berguna untuk mengetahui besarnya gaya yang dicapai untuk mencapai tarikan maksimum pada setiap satuan luas area film untuk meregang atau memanjang.
c. Kelarutan film Persen kelarutan edible film adalah persen berat kering dari film yang terlarut
setelah dicelupkan di dalam air selama 24 jam.Gontard, 1993 d. Laju transmisi uap air
Laju transmisi uap air merupakan jumlah uap air yang hilang per satuan waktu dibagi dengan luas area film. Oleh karena itu salah satu fungsi edible film adalah
untuk menahan migrasi uap air maka permeabilitasnya terhadap uap air harus serendah mungkin.Gontard, 1993
Menurut Syarif 1989, faktor-faktor yang mempengaruhi konstanta permeabilitas kemasan adalah :
1. Jenis film permeabilitas dari polipropilen lebih kecil daripada polietilen artinya gas atau uap air lebih mudah menembus polipropilen daripada
polietilen. 2. Suhu
3. Ada tidaknya plasticizer misalnya air 4. Jenis polimer film
5. Sifat dan besar molekul gas 6. Solubilitas atau kelarutan gas
Rachmawati,A.K, 2009
2.5.2. Aplikasi Edible film pada bahan pangan
Aplikasi dari edible film untuk kemasan bahan pangan saat ini sudah semakin meningkat, seiring kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan
hidup. Edible film dan biodegradable film banyak digunakan untuk pengemasan produk buah-buahan segar yaitu untuk mengendalikan laju respirasi, akan tetapi
produk-produk pangan lainnya juga sudah benyak menggunakan edible coating, seperti produk konfeksionari, daging, dan ayam beku, sosis, produk hasil laut, dan
Universitas Sumatera Utara
pangan semi basah. Apliksai dari edible film atau edible coating dapat dikelompokkan atas :
1. Sebagai kemasan primer dari produk pangan Contoh dari penggunaan edible film sebagai kemasan primer adalah pada permen,
sayur-sayuran dan buah-buahan segar, sosis, daging, dan produk hasil laut. 2. Sebagai barrier
Penggunaan edible film sebagai barrier dapat dilihat dari contoh-contoh berikut : a. Gellan gum yang direaksikan dengan garam mono atau bivalen yang
membentuk film, diperdagangkan dengan nama kelcoge, yang merupakan barrier yang baik untuk absorbsi minyak pada bahan pangan yang
digoreng, sehingga menghasilkan bahan dengan kandungan minyak yang rendah. Di jepang bahan ini digunakan untuk menggoreng tempura.
b. Edible coating yang terbuat dari zein protein jagung, dengan nama dagang Z’coat TM Cozean, dugunakan untuk produk-produk
konfeksionari seperti permen dan cokelat. c. Fry shiled, terdiri dari pektin, remah-remahan roti dan kalsium, digunakan
untuk mengurangi lemak pada saat penggorengan, seperti pada penggorengan French fries.
d. Film zein dapat bersifat sebagai berrier untuk uap air dan gas pada kacang- kacangan atau buah-buahan. Diaplikasikan pada kismis untuk sereal
sarapan siap santap. 3. Sebagai pengikat binding
Edible film juga dapat diaplikasikan pada snack atau crackers yang diberi bumbu,
yaitu sebagai pengikat atau adhesive dari bumbu yang diberikan agar dapat lebih melekat pada produk. Pelapisan ini berguna untuk mengurangi lemak pada bahan
yang digoreng dengan panambahan bumbu-bumbu. 4. Pelapis
Edible film dapat bersifat sebagai pelapis untuk meningkatkan penampilan dari
produk. Pelapisan dengan edible film adalah dapat menghindari masuknya
Universitas Sumatera Utara
mikroba yang dapat terjadi jika dilapisi dengan telur Julianti, E dan Nurminah, M, 2006
2.6. Bahan yang ditambahkan dalam pembuatan edible film