Sikap Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Sebelum dan

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 Pre Post 1 p=0.000 Post 2 p=0.000 Post 3 p=0.001 J um la h Respo nd en Baik Cukup Kurang 32.35 5.88 2.94 14.71 41.18 41.18 64.71 52.94 58.82 52.94 32.35 Pada kategori cukup, jumlah responden sebelum pre intervensi sebanyak 18 responden 52,94, post 1 meningkat menjadi 20 responden 58,82, post 2 menjadi 14 responden 41,18 dan post 3 menjadi 22 responden 64,71 dan pada kategori sikap kurang, jumlah responden pre intervensi sebanyak 11 responden 32,35, pada post 1 menurun menjadi 0 responden 0, post 2 menjadi 2 responden 5,88 dan pada post 3 menjadi 1 orang responden 2,94. Presentase jumlah responden kategori baik, cukup, kurang pada pre, post 1, post 2 dan post 3 pada aspek pengetahuan tersaji dalam gambar 5. Gambar 5. Presentase jumlah responden pada aspek pengetahuan dengan kategori baik, cukup dan kurang

2. Sikap

Sikap responden setelah mengikuti CBIA dapat dilihat dari perbandingan nilai sebelum pre intervensi dengan nilai post 1, post 2, dan post 3. Data tersebut dianalisis menggunakan uji hipotesis Wilcoxon dan didapatkan p-value secara berturut-turut yaitu 0.000 pre-post 1, 0.003 pre-post 2, 0.024 pre-post 3. Semua nilai p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap responden sesudah intervensi CBIA mengalami peningkatan signifikan. Fokus penelitian ini adalah peningkatan jumlah responden pada aspek sikap dengan kategori baik. Pada post 1, post 2, post 3 dibandingkan dengan pre intervensi. Sebelum pre intervensi, jumlah responden dengan sikap kategori baik sebanyak 13 responden 38,24, sesaat setelah mengikuti CBIA post 1 sebanyak 25 responden 73,53, post 2 tetap sebanyak 25 responden 73,53 dan dua bulan setelah CBIA post 3 meningkat menjadi 15 responden 44,11. Aspek sikap kategori cukup, jumlah responden jika dibandingkan dengan sebelum pre intervensi sebanyak 9 responden 26,47 pada post 1, satu bulan setelah CBIA post 2 menjadi 9 responden 26,47 dan post 3 meningkat menjadi 19 responden 55,89. Kategori sikap kurang, pada pre intervensi tidak ada responden 0, post 1 tidak ada responden 0, post 2 tetap tidak ada responden 0, dan post 3 juga tetap tidak ada responden 0. Sikap responden yang meningkat tidak lepas dari pengaruh pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, media massa, serta faktor emosi dari dalam individu. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosi sehingga akan menjadi suatu pengalaman yang membekas. Peran media massa sangat penting karena media massa membawa sugesti bagi seseorang yang akan memberikan dasar efektif dalam menilai sesuatu sehingga pembentukan sikap tergantung dari penilaian tersebut Azwar, 2011. Menurut Azwar 2007, seseorang cenderung mempunyai sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Usia juga mempengaruhi 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 Pre Post 1 p=0.000 Post 2 p=0.003 Post 3 p=0.024 J um la h Respo nd en Baik Cukup Kurang 38.24 26.47 26.47 44.11 61.76 73.53 73.53 55.89 sikap responden, dimana semakin bertambah usia seseorang maka sikap yang terbentuk semakin matang. Di samping itu, peningkatan dan penurunan sikap kemungkinan juga disebabkan oleh adanya acara lain yang terselenggara, seperti seminar kesehatan dari pihak lain. Pada penelitian ini menghadirkan pembicara apoteker dari Ikatan Apoteker Indonesia IAI sehingga diharapkan dapat meyakinkan responden mengenai penggunaan antibiotika yang tepat. Berikut presentase jumlah responden kategori baik, cukup dan kurang pada pre, post 1, post 2 dan post 3 pada aspek sikap yang tersaji dalam gambar 6. Gambar 6. Presentase jumlah responden pada aspek sikap dengan kategori baik, cukup dan kurang

3. Tindakan

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 148

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa smk di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 1 156

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja laki-laki di SMK Negeri 4 Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif).

1 11 148

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 134

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Dusun Krodan tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 115

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137