Sikap Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Sebelum dan

Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan responden dalam hal ini adalah informasi. Menurut Hendra 2008, informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah. Pada penelitian ini informasi yang diperoleh responden adalah dari booklet dan penjelasan dari pembicara mengenai penggunaan antibiotika. Gambar berikut menunjukkan prosentase jumlah responden tergolong tinggi, sedang, dan rendah aspek pengetahuan pada pre, post I, post II, post III. Gambar 8. Prosentase Jumlah Responden Aspek Pengetahuan Tergolong Tinggi, Sedang, dan Rendah pada Pre, Post I, Post II, dan Post III

2. Sikap

Sikap responden setelah mengikuti CBIA dapat dilihat dari nilai post I, post II, dan post III yang dibandingkan dengan pre. Setelah uji hipotesis menggunakan Wilcoxon, didapatkan p value 0,000 pre-post 1, 0,013 pre-post 2, dan 0,050 pre-post 3. Semua nilai p 0,05 sehingga dapat disimpulkan 19 61 55 52 45 35 39 32 35 3 6 16 10 20 30 40 50 60 70 Pre Post I 5,29e-05 Post II 0,005 Post III 0,040 Ju m lah R es p o n d en Tinggi Sedang Rendah bahwa sesudah intervensi CBIA sikap responden mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah responden yang memiliki sikap tergolong baik pada post I, post II, dan post III lebih tinggi dibandingkan dengan pre. Pada pre, jumlah responden yang tergolong mempunyai sikap baik sebanyak 7 23 orang, pada post I meningkat menjadi 22 71 orang, pada post II meningkat menjadi 19 61 orang, dan pada post III meningkat menjadi 17 29 orang. Jumlah responden yang memiliki sikap tergolong cukup pada post I, post II, dan post III mengalami penurunan dibandingkan dengan pre. Pada pre, jumlah responden yang tergolong mempunyai sikap cukup sebanyak 14 45 orang, pada post I menurun menjadi 9 29 orang, pada post II menurun menjadi 8 26 orang, dan pada post III menurun menjadi 12 39 orang. Jumlah responden yang memiliki sikap tergolong kurang pada post I, post II, dan post III mengalami penurunan dibandingkan dengan pre. Pada pre, jumlah responden yang tergolong mempunyai sikap cukup sebanyak 10 32 orang, pada post I tidak ditemukan responden dengan sikap tergolong cukup, pada post II menurun menjadi 4 13 orang, dan pada post III menurun menjadi 2 6 orang. Peningkatan sikap responden ini tidak lepas dari beberapa faktor, yaitu faktor pegalaman dan orang lain yang dianggap penting. Menurut Azwar 2007, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Situasi tersebut akan menjadikan penghayatan akan pengalaman yang mendalam dan lebih lama membekas. Pada saat dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil, responden saling menceritakan pengalaman pribadi mereka tentang penggunaan antibiotika. Pengalaman yang mereka ceritakan merupakan pengalaman yang cukup melibatkan faktor emosional, misalnya seorang pria lanjut usia yang mual setelah mengkonsumsi antibiotika, semenjak hal itu pria lanjut usia tersebut enggan untuk mengkonsumsi antibiotika, kemudian beliau menanyakan kepada pembicara apakah hal tersebut merupakan keracunan atau bukan. Setelah pembicara menerangkan, pria lanjut usia tersebut menjadi lebih memahami tentang penggunaan antibiotika dan menunjukkan sikap yang positif terhadap antibiotika. Menurut Azwar 2007 Secara umum, seseorang cenderung mempunyai sikap yang searah konformis dengan sikap orang yang dianggap penting. Pada penelitian ini menghadirkan seorang dokter senior sebagai pembicara, sehingga dapat meyakinkan responden tentang penggunaan antibiotika yang tepat. Berikut merupakan gambar yang menunjukkan perbandingan pre, post I, post II, dan post III. Gambar 9. Prosentase Jumlah Responden Aspek Sikap Tergolong Tinggi, Sedang, dan Rendah pada Pre, Post I, Post II, dan Post III 23 71 61 55 45 29 26 39 32 13 6 10 20 30 40 50 60 70 80 Pre Post I 0,000 Post II 0,013 Post III 0,50 Ju m lah R es p o n d en Baik Cukup Kurang

3. Tindakan

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 148

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa smk di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 1 156

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja laki-laki di SMK Negeri 4 Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif).

1 11 148

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria lansia tentang antibiotika dengan metode seminar di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

0 1 147

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria dewasa di SMKN 2 Depok Yogyakarta mengenai diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122