BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER
Laporan Akhir
V-28
Tabel 5. 12 Analisis Pengembangan Agro Output Perikanan dan Pemasaran
Variabel Sub Variabel
Penjelasan Potensi
Permasalahan
Agroutput Perikanan
Produk Hasil
Olahan •
Belum adanya produk olahan yang berasal dari hasil perikanan budidaya
air tawarkolam. •
Sudah adanya hasil produk olahan perikanan tangkap yakni Ikan kering
asin, pindang, asapan, terasi, abon, petis -
Sumber daya produksi yang melimpah
dapat menjadi
potensi untuk pengembangan inovasi produk olahan baik dari
hasil perikanan
tangkap maupun perikanan budidaya.
- Keterbatasan modal biaya
produksi dirasa sangat besar bagi para pelaku industri kecil
produk olahan ikan . -
Teknologi yang digunakan untuk melakukan proses
pengolahan masih tradisional manual.
- Produk olahan masih terbatas
dan masih dalam skala lokal. -
Pengetahuan dalam proses pengolahan produk ikan
masih kurang optimal sehingga belum ada produk
olahan inovasi dari budidaya ikan air tawar kolam
- Masih jarang dilaksanakan
penyuluhan atau pelatihan tentang pengolahan produk
hasil olahan ikan. Limbah
Hasil Produksi
Sebagian limbah dapat dipergunakan yakni :
Ikan pakan lele Tetesan ikan asapan pindang petis
Adanya pemanfaatan dari limbah produksi sehingga tidak
menimbulkan kerugian pada lingkungan
- Limbah ikan yang mati masih
banyak yang dibuang dan mengakibatkan pencemaran
lingkungan berupa bau tidak sedap dan tumpukan sampah
di pinggir jalan perkampungan di sekitar TPI
Sistem Pemasaran Pemasaran Pemasaran ikan masih tergantung
pengepul dan pengambek. Rantai pemasaran terlalu panjang
sehingga terdapat losis dalam rantai pemasaran dan
nelayanpembudidaya kurang Adanya permainan harga oleh
para pengepulpengambek Harga penjualan ikan yang
tidak stabil
BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER
Laporan Akhir
V-29
Variabel Sub Variabel
Penjelasan Potensi
Permasalahan
mendapatkan hasil yang maksimal.
Belum ada ruang display dan pemasaran yang terpusat
sehingga harga jual menjadi lebih stabil pusat informasi
pasar. Kemitraan
Adanya kemitraan dengan pemerintah maupun swasta
Adanya kelompok-kelompok
nelayan dan
pembudidaya perikanan kolam yang bekerja
sama dengan swasta untuk pemasaran.
pabrik pengolahan ikan di Surabaya PT. Siska Artan dan
Jakarta CV. Kimkee Bantuan kemitraan
pemerintah-nelayan- pembudidaya masih belum
bisa berjalan secara merata. Nelayan dan Pembudidaya
mengeluhkan kekurangan modal usaha
Belum ada kemitraan yang solid antara
nelayanpembudidaya dengan investor maupun pedagang.
Sumber: Hasil Analisis, 2014
BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER
Laporan Akhir
V-30
5.3.5 Subsistem Minapolitan Penunjang
Sub sistem penunjang merupakan penyedia jasa bagi sub sistem minapolitan input, subsistem minapolitan proses dan subsistem minapolitan output. Termasuk
ke dalam sub sistem ini adalah penelitian dan pengembangan, perkreditan atau koperasi, transportasi, pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, sistem informasi dan
dukungan kebijaksanaan pemerintah mikro ekonomi, tata ruang, makro ekonomi.
•
Informasi Perikanan Informasi perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang ada di
Kabupaten Jember hanya berupa informasi-informasi tentang informasi mengenai teknis perikanan masih secara umum. Hal ini karena kurang maksimalnya
fungsinya organisasikelompok-kelompok perikanan yang berfungsi untuk koordinasi penjualan hasil perikanan dan informasi teknologi perikanan, sehingga
perlu adanya upaya sosialisasi kepada organisasi kelompok-kelompok perikanan di Kabupaten Jember.
• Kredit atau Koperasi Perikanan
Belum maksimalnya sistem dan kinerja dari koperasi menyebabkan para nelayan sulit untuk meminjam modal untuk usaha. Oleh karena itu, kedepannya
perlu adanya peningkatan SDM dan pelatihan keterampilan para pengurus koperasi di masing-masing kelompok perikanan yang ada sehingga para nelayan ataupun
pembudidaya dapat mengakses dan meminjam kredit.
• Pendidikan dan pelatihan
Pendidikan, pelatihan dan bantuan perikanan yang ada dirasakan masih kurang merata karena adanya sistem penggiliran dalam keikutsertaan kegiatan penyuluhan
sehingga sangat berpengaruh terhadap produktivitas perikanan yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu penyuluhan perikanan secara lebih luas dan merata.
Penyuluhan dan pelatihan kepada pelaku usaha perikanan misalnya dapat berupa: melatih teknis, kewirausahaan dalam bidang produksi, manajemen
keuangan,manajemen pemasaran, manajemen SDM, disain, processing dan labeling bagi pengusaha-pengusaha kecil.
• Sarana dan prasarana perikanan
Sarana dan prasarana perikanan yang ada diantaranya berupa irigasi kolamtambak, prasarana jalan, pasar, TPI, jaringan listrik, telekomunikasi,
terminal dan sebagainya. Pada wilayah Kecamatan Puger sarana dan prasarana
BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER
Laporan Akhir
V-31
perikanan sangat menunjang pengembangan minapolitan, karena sarana dan prasarana penunjang pengembangan komoditas perikanan mutlak diperlukan
mengingat keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh jumlah, kualitas dan tingkat penyebaran berbagai sarana dan prasarana tersebut.
•
Organisasi nelayan dan pembudidaya Pada wilayah Kabupaten Jember kelompok-kelompok perikanan terdapat di
masing-masing desa di tiap kecamatan dengan kegiatan berupa kordinasi penjualan hasil produksi perikanan dan informasi perikanan. Selain itu juga sebagai salah satu
sarana wadah dalam mengaspirasikan pendapat para nelayan ataupun pembudidaya. Organisasikelompok-kelompok nelayan dan pembudidaya di
wilayah Kabupaten Jember keberadaanya sangat menunjang rencana pengembangan kawasan minapolitan, untuk menunjang pengembangan
minapolitan ini perlu dilaksanakan program penyuluhan berkala, terkait teknis dan pengelolaan usaha ikan kepada para nelayan maupun pembudidaya perikanan air
tawar.
Tabel 5. 13 Matriks Analisis Pengembangan Subsistem Penunjang Minapolitan Kabupaten Jember