Cara Belajar Insan Aktif CBIA

tidak dapat digunakan untuk kelompok besar, informasi yang didapat peserta terbatas, orang-orang yang suka berbicara cenderung akan menguasai, dan biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal Simamora, 2008.

3. Metode demonstasi

Metode demonstrasi adalah metode pengajaran dengan memperagakan kejadian, benda, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun menggunakan media yang relevan dengan materi. Kelebihan metode ini adalah membantu peserta memahami suatu proses atau kerja suatu benda agar lebih jelas, mempermudah pendidik untuk menjelaskan, menjadi pembenaran apabila terjadi kesalahan pada saat ceramah dengan pengamatan dan contoh konkret yang disajikan dengan objek yang sebenarnya. Kelemahan metode ini adalah terkadang peserta sukar melihat dengan jelas benda yang akan diperagakan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, jika pengajar kurang menguasai apa yang didemonstrasikan maka peserta juga akan sulit untuk memahami Simamora, 2008.

4. Cara Belajar Insan Aktif CBIA

Metode Cara Belajar Ibu Aktif CBIA merupakan metode penyampaian informasi obat dengan melibatkan subjek secara aktif yaitu mendengar, melihat, menulis dan melakukan evaluasi tentang pengenalan jenis obat dan bahan aktif yang dikandung serta informasi lain seperti indikasi, kontra indikasi, dan efek samping. Metode ini digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para ibu dalam memilih obat. CBIA secara signifikan efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan mengurangi penggunaan obat-obatan di rumah tangga Suryawati, 2012. Tujuan CBIA adalah meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat menelaah informasi secara kritis dan mandiri dalam mencari informasi obat, sehingga swamedikasi menjadi lebih aman dan efisien Suryawati, 2012 Hasil ujicoba ini menunjukkan bahwa CBIA tidak hanya meningkatkan pengetahuan, namun juga mengubah perilaku belanja obat secara lebih selektif dengan mempertimbangkan bahan aktifnya Suryawati, 2012. Dalam pelaksanaan CBIA, peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 6 - 8 orang. Lamanya kegiatan ini dibatasi maksimal 4 jam. Masing-masing kelompok terdapat satu fasilitator dan satu ketua kelompok. Fasilitator bertugas memfasilitasi jalannya diskusi, sedangkan ketua kelompok mencatatat hasil diskusi dan pertanyaan yang belum terjawab selama diskusi. Fasilitator dianjurkan tidak mendominasi diskusi, kecuali jika dinamika kelompok tidak berkembang. Narasumber sebaiknya seorang farmasis atau dokter, sedangkan fasilitator sebaiknya mahasiswa fakultas farmasi atau kedokteran. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2008. Berikut merupakan tata cara kegiatan CBIA. Kegiatan CBIA dibagi ke dalam 3 tahap. Kegiatan I dan II dilakukan dalam kelompok memakan waktu 2-3 jam tergantung dinamika kelompok, sedangkan kegiatan III dilakukan secara individu di rumah. Dalam kegiatan I setiap kelompok mendapatkan 1 paket obat sebagai peraga. Mereka diminta mengamati kemasan obat supaya dapat mengenali nama dagang, bahan aktif, kekuatan bahan aktif, dan bahan utama maupun tambahan pada obat kombinasi. Setelah itu peserta diminta mengelompokkan obat berdasarkan jenis bahan aktif bukan berdasarkan indikasi. Hasil-hasil pengamatan tersebut didiskusikan dengan dipimpin oleh ketua kelompok dan bila perlu dibantu narasumber. Diskusi tersebut diharapkan menyadarkan peserta bahwa: a. Informasi dalam kemasan obat lebih lengkap dari pada iklan b. Berbagai macam obat yang ada dipasaran sebagian besar isi bahan aktifnya sama atau hampir sama baik sirup maupun tablet c. Perlu adanya perhatian pada perbedaan atau persamaan kandungan zat aktif antara sediaan untuk orang dewasa dan anak-anak d. Walaupun harga obat bervariasi namun kandungan isinya sama, untuk tujuan promotif sering kali nama bahan aktif ditulis dengan nama sinonim yang tidak banyak dimengerti oleh kaum awam e. Sangat mungkin ditemukan “keanehan” pada produk yang dalam aktifitas sehari-hari mungkin tidak diperhatikan. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2008. Kegiatan tahap II bertujuan supaya peserta berlatih mencari informasi yang terdapat dalam kemasan obat. Informasi yang dicari akan menjadi dasar dalam melakukan self medication, informasi-informasi tersebut adalah nama bahan aktif, indikasi, aturan penggunaan, efek samping, dan kontraindikasi. Pada kegiatan ini disediakan lembar kerja sesuai dengan kebutuhan untuk mencatat informasi-informasi tersebut. Pencarian informasi dilakukan secara bersama-sama dengan dipimpin ketua kelompok. Walaupun dilakukan bersama-sama dalam kelompok namun masing-masing peserta harus mencatat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2008. Kegiatan tahap III bertujuan untuk memupuk keberanian peserta mencari informasi sendiri, namun sebelumnya harus dipastikan dahulu bahwa lembar kerja kegiatan tahap II sudah terisi dengan baik. Peserta diminta mencatat informasi- informasi seperti pada kegiatan tahap II, namun pada obat-obatan yang ada di rumah masing-masing. Setelah selesai memberikan penjelasan kegiatan tahap III diskusi diakhiri dengan rangkuman oleh narasumber serta memberikan pesan untuk memperkuat intervensi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2008.

E. Uji Validitas Instrumen

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 148

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa smk di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 1 156

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja laki-laki di SMK Negeri 4 Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif).

1 11 148

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria lansia tentang antibiotika dengan metode seminar di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

0 1 147

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria dewasa di SMKN 2 Depok Yogyakarta mengenai diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122