ANALISIS PARTISIPATIF 2014 Penyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Berbasis Perikanan Tangkap dan Budidaya di Kab. Jember

BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir V-33 Tabel 5. 14 Analisis Partisipatif Pengembangan Komoditas Perikanan Tangkap dan Budidaya No. Pelaku Kepentingan Kekhawatiran Konflik Potensi Kelemahan Implikasikonsekuensi 1. Nelayan Tangkap • Hasil produksi tangkap baik • Permintaankebutuhan hasil perikanan tangkap tinggi • Ketersediaan sarana prasarana perikanan yang memadai • Ketersediaan modal • Harga jual hasil produksi tinggi • Hasil produksi tangkap menurun • Ketergantungan dengan faktor iklim saat melaut • Ketersediaan sarana prasarana perikanan tangkap tidak memadai • Harga jual hasil produksi rendah 1 dan 3 1 dan 4 1 dan 5 1 dan 6 1 dan 7 • Peningkatan produksi tangkap • Peningkatan SDM Nelayan • Peningkatan harga jual hasil produksi • Keterbatasan modal • Keterbatasan alat melaut • Monopoli harga jual oleh pengambek • Program penyuluhan • Penyediaan sarana prasarana alat tangkap • Program penyediaan modal melalui sarana koperasi 2. Pembudidaya Kolam • Harga jual hasil produksi tinggi • Hasil produksi stabil dan meningkat • Kualitas hasil produksi baik • Permintaankebutuhan ikan tinggi • Ketersediaan sarana prasarana perikanan • Kemudahan pemenuhan bibit • Harga jual ikan rendah • Hasil produksi budidaya menurun • Kualitas hasil produksi menurun • Permintaankebutuhan ikan rendah • Ketersediaan sarana prasarana perikanan tidak memadai • Keterbatasan bibit unggulan 2 dan 5 2 dan 6 2 dan 7 • Peningkatan produksi budidaya • Peningkatan SDM Pembudidaya • Peningkatan harga jual hasil produksi • Keterbatasan modal • Fluktuasi harga pakan pabrikan konsentrat • Fluktuasi harga jual hasil budidaya • Keterbatasan pengolahan hasil budidaya • Program penyuluhan • Program penyediaan modal melalui koperasi • Program peningkatan harga jual hasil budidaya melalui pengembangan produk olahan • Program penyediaan pakan buatan yang terjangkau 3. Pengusaha produk olahan ikan • Harga jual produk olahan tinggi • Biaya produksi rendah • Permintaankebutuhan produk olahan ikan tinggi • Harga jual produk olahan rendah • Biaya produksi tinggi • Permintaankebutuhan produk olahan ikan menurun 3 dan 5 3 dan 7 • Peningkatan produksi olahan • Peningkatan SDM • Peningkatan • Keterbatasan modal • Keterbatasan SDM • Minimnya diversifikasi • Program penyediaan modal • Program Penyediaan alat produksi • Program penyuluhan • Program jaminan BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir V-34 No. Pelaku Kepentingan Kekhawatiran Konflik Potensi Kelemahan Implikasikonsekuensi sarana prasarana olahan • Peningkatan daya saing produk olahan produk olahan kemudahan pemasaran produk olahan berbasis UKM 4. Pengambek • Harga beli hasil perikanan budidaya dan tangkap rendah • Permintaankebutuhan tinggi • Kebutuhan modal nelayan tangkap tinggi • Harga beli ikan tinggi • Permintaankebutuhan rendah menurun • Kebutuhan modal nelayan menurun sudah terpenuhi 4 dan 1 4 dan 7 • Kemampuan pemenuhan modal yang tinggi • Pemberian modal nelayan yang mudah • Peningkatan pendapatan nelayan • Harga hasil produksi yang sudah ditetunkan oleh pasar • Program penyediaan sistem informasi pasar • Program kerjasama bidang pemodalan dengan koperasi sehingga tidak ada monopoli harga hasil produksi nelayan 5. Pengepul • Harga beli hasil perikanan budidaya dan tangkap rendah • Permintaankebutuhan tinggi • Harga beli ikan tinggi • Permintaankebutuhan hasil budidaya menurun 5 dan 1 5 dan 2 5 dan 3 5 dan 7 • Kemampuan pasar baik • Keterbatasan sarana prasarana pemasaran • Keterbatasan informasi pasar • Program penyediaan sarana prasarana pemasaran • Program penyediaan sistem informasi 6. Pedagang ikan segar • Harga jual hasil perikanan budidaya dan tangkap tinggi • Hasil produksi perikanan budidaya dan tangkap baik • Permintaankebutuhan hasil perikanan budidaya dan tangkap tinggi • Harga jual ikan rendah • Hasil produksi tangkap dan budidaya menurun • Permintaankebutuhan ikan rendah 6 dan 1 6 dan 2 6 dan 3 6 dan 7 • Kemampuan pasar baik • Keterbatasan sarana prasarana pemasaran • Program penyediaan sarana prasarana pemasaran BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir V-35 No. Pelaku Kepentingan Kekhawatiran Konflik Potensi Kelemahan Implikasikonsekuensi 7. Pemerintah • Harga jual hasil perikanan budidaya dan tangkap tinggi • Hasil produksi perikanan tangkap dan budidaya baik • Permintaankebutuhan ikan tinggi • Peningkatan pendapatan nelayan dan pembudidaya • Peningkatan pendapatan daerah • Harga jual hasil perikanan budidaya dan tangkap rendah • Hasil produksi perikanan budidaya dan tangkap menurun • Permintaankebutuhan ikan rendah • Pendapatan nelayan dan pembudidaya menurun • Pendapatan daerah menurun 7 dan 1 7 dan 2 • Peningkatan pendapatan • Peningkatan SDM • Peningkatan informasi pasar Masih minimnya SDM, modal, sarana pendukung bagi para pelaku perikanan pembudidaya dan nelayan • Program pelatihan SDM diberikan kepada pelaku perikanan pembudidaya dan nelayan secara berkala dan rutin. • Pemberian modal dan bantuan sarana prasarana bagi pelaku perikanan guna peningkatan produksi perikanan Sumber : Hasil Analisis Tahun 2014 Laporan Akhir V-36

5.5 ANALISIS KELEMBAGAAN

Peran dan fungsi beberapa lembaga masyarakat yang menunjang rencana Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Jember dapat dibedakan menjadi dua sesuai dengan kegiatan perikanan dan dapat dilihat pada diagram venn berikut ini. Gambar 5. 14 Diagram Venn Kelembagaan Perikanan Tangkap Dari diagram venn kelembagaan perikanan tangkap tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 6 lembaga yang terkait dengan masyarakat. Masing-masing lembaga tersebut memiliki fungsi, peran dan pengaruh yang berbeda-beda terhadap pelaku perikanan tangkap terutama terkait rencana pengembangan konsep kawasan minapolitan Kabupaten Jember. Adapun analisis untuk masing-masing kelembagaan tersebut adalah sebagai berikut. • Penyuluh Perikanan Petugas penyuluh perikanan memiliki peranan yang penting dalam perkembangan kawasan minapolitan. Penyuluh memiliki fungsi memberikan pelatihan dan penyuluhan serta informasi teknologi perikanan pada pelaku perikanan tangkap nelayan. Masyarakat Pembeli Swasta Pengepul Penyuluh Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kelompok Perikanan Tangkap Pedagang Lokal Pengambek Laporan Akhir V-37 • Pengepul Pengepul merupakan salah satu mata rantai awal pemasaran hasil produksi perikanan. Pengepul memiliki fungsi mengumpulkan hasil perikanan tangkap dan mendistribusikan ke pasar-pasar atau agen besar yang akan mengolah hasil perikanan. • Pengambek Pengambek merupakan salah satu unsur mata rantai yang tidak dapat dilepaskan dalam kegiatan perikanan tangkap. Pengambek memiliki fungsi ganda yaitu memberikan pinjaman modal operasional kepada nelayan dan sekaligus mengumpulkan hasil perikanan tangkap yang kemudian mendistribusikannya ke pasar-pasar atau agen besar yang akan mengolah hasil perikanan tersebut. Secara umum keberadaan pengambek ini sangat dibutuhkan oleh pelaku perikanan tangkap, dimana dengan adanya pinjaman modal yang mudah nelayan dapat melaut dan mendapatkan hasil tangkap. Akan tetapi salah satu syaratnya adalah semua hasil tangkap nelayan tersebut harus dijual kepada pengambek sesuai harga yang ditentukan oleh pengambek dan tentunya dibawah harga pasar pengepul lain. Sistem kerjasama seperti ini berlaku selama pinjaman modal tersebut belum dilunasi. • Pedagang Lokal Pedagang lokal dalam rantai pemasaran hasil produksi perikanan memiliki peran yang sama dengan pengepul, namun yang membedakan adalah kapasitas dan wilayah pemasaran. Pedagang lokal biasanya memasarkan hasil perikanan tangkap di pasar-pasar lokal dengan kapasitas yang kecil. Biasanya yang mengambil peran sebagai pedagang lokal ini adalah keluarga nelayan ataupun masyarakat sekitar. • Pembeli Swasta Pembeli Swasta tidak memiliki hubungan langsung dengan para pelaku perikanan tangkap, namun dalam rantai pemasaran hasil produksi perikanan cukup penting. Pembeli swasta biasanya memiliki hubungan langsung dengan pengepul ataupun pengambek. Meski tidak secara langsung terkait dengan nelayan, namun adanya kerjasama antara