G. Pembuatan Kuesioner
Kuesioner dikembangkan dari kuesioner yang pernah digunakan dari penelitian sebelumnya. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan
digunakan untuk mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan responden tentang antibiotika. Sebelum digunakan kuesioner harus melewati beberapa uji yaitu
1. Validitas instrumen
Pada penelitian ini, validitas yang dilakukan adalah validitas isi content. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang telah dikembangkan dari
penelitian sebelumnya, sehingga telah divalidasi oleh beberapa expert. Kuesioner penelitian ini divalidasi kembali oleh dosen Fakultas Farmasi sekaligus seorang
apoteker yang ahli di bidang obat-obatan. Terdapat beberapa pernyataan yang harus direvisi pada uji validitas pertama, yaitu nomor 2, 9, 13, dan 19 pada aspek
pengetahuan. Pada aspek sikap nomor 4, 7, 10, dan 11, sedangkan untuk aspek tindakan nomor 1, 2, dan 5.
Kuesioner yang sudah direvisi kemudian di uji validitas kembali untuk kedua kalinya. Pernyataan yang harus direvisi untuk aspek pengetahuan adalah
nomor 3, 9, 15, dan 16, untuk aspek sikap pernyataan yang harus direvisi adalah nomor 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10, sedangkan untuk aspek tindakan sudah baik.
Hasil uji validitas kuesioner ditampilkan pada Lampiran 6 sampai 8.
2. Uji pemahaman bahasa
Uji pemahaman bahasa kuesioner dilakukan dengan mengujikan kuesioner yang telah dibuat kepada lay people namun bukan yang berlokasi di
tempat penelitian. Lay people yang dipilih adalah yang memenuhi kriteria inklusi,
yaitu pria berusia 46 tahun keatas pria lanjut usia dengan latar belakang pendidikan bukan dari kesehatan. Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman responden terhadap maksud atau tujuan pernyataan yang dibuat oleh peneliti.
Peneliti melakukan uji pemahaman bahasa terhadap 30 orang di Bank BTPN Karanganyar. Berdasarkan hasil uji pemahaman bahasa, ditemukan
beberapa item yang sulit dimengerti oleh beberapa orang. Pernyataan – pernyataan
tersebut kemudian diperbaiki susunan kalimat dan pemilihan katanya supaya dapat dipahami oleh semua orang. Menurut Budiman dan Riyanto 2013, untuk
menghindari kalimat yang rumit hendaknya pernyataan dituliskan dengan bahasa yang sederhana, jelas, dan langsung. Kalimat yang mudah dipahami akan
membantu responden dalam memahami maksud pernyataan kuesioner. Setelah item-item pernyataan diperbaiki kemudian dilakukan uji pemahaman bahasa yang
kedua. Pada uji pemahaman bahasa kedua, tidak ditemukan item pernyataan
yang sulit dipahami oleh 30 orang yang mengisi kuesioner, sehingga kuesioner dapat dilanjutkan ke tahap uji Reliabilitas. Tabel IV berikut merupakan item-item
pernyataan yang sulit dipahami oleh responden pada saat uji pemahaman bahasa yang pertama. Kuesioner yang dipakai untuk uji pemahaman bahasa dapat dilihat
pada lampiran 12, 13, dan 14.
Tabel IV. Item Kuesioner yang Sulit Dipahami dalam Uji Pemahaman bahasa
No Aspek
Item Revisi
1 Pengetahuan
15. jika terjadi resistensi antibiotika saya masih bisa meminum antibiotika yang
sama Dihapus dan diganti
pernyataan lain
2 Sikap
8. antibiotika harus diminum secara teratur tidak boleh terputus-putus
Dihapus dan diganti pernyataan lain
3 Tindakan
7. Saya akan mengatur nada pengingat agar tidak lupa minum antibiotika
Kata “nada pengingat” diganti dengan kata
“alarm”
3. Uji Reliabilitas instrumen