2.1.1. Tahu
Menurut SNI 01-3142-1998, tahu adalah produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses pengolahan kedelai Glycine sp. dengan cara
pengendapan protein, dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan. Setiap tahu yang ada di pasaran memiliki ciri khas tersendiri sesuai dengan
kualitasnya.
2.1.2. Limbah Cair Tahu
Permasalahan yang kerap muncul dalam industri tahu tradisional adalah pengolahan limbah yang belum baik. Limbah cair dari pabrik tahu biasanya
dibuang begitu saja di selokan atau sungai terdekat, tanpa diolah terlebih dahulu. Hal ini tentu saja mengganggu. Selain baunya yang tidak enak, air buangan
limbah akan mencemari perairan disekitarnya yang dapat menyebabkan rusaknya habitat di lingkungan tersebut.
Karakteristik limbah cair tahu adalah memiliki suhu melebihi suhu normal badan air 60-80
C, berwarna putih kekuningan dan keruh, nilai pH 7, dan memiliki COD Chemical Oksigen Demand serta padatan tersuspensi atau
padatan tak terlarut tinggi. Padatan tersebut sebagian berupa protein, lemak, dan karbohidrat. Limbah cair ini berpotensi menimbulkan bau busuk karena degradasi
atau perombakan protein, lemak, dan karbohidrat oleh mikroorganisme secara anaerob sehingga menyebabkan pencemaran air. Karakteristik limbah cair
pengolahan tahu menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadiwiyoto 1993 ditunjukkan pada tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Karakteristik Limbah Cair Tahu
Parameter Nilai
BOD mll 6.500
COD mll 8.900
Padatan total mll 11.000
Padatan terlarut mll 3.800
Kadar abu 2
Kadar N mgl 40
Kadar fenol mgl 14
Kadar posfor mgl 10
3
Kadar NH
3
mgl 9
Kandungan bakteri CFUml 10
5
-10
8
pH 4
Rahayu, 2012
Pengolahan tahu yang hingga kini merupakan limbah industri yang memberikan tingkat pencemaran yang tinggi terhadap lingkungan ternyata bisa
dibuat menjadi produk baru yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia yaitu nata de soya. Jika ditinjau dari kompoisi kimianya, ternyata air limbah tahu
mengandung nutrien – nutrien protein, karbohidrat dan bahan – bahan lainnya yang jika dibiarkan dibuang begitu saja ke sungai justru dapat menimbulkan
pencemaran, tetapi jika dimanfaatkan akan menguntungkan pengrajin tahu atau masyarakat yang berminat mengolahnya.
2.2. Nata de Soya