1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan  merupakan  suatu  sarana  untuk  memberi  ilmu pengetahuan yang menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran
yang bertujuan untuk menjadikan peserta didik yang berkarakter. Proses pendidikan  ini  dilakukan  sesuai  dengan  tingkat  perkembangan  peserta
didik.  Oleh  karena  itu,  pemerintah  pun  telah  meningkatkan  mutu pendidikan  melalui  pengembangan  perangkat  pembelajaran  yang
mengacu  pada  kurikulum  2013.  Menurut  Widyastono  2014:  119 rasional  pengembangan  Kurikulum  2013  meliputi  konsep  dasar,  faktor-
faktor  pengembangan,  karakteristik  dan  tujuan  Kurikulum  2013  itu sendiri.  Agar pendidikan menjadi  lebih baik lagi, guru pun harus betul-
betul  merancang  sebuah  rencana  pelaksanaan  pembelajaran  yang menyenangkan  bagi  peserta  didiknya.  Pendidikan  dapat  diberikan  pada
tingkat  formal  maupun  non  formal.  Pada  umumnya  pendidikan  selalu saja  berfokus  hanya  pada  aspek  kognitif  pengetahuan  berdasarkan
fakta.  Namun,  sekarang  setelah  kurikulum  2013  dilaksanakan  semua aspek  kognitif,  afektif  perasaan,  psikomotorik  kemampuan,  telah
diterapkan.  Dengan  begitu  peserta  didik  dapat  melihat  pendidikan sebagai  suatu  kesatuan  yang  utuh.  Pendidikan  dilaksanakan  secara
praktik yaitu seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantu peserta didik untuk memperoleh
perubahan  prilaku.  Baik  yang  bersumber  dari  pengalaman-pengalaman pendidikan maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk
melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas. Kangmartho  2012:6-7  menyatakan  bahwa  karakteristik
kurikulum  berbasis  kompetensi  adalah  1  Isi  atau  konten  kurikulum adalah  kompetensi  yang  dinyatakan  dalam  bentuk  Kompetensi  Inti  KI
mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar KD.
2  Kompetensi  Inti  KI  merupakan  gambaran  secara  kategorial mengenai  kompetensi  yang  harus  dipelajari  peserta  didik  untuk  suatu
jenjang  sekolah,  kelas,  dan  mata  pelajaran.  3  Kompetensi  Dasar  KD merupakan  kompetensi  yang  dipelajari  peserta  didik  untuk  suatu  mata
pelajaran  di  kelas  tertentu.  4  Penekanan  kompetensi  ranah  sikap, keterampilan  kognitif,  keterampilan  psikomotorik,  dan  pengetahuan
untuk  suatu  satuan  pendidikan  dan  mata  pelajaran  ditandai  oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran.
Untuk  SD  pengembangan  sikap  menjadi  kepedulian  utama kurikulum. 5 Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi
bukan  konsep,  generalisasi,  topik  atau  sesuatu  yang  berasal  dari pendekatan  “disciplinary–based  curriculum”  atau  “content-based
curriculum ”.  6  Kompetensi  Dasar  yang  dikembangkan  didasarkan
pada  prinsip  akumulatif,  saling  memperkuat  dan  memperkaya  antar mata  pelajaran.  7  Proses  pembelajaran  didasarkan  pada  upaya
menguasai  kompetensi  pada  tingkat  yang  memuaskan  dengan memperhatikan  karakteristik  konten  kompetensi  dimana  pengetahuan
adalah  konten  yang  bersifat  tuntas.  Keterampilan  kognitif  dan psikomotorik  adalah  kemampuan  penguasaan  yang  dapat  dilatihkan.
Sedangkan  sikap  adalah  kemampuan  penguasaan  yang  lebih  sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
8 Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat membangun dan hasilnya segera diikuti dengan  pembelajaran remedial
untuk  memastikan  penguasaan  kompetensi  pada  tingkat  memuaskan Kriteria
Ketuntasan MinimalKKM
dapat dijadikan
tingkat memuaskan.
Berdasarkan  latar  belakang  di  atas  maka  peneliti  tertarik  untuk meneliti  tentang  prosedur  pengembangan  perangkat  pembelajaran
subtema  kegiatan  sore  hari  mengacu  pada  kurikulum  SD  2013  untuk siswa  kelas  I  Sekolah  Dasar.  Maka  dari  itu,  Kurikulum  2013  didasari
oleh  hukum  atau  prinsip  melalui  tahapan-tahapan  mengamati,
mengidentifikasi  dan  menemukan  masalah,  merumuskan  masalah, teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep,  hukum  atau  pri nsip  yang  “ditemukan”  sesuai  dengan
kemampuan  dasar  yang  dapat  dipelajari  dan  dikuasai  setiap  peserta didik.  Kemudian  sesuai  juga  dengan  kaedah  kurikulum  berbasis
kompetensi.  Maka  dari  itu  Kurikulum  2013  telah  disempurnakan. Didalam  kegiatan  belajar,  mengajar  yang  berpusat  pada  siswa  itu
sendiri, siswa dapat aktif mengamati, mengidentifikasi dan menemukan masalah,  merumuskan  masalah,  teknik,  menganalisis  data,  menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep dalam  konteks dunia nyata dan  pembelajarannya  pun  berbasis  tim.  Selain  itu  siswa  juga  diberi
tanggung jawab
sepenuhnya oleh
guru untuk
mengamati, mengidentifikasi  dan  menemukan  masalah,  merumuskan  masalah,
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan setiap konsep, ilmu  pengetahuannya  sendiri.  Pada dasarnya pendidikan
menekankan  guru  hanya  sebagai  fasilitator.  Namun  sekarang  sudah tidak  seperti  itu  lagi  karena  kurikulum  sangat  berperan  dalam
mengembangkan  pengetahuan  dan  keterampilan  siswa.  Demikian  pula pada sistem pembelajaran yang menarik dan bermakna tentu saja harus
didukung dengan
model pembelajaran
yang sesuai
dengan perkembangan  siswa.  Melalui  kegiatan  atau  suatu  proses  belajar,
mengajar  yang  membawa  siswa  ke  kegiatan-kegiatan  bersifat  nyata, maka siswa dapat menyenangi suatu proses pembelajarannya.
Peneliti  membuat  pengembangan  perangkat  pembelajaran dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ada. Langkah awal  yang
dilakukan  yaitu  membagi  tema  dan  subtema  untuk  setiap  kelompok. Setiap kelompok terdiri dari tiga-empat orang yang akan dibagi menjadi
tiga-empat  subtema.  Selanjutnya  peneliti  menentukan  kompetensi  inti dan  kompetensi  dasar.  Peneliti  menentukan  indikator  dan  memetakan
indikator  secara  keseluruhan  dalam  satu  semester.  Kemudian  peneliti membuat  jaring-jaring  subtema  pada  kompetensi  dasar  dan  indikator
yang telah ditentukan. Langkah selanjutnya yaitu merancang silabus dan
Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran  Tematik  Harian  RPPTH berdasarkan  indikator  dan  tujuan  pada  setiap  muatan  pelajaran.
Kemudian  peneliti  membuat  lembar  kerja  siswa  untuk  siswa  kelas  I yang  menerapkan  pendekatan  tematik  integratif  dan  pendekatan
saintifik  pada  pembelajaran.  Kemudian    silabus,  rencana  pelaksanaan pembelajaran  RPP,  buku  guru,  buku  dan  buku  siswa.  Dengan
demikian  guru  dituntut  agar  lebih  kreatif  lagi  dalam  merencana pelaksanaan  pembelajaran  RPP,  oleh  karena  itu  guru  tidak  hanya
berpatokkan dengan buku guru, buku dan buku siswa saja namun  guru pun harus menyediakan alat-alat praga yang mampu mendukung proses
kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Hasil survei kebutuhan pada  hari sabtu tanggal 17 Mei 2014 di SD Negeri Kalasan 1 Kecamatan Kalasan,
Kabupaten  Selman,  Yogyakarta,  menunjukkan  bahwa  sekolah  telah memiliki  silabus,  buku  guru,  buku  dan  buku  siswa  namun  itu  saja
belum memenuhi kebutuhan siswa karena dalam proses kegiatan belajar mengajar guru harus mempersiapkan media pembelajarannya itu sendiri
agar  siswa  lebih  memahami  tentang  apa  yang  diajarkan  oleh  gurunya melalui  kegiatan-kegiatan  yang  nyata  agar  sistem  pembelajaran  yang
dilaksanakannya  pun  dapat  lebih  bermakna  bagi  siswa  itu  sendiri. Berdasarkan  hasil  survei  tersebut  beberapa  alat-alat  peraga  telah
ditunjukkan  untuk  siswa  agar  lebih  memahami  lagi  tentang  apa  yang dipelajarinya.  Kurikulum  2013  juga  telah  dirancang  secara  sistematis
sehingga  perangkat  pembelajarannya  pun  telah  mencangkup  seluruh aspek  sikap,  keterampilan,  dan  pengetahuan.  Namun  hal  ini  tidak
berhenti  di  situ  saja,  pemeritah  telah  menyelengarakan  sistem pendidikan  yang  disusun  secara  sistematis.  Maka  dari  itu  guru  harus
merencanakan  sistem  pembelajaran  yang  betul-betul  sesuai  dengan sistem yang telah diterapkan oleh Departemen Pendidikan.
B. Rumusan Masalah