2.4. Acetobacter
Ciri-ciri Acetobacter adalah selnya berbentuk bulat panjang sampai batang lurus atau agak bengkok, ukurannya 0,6-0,8 x 1,0-3,0 µm, terdapat dalam bentuk
tunggal berpasangan atau dalam bentuk rantai. Acetobacter merupakan aerobik sejati, membentuk kapsul, dan tidak mempunyai spora, suhu optimumnya adalah
30 C Pelezar dan Chan, 1988.
Acetobacter sp . Adalah bakteri yang digunakan untuk membuat cuka.
Dalam membuat cuka, gel seperti membran selalu ditemukan pada permukaan larutan. Material ini berkembang menjadi selulosa. Selulosa ini berasal dari
bakteri yang dinamakan selulosa bakteri
Spesies Acetobacter yang terkenal adalah Acetobacter aceti, Acetobacter orlenensis, Acetobacter liquefasiensis, dan Acetobacter xylinum
. Meskipun ciri- ciri yang dimiliki hampir sama dengan spesies lainnya Acetobacter xylinum dapat
dibedakan dengan yang lain karena sifatnya yang unik. Bila Acetobacter xylinum ditumbuhkan pada medium yang mengandung gula, bakteri ini dapat memecah
komponen gula dan mampu membentuk suatu polisakarida yang dikenal dengan selulosa ekstraseluler Daulay, 2003
2.4.1. Jenis-jenis Acetobacter
Adapun jenis-jenis bakteri Acetobacter adalah sebagai berikut : a. Acetobacter acetii, ditemukan oleh beijerinck pada tahun 1898. Bakteri ini
penting dalam produksi asam asetat, yang mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai, yang menyebabkan tapai
yang melewati 2 hari fermentasi akan menjadi berasa masam. b. Acetobacter xylinum, bakteri ini digunakan dalam pembuatan nata de coco.
Acetobacter xylinum mampu mensintesis selulosa dari gula yang
dikonsumsi. Nata yang dihasilkan berupa pelikel yang mengambang
Universitas Sumatera Utara
dipermukaan substrat. Bakteri ini juga terdapat pada produk kombucha yaitu fermentasi dari teh Hidayat, 2007.
c. Acetobacter suboxydans, bakteri ini dapat mengubah glukosa menjadi asam askorbat vitamin C Robinson, 1976.
d. Acetobacter orleanensis, bakteri ini dapat mengubah etanol menjadi cuka Mckane and July, 1976.
e. Acetobacter indonesianensis, ditemukan pada tahun 2001. Bakteri ini merupakan bakteri asli Indonesia
f. Acetobacter cibinongensis, bakteri ini berasal dari daerah cibinong. g. Acetobacter syzygii, ditemukan pada tahun 2002. Bakteri ini berasal dari
buah sirsak. h. Acetobacter tropicallis, ditemukan pada tahun 2001. Bakteri ini berasal
dari daerah tropis. i. Acetobacter bogoriensis, bakteri ini berasal dari daerah tropis.
Jenis Acetobacter 5 – 9 adalah spesies baru yang merupakan bakteri asli Indonesia, yang ditemukan oleh Dr. Puspita Lisdayanti.
2.4.2. Acetobacter xylinum
Bakteri pembentuk nata termasuk kedalam golongan Acetobacter xylinum, yang mempunyai ciri-ciri antara lain : “sel bulat panjang sampai batang seperti
kapsul, tidak mempunyai endospora, sel-selnya bersifat gram negatif, bernafas secara aerob tetapi dalam kadar yang kecilPelezar dan Chan, 1988.
Acetobacter xylinum dapat dibedakan dengan spesies yang lain karena
sifatnya yang bila ditumbuhkan dalam medium yang kaya komponen gula, bakteri ini dapat memecah komponen gula dan mampu membentuk suatu polisakarida
yang dikenal dengan selulosa ekstraseluler.
Universitas Sumatera Utara
Acetobacter Xylinum mempunyai tiga enzim yang aktif, yaitu enzim
kinase, enzim ekstraseluler selulosa polymerase, dan enzim protein sintetase. Enzim ekstraseluler selulosa polimerase aktif pada pH 4 yang berfungsi untuk
membentuk benang-benang selulosa nata. Enzim protein sintetase aktif pada pH 3-6 yang berfungsi untuk mengubah makanan yang mengandung C, H, O, dan N
menjadi protein Mandel, 2004.
Dalam medium cair, Acetobacter Xylinum mampu membentuk suatu lapisan yang dapat mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Bakteri terperangkap
dalam benang-benang yang dibuatnya. Untuk menghasilkan massa yang kokoh, kenyal, tebal, putih, dan tembus pandang perlu diperhatikan suhu fermentasi
inkubasi, komposisi medium dan pH medium.
Gambar 2.2. Acetobacter Xylinum
Klasifikasi ilmiah dari Acetobacter Xylinum : Kerajaan
: Bakteria Filum
: Proteobacteria Kelas
: Alpha Proteobacteria Ordo
: Rhodospirilia Famili
: Pseudomonadaceae
Universitas Sumatera Utara
Genus : Acetobacter
Spesies : Acetobacter Xylinum Moss M.O.,1995
Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam
sel hidup.Biamenta ,2011.
Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel secara teratur,
mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase
pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Adapun tahap-tahap pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum dalam kondisi
normal adalah sebagai berikut. a. Fase adaptasi
Begitu dipindahkan ke media baru, bakteri Acetobacter Xylinum tidak langsung tumbuh dan berkembang. Pada fase ini, bakteri akan terlebih dahulu
menyesuaikan diri dengan substrat dan kondisi lingkungan barunya. Fase adaptasi bagi Acetobacter Xylinum dicapai antara 0-24 jam atau ± 1 hari sejak inokulasi.
b. Fase pertumbuhan awal Pada fase ini, sel mulai membelah dengan kecepatan rendah. Fase ini menandai
diawalinya fase pertumbuhan eksponensial. Fase ini dilalui dalam beberapa jam. c. Fase pertumbuhan eksponensial
Fase ini disebut juga sebagai fase pertumbuhan logaritmik, yang ditandai dengan pertumbuhan yang sangat cepat. Untuk bakteri Acetobacter Xylinum, fase ini
dicapai dalam waktu antara 1-5 hari, tergantung pada kondisi lingkungan. Pada fase ini juga, bakteri mengeluarkan enzim ekstraseluler polimerase sebanyak-
banyaknya, untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa.
Universitas Sumatera Utara
d. Fase pertumbuhan diperlambat Pada fase ini, terjadi pertumbuhan yang diperlambat karena ketersediaan nutrisi
yang telah berkurang, terdapatnya metabolit yang bersifat toksik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, dan umur sel yang telah tua.
e. Fase stasioner Pada fase ini, jumlah sel yang tumbuh relatif sama dengan jumlah sel yang mati.
Penyebabnya adalah di dalam media terjadi kekurangan nutrisi, pengaruh metabolit toksik lebih besar, dan umur sel semakin tua. Namun pada fase ini, sel
akan lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim jika dibandingkan dengan ketahanannya pada fase lain. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada
fase ini. f. Fase menuju kematian
Pada fase ini, bakteri mulai mengalami kematian karena nutrisi telah habis dan sel kehilangan banyak energi cadangannya.
g. Fase kematian Pada fase ini, sel dengan cepat mengalami kematian, dan hampir merupakan
kebalikan dari fase logaritmik. Sel mengalami lisis dan melepas komponen yang terdapat di dalamnya.Biamenta, 2011
2.4.3. Sifat-sifat Acetobacter Xylinum