Pendekatan Pembangunan Infrastruktur dalam menunjang PENATAAN RUANG

BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir II-21 Gambar 2. 2 Infrastruktur Pendukung Perikanan wilayah pesisir dan laut

2.9 PENATAAN RUANG

Kegiatan penataan ruang, menurut UU No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, meliputi keseluruhan proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Pertimbangan utama dalam penataan ruang meliputi kriteria kawasan budidaya dan non budidaya dalam pemanfaatan lahan, kondisi sosial ekonomi wilayah dan interest minat sektor pembangunan, aspirasi daerah, kaitan antar wilayah dan lain sebagainya. Secara garis besar penataan ruang bertujuan menunjang: 1. Terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan yang berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional. 2. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan budidaya. 3. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk: mewujudkan kehidupan bangsa yang sejahtera, mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir II-22 buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas SDM; mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan. PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir III-1

3.1 PENDEKATAN

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 12 Tahun 2010 tentang Minapolitan, definisi dari Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Secara konseptual Minapolitan mempunyai 2 unsur utama yaitu : 1. Minapolitan sebagai konsep pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah, dan 2. Minapolitan sebagai kawasan ekonomi unggulan dengan komoditas utama komoditas dan produk kelautan dan perikanan. Konsep Minapolitan didasarkan pada 3 asas, yaitu: 1. Demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan pro rakyat, 2. Keberpihakan pemerintah pada rakyat kecil melalui pemberdayaan masyarakat, dan 3. Penguatan peran ekonomi daerah dengan prinsip daerah kuat bangsa dan negara kuat. Ketiga prinsip tersebut menjadi landasan perumusan kebijakan dan kegiatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan agar pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan benar-benar untuk kesejahteraan rakyat dan menempatkan daerah pada posisi sentral dalam pembangunan. Penggerak utama ekonomi di Kawasan Minapolitan dapat berupa sentra produksi dan perdagangan perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan ikan, atau pun kombinasi ketiga hal tersebut. Sentra produksi dan perdagangan perikanan tangkap yang dapat dijadikan penggerak utama ekonomi di kawasan minapolitan adalah pelabuhan perikanan atau tempat

BAB III METODOLOGI

PENYUSUNAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir III-2 pendaratan ikan TPI. Sementara itu, penggerak utama minapolitan di bidang perikanan budidaya adalah sentra produksi dan perdagangan perikanan di lahan-lahan budidaya produktif.

3.2 METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data terbagi menjadi dua bagian meliputi metode pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data sekunder. Survei primer sebagai metode pengumpulan data wawancara dengan narasumber terkait. Teknik-teknik yang digunakan dalam survei primer pada studi ini adalah sebagai berikut: a ObservasiPengamatan Observasipengamatan dilakukan untuk memperoleh gambaran aktual pada wilayah studi berupa informasi dan data primer yang berkaitan dengan kondisi dari kawasan yang akan dijadikan pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Jember. Informasi yang dikumpulkan melalui teknik observasi ini adalah kondisi fisik wilayah, kondisi sosial masyarakat, serta kondisi eksisting yang ada yang akan dijadikan pengembangan kawasan minapolitan. Observasi langsung ini dilaksanakan pada Kecamatan-kecamatan yang diindikasi merupakan memiliki potensi perikanan tangkap maupun budidaya di Kabupaten Jember. b WawancaraInterview Teknik wawancarainterview secara terstruktur dilakukan untuk memperoleh data primer. Wawancara dilakukan kepada narasumber yang memiliki pengetahuan tentang kondisi dan daerah yang memiliki potensi perikanan dan yang dibutuhkan pada kawasan minapolitan terkait dengan infrastruktur, sarana prasarana penunjang dan lain- lain. Adapun penyebaran kuesioner ini adalah untuk mengembangkan kawasan minapolitan, menggali potensi-potensi kawasan mana saja di Kabupaten Jember yang dapat menyuplai perikanan pada kawasan