Pengertian sikap Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu tinggi jika hasil presentase 76-100, sedang jika hasil presentase 56-75, dan rendah jika hasil presentase 56.

B. Sikap

1. Pengertian sikap

Sikap definisikan ke dalam tiga kerangka pemikiran. Pertama, kerangka pemikiran menurut para ahli psikologi sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Perasaan tersebut dapat mendukungmemihak favorable maupun tidak mendukung unfavorable pada suatu objek. Kedua, kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli selain pada kerangka pemikiran pertama sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu jika individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons. Ketiga, kelompok pemikiran yang berorientasi pada skema triadik, dimana sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek Azwar, 2007. 2. Tingkatan sikap Sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu : a. Menerima receiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. b. Merespon responding Memberikan jawaban ketika ditanya kemudian mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan adanya usaha untuk menjaab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan terlepas dari pelajaran itu benar atau salah bearti bahwa seseorang subjek menerima ide tersebut. c. Menghargai valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. d. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang mungkin timbul Notoatmodjo, 2007.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap diantaranya adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan pengaruh faktor emosional Azwar, 2007. Pengalaman pribadi. Pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis akan menghasilkan tanggapan dan penghayatan. Tanggapan adalah salah satu dasar terbentuknya sikap. Jika seseorang tidak memiliki pengalaman sama sekali dengan suatu objek psikologis, cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Situasi tersebut akan menjadikan penghayatan akan pengalaman yang mendalam dan lebih lama membekas Azwar, 2007. Pengaruh orang lain yang diangap penting. Secara umum, seseorang cenderung mempunyai sikap yang searah konformis dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini disebabkan oleh keinginan untuk berafiliasi dan menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut Azwar, 2007. Pengaruh kebudayaan. Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan pengaruh sikap seseorang dalam menghadapi masalah. Kebudayaan mewarnai sikap seseorang dalam masyarakat, sebab kebudayaan pulalah yang memberikan corak pengalaman kepada individu-individu anggota masyarakat Azwar, 2007. Media massa. Pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh interaksi individual secara langsung, namun media massa juga memiliki peranan yang cukup besar dalam prosses pembentukan dan perubahan sikap Azwar, 2007. Lembaga pendidikan dan lembaga agama merupakan suatu sisetm yang berpengaruh terhadap pembentukan sikap karena keduanya memiliki dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu Azwar, 2007. Pengaruh faktor emosional. Ada kalanya suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego Azwar, 2007.

4. Cara pengukuran sikap

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 148

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa smk di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 1 156

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja laki-laki di SMK Negeri 4 Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif).

1 11 148

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria lansia tentang antibiotika dengan metode seminar di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

0 1 147

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria dewasa di SMKN 2 Depok Yogyakarta mengenai diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122