Subsistem Minapolitan Penunjang ANALISIS ANALISIS SUBSISTEM KAWASAN MINAPOLITAN

BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir V-31 perikanan sangat menunjang pengembangan minapolitan, karena sarana dan prasarana penunjang pengembangan komoditas perikanan mutlak diperlukan mengingat keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh jumlah, kualitas dan tingkat penyebaran berbagai sarana dan prasarana tersebut. • Organisasi nelayan dan pembudidaya Pada wilayah Kabupaten Jember kelompok-kelompok perikanan terdapat di masing-masing desa di tiap kecamatan dengan kegiatan berupa kordinasi penjualan hasil produksi perikanan dan informasi perikanan. Selain itu juga sebagai salah satu sarana wadah dalam mengaspirasikan pendapat para nelayan ataupun pembudidaya. Organisasikelompok-kelompok nelayan dan pembudidaya di wilayah Kabupaten Jember keberadaanya sangat menunjang rencana pengembangan kawasan minapolitan, untuk menunjang pengembangan minapolitan ini perlu dilaksanakan program penyuluhan berkala, terkait teknis dan pengelolaan usaha ikan kepada para nelayan maupun pembudidaya perikanan air tawar. Tabel 5. 13 Matriks Analisis Pengembangan Subsistem Penunjang Minapolitan Kabupaten Jember No. Variabel Potensi Masalah 1. Informasi Perikanan  Terdapat sarana pemasaran berupa TPI Puger yang berada Di Kecamatan Puger  Adanya BBI di Kabupaten Jember  Terdapat kelompok nelayan dan pembudidaya di masing- masing desa di tiap kecamatan yang berpotensi.  Kurangnya tersedianya informasi budidaya perikanan mengenai proses pengelolaan lahankolam dan pengolahan hasil produksi untuk budidaya air tawar.  Belum ada bantuan kredit untuk pengembangan perikanan budidaya air tawar khususnya  Peranan penyuluh jumlah dan SDM masih kurang.  Materi yang disampaikan oleh PPL ke nelayanpembudidaya biasanya tidak bisa diaplikasikan sepenuhnya di lapangan karena terkendala modal dan SDM  Kurang maksimalnya peran kelompok nelayan dan kelompok pembudidaya dalam kegiatan produksi perikanan, terutama dalam kemitraan dengan investor  Kurangnya informasi mengenai harga perikanan di pasar  Harga jual rendahtidak stabil  Kurangnya informasi pemasaran yang dimiliki oleh nelayanpembudidaya, karena terkait tentang informasi pemasaran banyak dikuasai oleh para pengepulpengambek 2. Kredit dan koperasi perikanan 3. Pendidikan dan Pelatihan 4. Sarana dan Prasarana Perikanan 5. Organisasi Nelayan Pembudidaya 6. Informasi pasar Sumber: Hasil Analisis, 2014 BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir V-32

5.4 ANALISIS PARTISIPATIF

Analisis partisipatif digunakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi pelaku-pelaku yang berbeda beserta kepentingannya terhadap suatu rencana, program atau proyek. Hasil yang diharapkan dari analisis partisipatif ini adalah: • Memperoleh gambaran mengenai semua lembaga dan kelompok yang berperan di daerah tersebut; • Menyelidiki kepentingan dan prioritas dari pihak-pihak tersebut; • Meneliti kekhawatiran dan konflik antara kelompok yang berbeda serta memberikan wawasan tentang potensi dan kelemahan yang dimiliki setiap kelompok; • Menelaah konsekuensi dan implikasi yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan proyek. Data dalam analisis partisipatif meliputi, kelompok stakeholder, kepentingan, konflik, potensi, kelemahan dan implikasi dari rencana yang akan dilaksanakan. Kelompok stakeholder merupakan kelompok yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengembangan minapolitan berdasarkan komoditas perikanan, sesuai dengan usaha atau bidang mata pencaharian, minat dan fungsi. Kepentingan yang dimaksud adalah keinginan atau harapan dari kelompok penduduk yang berhubungan dengan bidang usaha mereka yang perlu diperhatikan oleh perencana. Konflik yang dicantumkan merupakan pertentangan kepentingan antar kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Potensi merupakan potensi yang dimiliki oleh masing-masing kelompok penduduk. Kelemahan merupakan faktor penghambat keberhasilan dari kelompok penduduk. Implikasi diperlukan untuk menampung dan merencanakan program, mengurangi kelemahan dan mengembangkan potensi yang ada dalam kelompok. Analisis partisipatif pengembangan minapolitan berdasarkan komoditasnya di wilayah perencanaan adalah: BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir V-33 Tabel 5. 14 Analisis Partisipatif Pengembangan Komoditas Perikanan Tangkap dan Budidaya No. Pelaku Kepentingan Kekhawatiran Konflik Potensi Kelemahan Implikasikonsekuensi 1. Nelayan Tangkap • Hasil produksi tangkap baik • Permintaankebutuhan hasil perikanan tangkap tinggi • Ketersediaan sarana prasarana perikanan yang memadai • Ketersediaan modal • Harga jual hasil produksi tinggi • Hasil produksi tangkap menurun • Ketergantungan dengan faktor iklim saat melaut • Ketersediaan sarana prasarana perikanan tangkap tidak memadai • Harga jual hasil produksi rendah 1 dan 3 1 dan 4 1 dan 5 1 dan 6 1 dan 7 • Peningkatan produksi tangkap • Peningkatan SDM Nelayan • Peningkatan harga jual hasil produksi • Keterbatasan modal • Keterbatasan alat melaut • Monopoli harga jual oleh pengambek • Program penyuluhan • Penyediaan sarana prasarana alat tangkap • Program penyediaan modal melalui sarana koperasi 2. Pembudidaya Kolam • Harga jual hasil produksi tinggi • Hasil produksi stabil dan meningkat • Kualitas hasil produksi baik • Permintaankebutuhan ikan tinggi • Ketersediaan sarana prasarana perikanan • Kemudahan pemenuhan bibit • Harga jual ikan rendah • Hasil produksi budidaya menurun • Kualitas hasil produksi menurun • Permintaankebutuhan ikan rendah • Ketersediaan sarana prasarana perikanan tidak memadai • Keterbatasan bibit unggulan 2 dan 5 2 dan 6 2 dan 7 • Peningkatan produksi budidaya • Peningkatan SDM Pembudidaya • Peningkatan harga jual hasil produksi • Keterbatasan modal • Fluktuasi harga pakan pabrikan konsentrat • Fluktuasi harga jual hasil budidaya • Keterbatasan pengolahan hasil budidaya • Program penyuluhan • Program penyediaan modal melalui koperasi • Program peningkatan harga jual hasil budidaya melalui pengembangan produk olahan • Program penyediaan pakan buatan yang terjangkau 3. Pengusaha produk olahan ikan • Harga jual produk olahan tinggi • Biaya produksi rendah • Permintaankebutuhan produk olahan ikan tinggi • Harga jual produk olahan rendah • Biaya produksi tinggi • Permintaankebutuhan produk olahan ikan menurun 3 dan 5 3 dan 7 • Peningkatan produksi olahan • Peningkatan SDM • Peningkatan • Keterbatasan modal • Keterbatasan SDM • Minimnya diversifikasi • Program penyediaan modal • Program Penyediaan alat produksi • Program penyuluhan • Program jaminan