Analisa SEM Analisa FTIR

Karakteristik mekanis edible film dari nata de soya dengan campuran kitosan dan gliserin meliputi ketebalan, kuat tarik dan kemuluran. Dimana ketebalan edible film dari nata de soya sebesar 0,066 mm, kuat tarik 1,145 KgFmm 2 dan kemuluran sebesar 2,06 . Untuk edible film dari nata de soya dengan penambahan 1,5 g kitosan mempunyai ketebalan 0,066 mm, kuat tarik 1,694 KgFmm 2 dan kemuluran 2,30 . Untuk edible film dari nata de soya dengan penambahan 1,5 g kitosan dan 2 ml gliserin mempunyai ketebalan 0,066 mm, kuat tarik 2,537 KgFmm 2 dan kemuluran 24,57 . Untuk edible film dari nata de soya dengan penambahan 1,5 g kitosan dan 4 ml gliserin mempunyai ketebalan 0,075 mm, kuat tarik 2,611 KgFmm 2 dan kemuluran 12,48 . Untuk edible film dari nata de soya dengan penambahan 1,5 g kitosan dan 6 ml gliserin mempunyai ketebalan 0,083 mm, kuat tarik 2,741 KgFmm 2 dan kemuluran 20,42 . Untuk edible film dari nata de soya dengan penambahan 1,5 g kitosan dan 8 ml gliserin mempunyai ketebalan 0,083 mm, kuat tarik 3,192 KgFmm 2 dan kemuluran 15,00 . Dari perbandingan hasil kuat tarik dan kemuluran dapat disimpulkan bahwa edible film yang mempunyai karakteristik fisik paling baik yaitu edible film dari nata de soya dengan penambahan 1,5 g kitosan dan 6 ml gliserin, serta edible film dari nata de soya dengan penambahan 1,5 g kitosan dan 8 ml gliserin. Hal ini disebabkan oleh penggunakan gliserin sebagai palstisizer yang semakin banyak akan meningkatkan keelastisan edible film tersebut sehingga edible film yang dihasilkan tidak mudah sobek. Gliserin berfungsi sebagai palsticizer untuk mengurangi daya tarik intermolecular rantai polimer protein sehingga mengurangi sifat mudah retak

4.2.4 Analisa SEM

Analisa SEM berfungsi untuk melihat permukaan penampang, permukaan melintang dan membujur suatu specimen secara mikroskopik dengan pembesaran Universitas Sumatera Utara tertentu.Sehingga topografi, tonjolan, lekukan dan pori-pori pada permukaan dapat terlihat. Analisa SEM akan memperlihatkan morfologi permukaan dari edible film tersebut.Hasil SEM dari nata de soya dengan penambahan kitosan dan 6 ml gliserin dengan perbesaran 10.000 x menunjukkan serat selulosa dengan permukaan yang kurang kompatibel dan kurang rata dibandingkan dengan edible film dari nata de soya dengan penambahan kitosan dan 8 ml gliserin. Hal ini disebabkan semakin banyak jumlah gliserin sebagai plasticizer yang ditambahkan akan menyebabkan permukaan yang semakin rata dan padat pada permukaannya. Gliserin sebagai platicizer berfungsi untuk menurunkan gaya intermolecular rantai polimer protein mengakibatkan peningkatan nilai kelarutan protein edible film, selain itu gliserin merupakan molekul hidrofilik dengan berat molekul rendah dan mudah masuk kedalam rantai protein.

4.2.5. Analisa FTIR

Analisa FTIR dilakukan untuk menegtahui adanya gugus – gugus yang terdapat pada edible film dari nata de soya. Dari gambar 4.1 memberikan spectrum dengan serapan pada daerah 3417,86 cm -1 menunjukkan adanya gugus hidroksil OH yang berasal dari unit β- glukosa dari selulosa bacterial. Serapan pada daerah 1635,64 cm -1 yang berasal dari gugus C=O dari selulosa bacterial. Dari gambar 4.2 memberikan spectrum dengan serapan pada daerah 3448,72 cm -1 menunjukkan adanya gugus hidroksil OH yang berasal dari unit β- glukosa dari selulosa bacterial, gugus NH amida dari N-asetil glukosamin yang saling bertumpang tindih. Serapan pada daerah bilangan gelombang 1635,64 cm -1 menunjukkan adanya gugus C=O dari selulosa bekterial. Dari gambar 4.3 memberikan spectrum dengan serapan pada daerah 3394,72 cm 1 menunjukkan adanya gugus hidro ksil OH yang berasal dari unit β- Universitas Sumatera Utara glukosa dari selulosa bacterial maupun dari gliserin. Serta serapan pada daerah bilangan gelombang 2885,51 menunjukkan adanya CH alifatis. Dari gambar 4.4 memberikan spectrum dengan serapan pada daerah 3325,28 cm -1 menun jukkan adanya gugus hidroksil OH dari unit β-glukosa dari selulosa bacterial, gugus NH amida dari N-asetil glukosamin yang saling bertumpang tindih, serapan pada daerah 1643,35 cm -1 menunjukkan adanya gugus C=O dari selulosa bacterial. Dari gambar 4.5 memberikan spectrum dengan serapan pada daerah 3417,86 cm -1 menunjukkan adanya gugus hidroksil OH dari unit β-glukosa dari selulosa bacterial, gugus NH amida dari N-asetil glukosamin yang saling bertumpang tindih, serapan pada daerah 1635,64 cm -1 menunjukkan adanya gugus C=O dari selulosa bacterial.

4.2.6 Kadar Air

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Dan Analisa Kadar Nutrisi Edible Film Dari Nata De Coco Dengan Penambahan Pati, Gliserin, Dan Kitosan Sebagai Bahan Pengemas Makanan

4 74 117

Aplikasi Edible Film Dari Nata De Coco Dengan Penambahan Pati, Gliserin, Dan Kitosan Sebagai Pengemas Bumbu Mie Instan Dengan Pengaruh Lamanya Penyimpanan

16 143 77

Karakterisasi Dan Analisa Nutrisi Edible Film Dari Campuran Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata) Dengan Tepung Tapioka, Kitosan Dan Gliserin

2 17 67

Karakterisasi Edible Film dari Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Penambahan Tepung Tapioka , Kitosan dan Gliserin Sebagai Pemlastis.

3 23 81

Karakterisasi Dan Analisa Nutrisi Edible Film Dari Campuran Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata) Dengan Tepung Tapioka, Kitosan Dan Gliserin

0 0 13

Karakterisasi Dan Analisa Nutrisi Edible Film Dari Campuran Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata) Dengan Tepung Tapioka, Kitosan Dan Gliserin

0 0 2

Karakterisasi Dan Analisa Nutrisi Edible Film Dari Campuran Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata) Dengan Tepung Tapioka, Kitosan Dan Gliserin

0 0 5

Karakterisasi Dan Analisa Nutrisi Edible Film Dari Campuran Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata) Dengan Tepung Tapioka, Kitosan Dan Gliserin

0 0 17

Karakterisasi Dan Analisa Nutrisi Edible Film Dari Campuran Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata) Dengan Tepung Tapioka, Kitosan Dan Gliserin

0 5 2

Karakterisasi Dan Analisa Nutrisi Edible Film Dari Campuran Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata) Dengan Tepung Tapioka, Kitosan Dan Gliserin

0 0 9