pengaplikasiannya edible film tersebut tidak rapuh untuk dimanfaatkan sebagai bahan pengemas makanan. Di samping itu diharapkan nantinya penggunaan nata
tidak hanya dapat menjadi makanan tetapi dapat juga dijadikan sebagai material dalam pembuatan edible film.
1.2.Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah nata de soya dengan penambahan kitosan dan variasi gliserin
dapat dijadikan edible film sebagai bahan pengemas makanan. 2. Bagaimana karakteristik dari edible film yang meliputi ketebalan, kuat
tarik, kemuluran, uji SEM, uji FTIR. 3. Bagaimana kandungan gizi dari edible film yang meliputi kadar air, kadar
abu, kadar serat, kadar lemak, kadar protein dan kadar karbohidrat.
1.3. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi oleh : 1. Air tahu yang digunakan berasal dari rumah produksi tahu Jalan Cinta
Karya, desa karang Rejo, kecamatan Medan Polonia. 2. Kitosan yang digunakan berasal dari Laboratorium Penelitian FMIPA
USU, Medan 3. Gliserin yang digunakan berasal dari Laboratorium Ilmu Dasar FMIPA
USU 4. Waktu fermentasi pembuatan nata de soya dengan penambahan kitosan
dan gliserin adalah 14 hari 5. Kitosan yang ditambahkan sebanyak 0,15
6. Gliserin yang ditambahkan sebanyak 2 ml, 4 ml, 6 ml, dan 8 ml. 7. Parameter yang diamati adalah uji SEM, uji FTIR, uji tarik, ketebalan,
protein, lemak, karbohidrat, abu, dan air dan serat.
Universitas Sumatera Utara
8. Starter bakteri Acetobacter Xylinum diperoleh dari rumah produksi nata de coco kecamatan medan tembung.
1.4.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui karakteristik fisik dari edible film dari nata de soya
dengan penambahan kitosan dan variasi gliserin. 2. Untuk mengetahui kandungan gizi dari edibke film dari nata de soya
dengan penambahan kitosan dan variasi gliserin yang dapat digunakan sebagai bahan pengemas makanan.
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : Mengurangi penggunaan bahan pengemas makanan yang bersifat
nonbiodegradable serta mengolah limbah air tahu sebagai bahan baku, kitosan, dan gliserin menjadi nata de soya yang dapat digunakan untuk membuat edible
film yang ramah lingkungan.
1.6. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Biokimia FMIPA USU, laboratorium Farmasi USU, laboratorium Penelitian FMIPA USU, Laboratorium Ilmu Dasar
FMIPA USU, laboratorium Polimer FMIPA USU dan Laboratorium Geologi Kuartener Bandung
Universitas Sumatera Utara
1.7. Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dengan menggunakan sampel berupa air tahu yang diperoleh dari rumah produksi tahu di desa Karang Rejo,
Medan. Nata de soya dibuat dengan penambahan kitosan dan gliserin. Selanjutnya nata de soya yang diperoleh diolah menjadi edible film. Adapun langkah-langkah
analisisnya adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan nata de soya dengan penambahan kitosan dan variasi gliserin
yang difermentasikan selama 14 hari sehingga terbentuk suatu lapisan putih dengan ketebalan tertentu.
2. Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode kjeldhal, yang melalui tiga tahap, yaitu tahap destruksi, destilasi dan titrasi.
3. Penentuan kadar lemak dilakukan dengan metode hidrolisis Weibull 4. Penentuan kadar serat dilakukan dengan metode defatting dan digestion,
kemudian diabukan dalam tanur pada suhu 550 C.
5. Penentuan kadar air dilakukan dengan metode pengeringan di dalam oven, pada suhu 103
C-105 C
6. Penentuan kadar abu dilakukan dengan metode pembakaran di dalam tanur pada suhu 550
C. 7. Penentuan kadar karbohidrat dilakukan dengan menghitung selisih antara
100 dengan jumlah persentase kadar air, abu, protein, dan lemak. 8. Penentuan kemampuan elastisitas, dilakukan dengan uji tarik.
9. Penentuan ketebalan dilakukan dengan jangka sorong. 10. Analisis permukaan di lakukan dengan SEM
11. Analisis gugus fungsi dilakukan dengan FTIR
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Kedelai Glycine max L. Merr