada implementasi kebijakan dan pengembangan manajemen pelayanan melalui pengembangan manajemen dan sistem pelayanan publik di setiap KabuptenKota, penerapan standar pelayanan pada seluruh penyelenggaraan pelayanan publik, dan pengembangan sistem pengawasan dan evaluasi kinerja pelayanan publik. Peningkatan kualitas pelayanan publik menghadapi berbagai tantangan, antara lain meningkatkan kompetensi dan merubah mindset pelayanan bagi SDM, meningkatkan penerapan TIK dalam manajemen pelayanan, menghilangkan praktek pungli dalam penyelenggaraan pelayanan, memperluas program quickwins pelayanan publik pada seluruh unit, meningkatkan efektifitas penanganan pengaduan masyarakat, dan meningkatkan implementasi standar pelayanan minimal SPM di daerah dalam perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi. Pelayanan penempatan dan perlindungan TKI dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan seluruh pemangku kepentingan dalam bentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu LTSP dan secara akan menerapkan pelayanan berbasis elektronik dan online e-government yaitu menjadi salah satu program layanan unggulan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. Program percepatan di bidang pelayanan penempatan dan perlindungan TKI berbasis TI yang telah dilakukan oleh BNP2TKI merupakan quick wins BNP2TKI yang sedang dan akan terus dikembangkan adalah :

a. Peningkatan Kualitas Pelayanan melalui “online system“ yang mencakup:

1 Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri www.infokerja-bnp2tki.org , sistem ini untuk dimanfaatkan masyarakat pencari kerja keluar negeri, dapat mendaftar baik secara online maupun melalui BP3TKI, Disnaker Provinsi, KabupatenKota dan lembaga pendidikan yang telah bekerjasama dengan BNP2TKI serta dalam sistem ini Pencaker dapat mengakses informasi peluang kerja keluar negeri yang sudah tersedia; 2 Sistem Pelayanan Penempatan TKI SISKOTKLN http:siskotkln.bnp2tki.go.id , sistem ini dirancang untuk entri data secara online diawali dari Disnaker KabupatanKota. Entri data ini oleh lembaga penempatan lainnya seperti sarana kesehatan, BLK-LN, LUK asuransi dll. 1.64 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 Sistem ini dapat mengurangi pemalsuan identitas TKI serta dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan harus dimiliki TKI sebelum ditempatkan bekerja di luar negeri dan memudahkan mencari data dan informasi TKI; 3 Sistem Pendataan dan Pelayanan Kepulangan TKI http.sipendaki.bnp2tki.go.id , sistem ini di operasikan dibeberapa embarkasi seperti Balai Pelayanan Kepulangan TKI Selapajang, Bandara Soekarno Hatta, Bandara Adi Sumarmo-Solo, Bandara Separang-Mataram, Bandara Husein Sastranegara-Bandung; Pintu Perbatasan-Entikong, Pelabuhan Laut Tunon Taka-Nunukan, Pelabuhan Laut Sri Bintang Pura-Tanjung Pinang, manfaatnya data TKI yang pulang dapat diakses secara online oleh pihak pihak yang berkepentingan yang telah mendapat user id dan password dari BNP2TKI; 4 Sistem Pelayanan Pengaduan Permasalahan TKI atau Crisis Center http.halotki.bnp2tki.go.id , sistem ini dioperasikan di kantor BNP2TKI Jln, MT Haryono Kav.51 Jakarta Selatan; 5 Data Center BNP2TKI Untuk mendukung kelancaran pelayanan sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan diseluruh lintas sektor dan stakeholder, BNP2TKI telah membangun Data Center yang sudah memenuhi standar internasional yang dipersyaratkan yaitu TIA-942 tier 1 Telecommunications Industry Association; 6 Integrasi Penempatan Perlindungan TKI dengan KL, Perwakilan RI dan Disnaker PropKabKota; 7 Untuk mewujudkan kesepahaman, semangat dan komitmen bersama dalam pelaksanaan kebijakan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri Kegiatan integrasi tersebut meliputi : a Mapping Data Agensi dan Data PPTKIS dengan data SISKOTKLN; b Web Service sudah siap untuk dipergunakan dan sudah terkoneksi dengan database; c Integrasi data yang ditampilkan, antara lain :  Integrasi data Job Order  Integrasi data Employment Contract  Integrasi data Blacklist Agency  Penambahan Fitur Pencarian Data TKI di Sistem Informasi KJRI  Penambahan Fitur Kedatangan TKI di Sistem Informasi KJRI  Memprovide data untuk Entry data Employment Contract di KJRI berdasarkan Nomor Paspor dari SISKOTKLN d Akses data dari hasil integrasi sistem tersebut dapat dimanfaatkan oleh kedua belah pihak Konsulat Hong Kong SAR, KDEI Taipei dan BNP2TKI dalam memberikan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. 8 Mengintegrasikan System BNP2TKI layanan LPSE; a. Dukungan pelaksanaan pengadaan barangjasa berlupa Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE; b. Terbentukan Data Warehouse HYPERLINK http:dw.bnp2tki.org http:dw.bnp2tki.org . 9 Memperkuat Sumberdaya tenaga IT. Sumber Daya IT di BNP2TKI menjadi sumber keunggulan kompetitif karena bersifat langka, khusus, bernilai, berharga, langka, dan sulit untuk meniru atau mengganti. 1.65 LAKIP BNP2TKI TAHUN 2016 BNP2TKI mengembangkan sumber daya IT yang spesifik, dan kemudian memperbarui ini untuk menanggapi perubahan lingkungan, mengembangkan kemampuan dinamis untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Strategi yang sukses tergantung pada organisasi yang memiliki kemampuan strategis untuk tampil di tingkat yang diperlukan untuk sukses. Jika sumber daya dikendalikan dengan tidak baik, sumber daya ini tidak akan memungkinkan untuk memilih dan menerapkan strategi dengan mengeksploitasi kemungkinan ancaman dari luar atau menetralisirnya. Maka dari itu tipologi sumber daya IT yang bisa diterapkan di BNP2TKI dibagi menjadi 3 bagian yaitu : a Infrastruktur : komponen infrastruktur IT seperti perangkat keras komputer dan perangkat lunak; b Keterampilan teknis : keterampilan teknis IT adalah keterampilan teknologi tepat guna diperbarui, yang berkaitan dengan sistem baik hardware dan software yang dipegang oleh pegawai BNP2TKI; c Pengembangan IT : Mengacu pada kemampuan untuk mengembangkan atau bereksperimen dengan teknologi baru.

b. Keterbukaan informasi Publik

Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik secara historis dilatarbelakangi oleh bergulirnya reformasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Reformasi yang sudah berumur satu dasawarsa telah membawa perubahan dalam sistem pemerintahan negara. Reformasi ditandai dengan adanya tuntutan tata kelola kepemerintahan yang baik Good Governance yang mensyaratkan adanya akuntabilitas, transparasi dan partisipasi masyarakat dalam setiap proses terjadinya kebijakan publik. Setiap Badan Publik sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 pasal 7 ayat 3 wajib membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga layanan informasi dapat memberikan akses dengan mudah. Bahkan lebih lanjut setiap Badan Publik perlu melakukan pengelolaan informasi dan dokumentasi yang dapat menjamin penyediaan informasi yang mudah, cermat, cepat dan akurat. Transparansi di lingkungan BNP2TKI saat ini bukan saja menjadi kebutuhan publik tetapi juga kebutuhan seluruh pegawai. Dengan adanya transparansi, secara perlahan akan terjadi penguatan akuntabilitas dan profesionalisme serta integritas pegawai BNP2TKI. Tersirat maksud tersebut di atas bahwa ketersediaan instrumen pendukung pengelolaan informasi dan dokumentasi merupakan kebutuhan yang mutlak menjadi perhatian penting bagi setiap Badan Publik dan perlu dipersiapkan dalam kegiatan pra-implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008. Pengelolaan informasi berpedoman pada : 1 Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di lingkungan BNP2TKI dilaksanakan berdasarkan Keputusan Kepala BNP2TKI Nomor: KEP.56KAVIII2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi; 2 Dalam pengelolaan Informasi dan dokumentasi diperlukan adanya pedoman kerja sebagaimanan diamanatkan dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor: PER.16KAXII2011 Tentang Pedoman Kerja Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.