Tindakan Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Sebelum dan

3. Tindakan

Tindakan responden setelah mengikuti CBIA dapat dilihat dari nilai post I, post II, dan post III yang dibandingkan dengan pre. Data-data tersebut dianalisis menggunakan uji hipotesis Wilcoxon dan didapatkan nilai p. Nilai p yang didapat adalah 0,001 pre –post I, 0,005 pre-post II, dan 0,043 pre–post III. Nilai p yang diperoleh semuanya 0,05. Tindakan responden dikatakan mengalami peningkatan, dilihat dari bertambahnya jumlah responden yang memiliki tindakan tergolong tinggi. Responden yang memiliki tindakan tegolong tinggi pada post I, post II, dan post III lebih tinggi dibandingkan dengan pre. Pada pre, 4 13 orang memiliki tindakan tergolong baik, pada post I meningkat menjadi 21 68 orang, pada post II meningkat menjadi 19 61 orang, dan pada post III meningkat menjadi 17 55 orang. Jumlah responden yang memiliki tindakan tergolong cukup mengalami penurunan pada post I, post II, dan post III jika dibandingkan dengan pre. Pada pre, jumlah responden yang memiliki tindakan tergolong cukup sebanyak 17 55 orang, pada post I menurun menjadi 9 29 orang. Pada post II menurun menjadi 8 26 orang. Pada post III menurun menjadi 10 32 orang. Jumlah responden yang memiliki tindakan tergolong kurang mengalami penurunan pada post I, post II, dan post III jika dibandingkan dengan pre. Pada pre, jumlah responden yang memiliki tindakan tergolong kurang sebanyak 10 32 orang, pada post I menurun menjadi 1 3 orang. Pada post II menurun menjadi 4 13 orang. Pada post III menurun menjadi 4 13 orang. Peningkatan tindakan responden ini sesuai dengan teori Lawrence Green. Teori tersebut mengatakan ada 3 faktor yang mempengaruhi terbentuknya tindakan yaitu faktor predisposisi predisposing factor, faktor pendorong enabling factor, dan faktor penguat reinforcing factors Maulana, 2009. Dalam hal ini yang menjadi faktor predisposisi predisposing factor adalah pegetahuan dan sikap. Pengetahuan dan sikap responden yang meningkat dapat semakin mempermudah terbentuknya tindakan. Faktor pendorong enabling factor dalam penelitian ini adalah fasilitas kesehatan yang ada dan pemberian intervensi CBIA yang mendukung terbentuknya tindakan. Faktor penguat reinforcing factors dalam penelitian ini adalah narasumber sebagai panutan masyarakat. Penurunan pengetahuan juga akan mempengaruhi sikap dan tindakan. Pada post II dan post III baik pengetahuan, sikap, maupun tindakan semakin menurun. Penurunan ini dipengaruhi oleh waktu, semakin lama maka seseorang cenderung melupakan ilmu yang telah dipelajari. Pengambilan post II dan post III dilakukan dengan mendatangi rumah responden sehingga membutuhkan waktu lebih dari satu hari untuk mengumpulkan data. Hal itu menyebabkan ada beberapa data yang diambil lebih dari satu bulan setelah CBIA post II dan dua bulan setelah CBIA post III. Seharusnya pengambilan post II dan post III tepat waktu. Menurut teori decay dalam Lahey 2007, memori akan memudar dan menghilang seiring berjalannya waktu bila ingatan tidak pernah diulang kembali. Gambar berikut menunjukkan peningkatan prosentase jumlah responden aspek tindakan tergolong baik pada pre, post I, post II, dan post III. Gambar 10. Prosentase Jumlah Responden Aspek Tindakan Tergolong Tinggi, Sedang, dan Rendah pada Pre, Post I, Post II, dan Post III

E. Dinamika Proses Kegiatan CBIA

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 148

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa smk di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 1 156

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja laki-laki di SMK Negeri 4 Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif).

1 11 148

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria lansia tentang antibiotika dengan metode seminar di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

0 1 147

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria dewasa di SMKN 2 Depok Yogyakarta mengenai diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122