peserta supaya peserta dapat mencari, menilai informasi yang diinginkan tentang pengobatan mereka secara aktif dan menumbuhkan motivasikeinginan untuk
melakukan sesuatu baik berupa motivasi dari diri sendiri atau motivasi dari orang lain. Di dalam metode CBIA juga terdapat
fasilitator, peran fasilitator sebagai motivator agar minat dan potensi peserta dapat berkembang dengan baik Hartayu
et al., 2012. Metode CBIA secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman peserta dibandingkan dengan metode ceramah dan tanya jawab presentasi. Di samping itu, peserta diharapkan dapat mengingat penjelasan
dengan lebih baik karena dilakukan secara aktif dan melalui pengamatan secara langsung.
Fasilitator hanya berperan sebagai pemandu dalam diskusi, sedangkan untuk informasi lebih lanjut disampaikan oleh narasumber yang berasal dari
profesi apoteker yang telah berpengalaman Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2014.
Salah satu kegiatan CBIA yang telah dilakukan adalah self medication.
Dalam self medication, kegiatan dibagi menjadi 3 tahap dan beberapa kelompok
peserta yang terdiri dari 6-8 orang. 3 tahap kegiatan tersebut yaitu :
1. Kegiatan I kelompok
Tiap kelompok dibagikan paket obat tertentu kemudian peserta diminta untuk :
a. Mengamati kemasan obat dan mempelajari informasi yang tertera pada
kemasan obat meliputi nama dagang, namabahan aktif, dosis, bahan aktif utama dan bahan aktif tambahan pada obat kombinasi.
b. Mengelompokkan obat berdasarkan bahan aktif.
c. Mendiskusikan bersama hasil pengamatan di atas.
2. Kegiatan II kelompok
Tujuan dari kegiatan II ini adalah untuk melatih peserta mencari informasi dari kemasan dengan cara meneliti setiap tulisan pada produk yang
disediakan. Sediaan obat dalam bentuk cairan seperti sirup, obat tetes, krim dan salep, diberikan informasi produk berupa brosur dari pabrik. Sedangkan sediaan
tablet dalam kemasan obat bebas seringkali hanya menyediakan informasi produk pada kemasan luar. Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengumpulkan
informasi yang diperlukan sebagai dasar melakukan self medication, yaitu nama
bahan aktif, indikasi, aturan penggunaan, efek samping dan kontraindikasi.
Peran fasilitator pada tahap ini sangat penting untuk mendorong semua
kebutuhan informasi secara lengkap. Dalam kegiatan ini digunakan lembar kerja yang telah disediakan. Pengisian lembar
kerja secara lengkap diharapkan dapat memacu aktifitas peserta pada tahap selanjutnya. Pada tahap ini, ketua kelompok
bertugas memimpin pencarian informasi bersama anggota-anggota kelompok sambil membandingkan kelengkapan informasi satu nama dagang obat dengan
nama dagang obat lain. Walaupun kegiatan ini dilakukan dalam kelompok, tetapi tiap peserta harus mencatat untuk keperluan sendiri supaya peserta dapat
menelaah secara sederhana kelengkapan dan kejelasan informasi yang tertera pada tiap kemasan.
3. Kegiatan III individual
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keberanian peserta dalam mencari informasi secara individual sendiri. Sebelum
dilakukan tahap kegiatan 3, sebelumnya dipastikan dahulu lembar kerja pada kegiatan 2 telah terisi secara lengkap. Pada kegiatan 3, peserta diminta untuk
mengerjakan pencatatan informasi seperti kegiatan 2, terhadap obat yang terdapat di rumah masing-masing peserta. Setelah menjelaskan kegiatan 3, diskusi ditutup
dengan rangkuman oleh narasumber, mengidentifikasi kembali temuan-temuan penting yang diperoleh di masing-masing kelompok, dan memberikan pesan-
pesan untuk memperkuat dampak intervensi Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, 2014. Menurut Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional, pelaksanaan CBIA
dapat diikuti oleh seluruh kalangan masyarakat dan memiliki kriteria mempunyai kemampuan baca tulis dan dapat berkomunikasi dengan baik.
Fasilitator dapat berasal dari petugas kesehatan, mahasiswa farmasi, mahasiswa kedokteran, atau
orang dari lingkungan yang akan diintervensi.
E. Antibiotika