Analisis Subsistem Mina Proses On Farm I .1 Perikanan Tangkap

BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir V-21 Tabel 5. 8 Matriks Analisis Pengembangan Agro Proses I On Farm Perikanan Tangkap No. Kecamatan Jenis Kapal Jumlah Tenaga KerjaNelayan per kapal Teknologi Produksi Peralatan Hasil Tangkap Jenis ikan Jumlah Tangkapan per Kapal 1. Puger Kecil Jukung 1-2 GT 2-3 orang Pacing tonda, pancing rawe, pancing dasar, jaring bet Ikan Lemuru, cakalang, tongkol, layang, lobster • Jukung : 30 40 kg • Sedang : 1 3 kw • Sekoci : 2 ton • Besar 10 ton Sedang Jaringan 5-7 GT 4-5 orang Jaring gill net Sekoci 5-6 orang Pancing tonda Besar 13 GT 20-25 orang Jaring gill net, jaring payangporsin 2. Gumukmas Kecil Jukung 1-2 GT 3 orang Jaring inet 1 ¼ , jaring lobster 2 ¼ 5 ½ Ikan lemuru, lobster mutiara, kerapu, kakap, tongkol, layur 3. Kencong Kecil Jukung 1-2 GT 3 orang Jaring inet 1 ¼ , jaring lobster 2 ¼ 5 ½ Ikan layang, tongkol, lemuru, lobster 4. Ambulu Kecil Jukung 1-2 GT 3 orang Jaring inet 1 ¼ , jaring lobster 2 ¼ 5 ½ Ikan layang, tongkol, lemuru, lobster mutiara, batu, pasir, warna, bamboo, kipas Sedang Jaringan 5-7 GT 4-5 orang Paying, pancing jegerrawa Sumber : Diolah dari Hasil Survei Minapolitan, 2014 BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir V-22 Gambar 5. 11 Jenis Kapal Nelayan di Kabupaten Jember Sistem distribusi hasil penangkapan ikan biasanya dari nelayan ke pengambek, pengepul dan pedagang ikan. Harga penjualan ikan biasanya ditentukan oleh pengambek dan pengepul. Harga ikan di tingkatan pengepul atau pengambek sebagai berikut :  Ikan layang : 70.000keranjang 8 kg  Ikan tongkol : 80.000keranjang 6 kg  Ikan lemuru : 8000kg untuk sardem, 1.500kg bentuk tepung  Lobster : 150.000 800.000kg tergantung jenisnya Jenis Kapal di TPI Puger Jenis Kapal di TPI Gumukmas Jenis Kapal di TPI Ambulu Watu Ulo BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir V-23

5.3.2.2 Perikanan Budidaya  Tenaga Kerja

Dalam proses budidaya perikanan kolam, biasanya dilakukan dengan cara yang sederhana dan dijalankan sendiri oleh pemilik kolam dan dibantu oleh keluarganya sendiri atau tenaga kerja yang berasal dari daerahdesanya sendiri. Kebutuhan tenaga kerja dalam pengelolaan budidaya perikanan kolam dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga kerja harian dan tenaga kerja saat panen. Untuk tenaga kerja harian biasanya ditangani oleh 2-4 tenaga kerja tergantung ukuran kolam. Sedangkan tenaga kerja untuk panen ditangani oleh 4-10 tenaga kerja. Upah tenaga kerja juga disesuaikan dengan tugas yang dilakukan oleh tenaga kerja dalam mengelola kolam. Tenaga kerja harian perawat digaji Rp.800-000,- hingga Rp.1.000.000, sedangkan tenaga kerja saat panen dibayar Rp.50.000-Rp.60.000, kecuali panen ikan patin Rp.100.000,- kolam  Teknologi produksi  Pengelolaan kolam pra penebaran bibitbenih Kolam dibuat dengan metode yang masih sangat sederhana dan tradisional yaitu mayoritas dengan memanfaatkan tanah dan terpal sebagai dasar kolam serta sebagian menggunakan dasaran semen. Air yang digunakan dalam budidaya kolam ikan lele dan gurami diperoleh dari air tanah dengan bantuan pompa air serta air irigasi sungai dan persawahan. Sirkulasi air kolam ikan lele, gurami dan nila biasanya diganti pengurangan dan penambahan air setiap 1 minggu sekali tergantung dengan kondisi ikan, sedangkan untuk ikan patin pergantian air dilakukan setelah ikan patin usia 4 bulan.  Penyebaran benih Ukuran kolam ikan bervariasi antara kecamatan satu dengan lainnya. Kolam ikan di Kecamatan Puger rata rata seluas 6 m X 24 m, dengan tebaran bibit ikan lele sebanyak 40.000 ekorkolam. BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir V-24 Kolam ikan di Kecamatan Kencong dan Kecamatan Umbulsari rata- rata untuk kolam semen seluas 10 m X 16 m, 13 m X 16 m, 8 m X18 m , sedangkan kolam terpal berukuran 10 m X 5 M dan 40 m X 20 m Kolam ikan di Kecamatan Gumukmas dengan luasan kolam sebesar 10 m X 20 m dengan tebaran benih lele 5000 ekorkolam serta benih gurami dan nila 2000 ekorkolam  Pemeliharaan Proses pemeliharaan ikan lele hingga masa panen lebih cepat dibandingkan masa panen ikan nila, patin dan gurami. Masa panen lele dan nila rata-rata 3 bulan sekali, sedangkan gurami masa panen selama 7 bulan, ikan patin 11 bulan. Pemeliharaan ikan lele dan gurami tergolong mudah, yaitu dengan memberikan pakan berupa kosentrat CP Prima merk LP 1, LP 2, Matahari Sakti, Comfeed Jaya, HI Profeet, pakan alamisayuran taleskangkung, azola, mata lele dan kol. Sedangkan untuk pemeliharaan air diganti setiap minimal 1 minggu sekali atau tergantung kondisi air. Selain itu juga dilakukan pengecekan air secara berkala.  Panen Pemanenan ikan dilakukan dengan bantuan alat tangkap sederhana antara lain: jaring pemilah bibit, jaring panen, timba plastic, serok kecilbesar, ayakan, keramba, diesel, pompa air. Panen ikan lele dilakukan rata-rata 2-3 bulan sekali. Panen ikan gurami 11 bulan sekali Panen ikan nila 2-3 bulan sekali Panen ikan patin untuk pemasaran local 3 bulan sekali, untuk pemasaran ke pabrik pengolahan 7 bulan Harga jual ikan di Kabupaten Jember sangat bervariasi , yaitu : Ikan lele sekitar 12.000-14.000kg, Ikan gurami sekitar 20.000-22.000kg. Ikan nila sekitar 15.000-18.000kg Ikan patin 13,500-15.000kg BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir V-25 Potensi dan permasalahan sub sistem agro proses pada komoditas perikanan budidaya kolam dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5. 9 Matriks Analisis Pengembangan Agro Proses I On Farm Perikanan Budidaya Variabel Sub Variabel Penjelasan Potensi Masalah Sumber Daya Manusia Tenaga kerja Dibutuhkan 2-4 orang tenaga kerja dalam proses pengelolaan on farm kolam. sedangkan untuk masa panen membutuhkan 4-10 tenaga kerja per kolam.  Potensi budidaya perikanan dengan media kolam menyebar merata di Kabupate n Jember  Tenaga kerja yang dibutuhka n untuk mengelola kolam tidak begitu banyak dan berasal dari wilayah sendiri  Peralatan yang sederhana mudah didapat dan harganya murah. Kurangnya penerapan teknologi budidaya karena pengolahan budidaya dengan media kolam masih bersifat tradisional. Modal yang dimiliki pembudidaya sangat terbatas.  Harga pakan yang relative mahal Pengolahan Kolam Proses pengolahan lahan Pengolahan kolam meliputi pengeringanpembersihan kolam agar kualitas air tetap terjaga, pemberian pupuk untuk menghidupkan fungsi hara tanah sehingga menumbuhkan plankton sebagai pakan alami ikan dan pemberian obat untuk menghilangkan jamur dan bakteri. Teknologi Perikanan Penggunaan peralatan Peralatan yang digunakan masih sederhana, berupa jaring, serok dan prayang. Penerapan teknologi Teknik produksi perikanan yang dilakukan oleh para pembudidaya masih sederhanatradisional Sumber : Diolah dari Hasil Wawancara dan Analisis Tahun, 2014

5.3.3 Analisis Subsistem Proses II Off Farm

Produk perikanan yang dihasilkan dari perikanan tangkap adalah ikan tongkol, ikan cakalang, ikan lemuru, ikan layang , ikan layur, lobster dan ikan lainnya. Pada kondisi eksisitng dilapangan didapatkan bahwa dari hasil produksi penangkapan ikan dilaut langsung dijual dalam bentuk ikan segar ke pengepulpengambek dan pedagang ikan di TPI Puger serta sebagian diolah menjadi produk olahan ikan. BERBASIS PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA DI KABUPATEN JEMBER Laporan Akhir V-26 Tabel 5. 10 Banyaknya Produksi Ikan Laut, Tahun 2013 No. Kecamatan Produksi Ton 1. Puger 4.246,50 2. Ambulu 1.425,50 3. Kencong 627,70 4. Gumukmas 1.005,20 5. Tempurejo 260,40 Jumlah 7.565,30 Sumber : Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jember, Tahun 2013 Jenis ikan yang digunakan sebagai bahan produk olahan berbeda- beda, sepeti : • Ikan kering asin menggunakan bahan ikan lemuru • Ikan pindang menggunakan bahan ikan tongkol, laying dan lemuru • Asapan menggunakan bahan ikan pari, cat fish • Terasi menggunakan bahan udang rebon • Abon menggunakan bahan ikan tongkol dan tuna • Petis menggunakan tetesan ikan pindang Tabel 5. 11 Banyaknya Produksi Hasil Pengolahan Perikanan Menurut Kecamatan Produsen dan Jenis Hasil Pengolahan, Tahun 2013 No. Kecamatan Hasil Pengolahan Jumlah Ikan Kering Ikan Pindang Asapan Terasi Kerupuk Tepung Ikan 1 Puger 1.055,55 3.825,50 54,50 15,75 325,15 2,50 5.278,95 2 Ambulu 65,75 275,75 18,70 5,50 17,25 382,95 3 Kencong 23,75 56,12 45,12 0,25 2,75 127,99 4 Gumukmas 3,51 25,35 6,25 35,11 Tahun 2013 1.148,56 4.182,72 124,57 21,50 345,15 2,50 5.825 Sumber : Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jember, Tahun 2013 Permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku industri kecil produk pengolahan ikan adalah peralatan proses produksi masih sederhana dan manual, hasil pengolahan masih terbatas dan pemasaran masih skala lokal kecuali pindang sudah ke Pasuruan, Bondowoso, Banyuwangi dan Bali, serta stok bahan khususnya untuk terasi masih terbatas Produksi perikanan budidaya yang dihasilkan dari Kabupaten Jember adalah Ikan lele, ikan gurami, ikan nila, ikan tombro, ikan patin dan udang.