2.2.3. Zat – zat nutrisi yang ditambahkan pada fermentasi nata de soya
Komposisi media fermentasi nata terdiri dari karbohidrat gula sebagai sumber karbon dan urea sebagai sumber nitrogen. Oleh karena itu perlu ditambahkan zat –
zat nutrisi sebagai berikut. a. Gula sebagai sumber karbon
Sumber karbon merupakan faktor penting dalam proses fermentasi. Bakteri untuk menghasilkan nata membutuhkan sumber karbon bagi proses metabolismenya.
Glukosa akan masuk ke dalam sel dan digunakan bagi penyediaan energi yang dibutuhkan dalam perkembangbiakannya. Jumlah gula yang ditambahkan harus
diperhatikan sehingga mencukupi untuk metabolisme dan pembentukan pelikel nata. Kebutuhan karbon untuk media umumnya diberikan oleh glukosa, pati dan
laktosa Hidayat, 2006 b. Urea sebagai sumber nitrogen
Selain gula, sumber nitrogen merupakan faktor penting. Nitrogen diperlukan untuk pertumbuhan sel dan pembentukan enzim. Kekurangan nitrogen
menyebabkan sel tumbuh dengan kurang baik dan menghambat pembentukan enzim yang diperlukan, sehingga proses fermentasi dapat mengalami kegagalan
atau tidak sempurna Hidayat, 2006
2.2.4. Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi nata
Untuk menghasilkan produksi nata yang maksimal perlu diperhatikan faktor- faktor sebagai berikut
1. Jenis dan konsentrasi medium Medium fermentasi ini harus banyak mengandung karbohidrat gula disamping
vitamin dan mineral, karena pada hakekatnya nata tersebut adalah slime menyerupai kapsul dari sel bakteri yang kaya selulosa yang diproduksi dari
glukosa oleh bakteri Acetobacter Xylinum. Bakteri ini dalam kondisi yang optimum memiliki kemampuan yang luar biasa untuk memproduksi slime
Universitas Sumatera Utara
sehingga slime tersebut terlepas dari sel vegetatif bakteri dan terapung-apung di permukaan medium. Pembentukan nata terjadi karena proses penganmbilan
glukosa dari larutan gula yang kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor penciri nata pada membran sel. Prekursor ini selanjutnya
dikeluarkan dalam bentuk ekskresi dan bersama enzim mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa yang merupakan bahan dasar pembentukan slime.palungkun
1993. Menurut Rahman 1992 nata itu merupakan hasil fermentasi dari bakteri Acetobacter Xylinum
, bakteri ini dapat tumbuh dan berkembang dalam medium gula dan akan mengubah gula menjadi selulosa.
2. Jenis dan konsentrasi starter Pada umumnya Acetobacter Xylinum merupakan starter yang lebih produktif dari
jenis starter lainnya, sedang konsentrasi 5 – 10 merupakan konsentrasi yang ideal Rahman, 1992.
3. Lama fermentasi Lama fermentasi yang digunakan dalam pembuatan nata ini pada umumnya 2 – 4
minggu. Minggu ke empat dari waktu fermentasi nerupakan waktu maksimal produksi nata, yang berarti lebih dari 4 minggu produksi nata akan menurun
Awang, 1991 4. Suhu fermentasi
Pada umumnya suhu untuk pertumbuhan bakteri pembuat nata adalah suhu kamar 28
C. suhu yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi akan mengganggu pertumbuhan bakteri pembuat nata yang akhirnya juga akan menghambat
produksi nata. 5. pH fermentasi
derajat keasaman yang dibutuhkan dalam pembuatan nata adalah suasana asam. Pada kedua sisi pH optimum, aktivitas enzim seringkali menurun dengan tajam,
suatu perubahan kecil pada pH dapat menimbulkan perbedaan besar pada kecepatan beberapa reaksi enzimatis yang amat penting bagi organisme. Hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian Hubeis 1996 penambahan ammonium sulfat 0,8 dan sukrosa 10 dapat mempertahankan pH optimum pH 4 bagi pertumbuhan bakteri, sehingga
pertumbuhan bakteri dan pembentukan lapisan nata dapat berlangsung dengan baik. Penurunan pH bisa terjadi akibat fermentasi karbohidrat menjadi asam,
sehingga semakin lama fermentasinya maka akan semakin cenderung terjadi penurunan pH medium.
6. Jenis dan konsentrasi suplemen Kandungan karbohidrat dalam bahan untuk membuat nata merupakan bahan yang
terpenting. Limbah dengan kadar karbohidrat rendah jika ingin digunakan sebagai medium pembuatan nata perlu ditambah gula pasir.
7. Tempat fermentasi Tempat fermentasi sebaiknya tidak terbuat dari unsur logam karena mudah korosif
yang dapat mengganggu pertumbuhan mikroorganisme pembuatan nata yang akhirnya dapat mengganggu pembuatan nata, disamping itu tempat fermentasi
diupayakan untuk tidak mudah terkontaminasi, tidak terkena cahaya matahari secara langsung, jauh dari sumber panas, dan jangan sampai langsung
berhubungan dengan tanah. Hasil penelitian Hubeis 1996 tempat fermentasi yang mempunyai permukaan yang lebih luas akan menghasilkan nata lebih tebal
dari pada tempat fermentasi yang mempunyai permukaan sempit.selain hal di atas, dalam pembuatan nata juga harus diperhatikan bahwa selama proses pembentukan
nata berlangsung, harus dihindari gerakan atau goncangan di sekitar tempat fermentasi. Akibat adanya gerakan atau goncangan ini akan menenggelamkan
lapisan nata yang telah terbentuk yang menyebabkan terbentuknya lapisan baru, dimana lapisan pertama dan yang baru tidak dapat bersatu. Hal ini akan
menyebabkan ketebalan produk nata menjadi tidak standar. Kriteria nata yang berkualitas dapat dilihat dari segi kandungan bahan gizi protein, karbohidrat,
lemak, air, abu dan kadar serat, segi organoleptik bau, rasa, warna, dan tekstur, dan dari segi penampakan produk berat basah dan ketebalan produk Budiyanto,
2002
Universitas Sumatera Utara
2.3. Selulosa