Studi pustaka Analisis situasi Pembuatan Instrumen Penelitian

Tabel IV. Pembagian nomor berdasarkan pernyataan-pernyataan aspek tindakan pada kuesioner Aspek Pokok Bahasan Nomor Pernyataan Favorable Unfavorable Tindakan Gaya Hidup 4 1, 2, dan 3 Cara Penggunaan 5 dan 7 6 Efek Samping Obat 8 - Menghindari Resistensi 9 10 Jumlah Pernyataan 5 5

F. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015.

G. Tata Cara Penelitian

1. Studi pustaka

Penelitian dimulai dengan studi pustaka yaitu membaca literatur atau website yang berhubungan dengan antibiotika, pengetahuan, sikap, tindakan, edukasi kesehatan, metodologi penelitian, statistik, pembuatan kuisioner dan perhitungan data yang diperlukan.

2. Analisis situasi

Tahap ini dimulai dengan pengumpulan informasi mengenai kemungkinan diadakannya penelitian dari jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi, waktu yang tepat untuk mengambil data dan lokasi penelitian. a. Penentuan lokasi penelitian. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan observasi ke beberapa SMA atau SMK Negeri atau Swasta di Yogyakarta. Kemudian dipilih SMK yang siswa nya memenuhi kriteria sebagai subyek uji penelitian yaitu SMK Negeri 4 Yogyakarta di Kecamatan Umbulharjo. b. Penentuan sampel. Dilakukan secara non random dengan metode purposive sampling. Pertama mengetahui ciri atau sifat-sifat populasi yaitu kriteria inklusi, kemudian sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian. c. Pengurusan izin penelitian . Ethical clearance merupakan jaminan legalitas penelitian. Dalam penelitian ini, ethical clearance didapat melalui perizinan yang diberikan dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Surat keputusan izin penelitian dimulai dari 31 Oktober 2014 hingga 30 Januari 2015 dan harus diketahui oleh dinas kesehatan dan kepala sekolah SMK Negeri kemudian dilanjutkan meminta izin ke SMK Negeri untuk melakukan penelitian. Untuk subyek penelitian diberikan informed consent. Informed consent merupakan lembar pernyataan kesediaan responden untuk mengikuti kegiatan penelitian selama periode penelitian berlangsung dan bersedia mengisi kuesioner secara sukarela dengan memberikan jawaban dan atau data-data lain yang diperlukan dalam penelitian tanpa adanya rekayasa atau paksaan.

3. Pembuatan Instrumen Penelitian

a. Penyusunan kuesioner. Kuesioner penelitian merupakan pengembangan dari kuesioner yang pernah digunakan dari penelitian sebelumnya yang telah valid. Kuesioner yang dikembangkan adalah kuesioner yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Marvel 2012. Kuesioner divalidasi menggunakan validasi isi melalui professional judgement. Kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu data demografi responden, informed consent dan kuesioner yang memuat pernyataan pengetahuan, sikap dan tindakan terkait antibiotika. Kuesioner yang memuat pernyataan tentang antibiotika dibuat dalam dua tipe, yaitu dichotomous scale dan skala Likert. Dichtomous scale memuat dua alternatif jawaban, yaitu “ya” dan “tidak” sebanyak 20 pernyataan pada aspek pengetahuan. Skal a Likert memuat empat alternatif jawaban, yaitu “sangat setuju”. “setuju”, tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”, masing-masing sebanyak 10 pernyataan pada aspek sikap dan aspek tindakan. b. Uji validitas. Uji validitas yang digunakan adalah validitas isi content validity. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau didasarkan penilaian ahli bidang tersebut yaitu apoteker sehingga nilai yang diukur tidak keluar dari tujuan. Menurut Supratiknya 2014, validitas isikonten merupakan kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana suatu tes benar-benar dapat mengukur atribut psikologis yang hendak diukurnya, meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan. Sebelum divalidasi jumlah butir pernyataan sebanyak 40, kemudian dilakukan validasi oleh apoteker terkait perbaikan tata kalimat dan pemilihan kata. c. Uji pemahaman bahasa. Dilakukan dengan mengujikan kuesioner kepada 30 orang dengan kriteria inklusi yaitu remaja wanita usia 12-25 tahun dengan latar belakang pendidikan non kesehatan dan tidak dilakukan di lokasi penelitian. Tiap responden dibagikan kuesioner dengan 20 aitem pengetahuan, 10 aitem sikap dan 10 aitem tindakan. Dari hasil uji pemahaman bahasa diketahui bahwa bahasa yang digunakan dalam kuesioner tersebut dapat dimengerti oleh responden. Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman responden terhadap maksud atau tujuan yang dibuat oleh peneliti. Pada uji pemahaman bahasa, responden mengisi kuesioner dengan memilih dua alternatif jawaban, yaitu “mengerti” dan “tidak mengerti”. Berdasarkan hasil uji pemahaman bahasa, ditemukan beberapa aitem yang tidak bisa dimengerti maksudnya oleh responden. Menurut Budiman dan Riyanto 2013, untuk menghindari kalimat yang rumit hendaknya pernyataan dituliskan dengan bahasa yang sederhana, jelas dan langsung dan dapat membantu responden dalam memahami maksud pernyataan kuesioner. Aitem-aitem tersebut meliputi : Tabel V. Perubahan item uji pemahaman bahasa No Aspek Aitem Revisi 1. Pengetahuan 15. Jika terjadi resistensi antibiotika saya masih bisa meminum antibiotika yang sama. Diganti dengan : Antibiotika diminum 3- 4 kali sehari selama 5 sampai 7 hari.

2. Sikap

8. Saya lebih baik menghabiskan antibiotika yang digunakan untuk menghindari resistensi Diganti dengan : Saya lebih suka menghabiskan antibiotika yang digunakan untuk menghindari resistensi

3 Tindakan

7. Terjadinya resistensi dapat disebabkan oleh penggunaan antibiotika yang tidak sesuai anjuran dokter. Diganti dengan : Terjadinya resistensi kekebalan kuman dapat disebabkan oleh penggunaan antibiotika yang tidak sesuai anjuran dokter. d. Uji reliabilitas instrumen. Reliabilitas instrumen juga memiliki kaitan dengan seleksi aitem yang dilakukan dengan korelasi aitem total. Korelasi aitem total diperoleh dari korelasi Point-Biserial dan korelasi Pearson Product Moment. Uji korelasi Point-Biserial digunakan untuk seleksi aitem pada aspek pengetahuan dengan dichotomous scale, sedangkan uji korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk aitem pada aspek sikap dan tindakan dengan skala Likert. Pengukuran reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Dan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi yang tinggal bukan di lokasi penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai koefisien alpha α 0,6 Budiman dan Riyanto, 2013. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program statistik R. Sebelum melakukan uji statistik R, sebelumnya dilakukan seleksi aitem untuk memperoleh nilai α yang baik. Langkah pertama seleksi aitem adalah menghilangkan aitem-aitem yang memiliki korelasi negatif sesuai interpretasi seleksi aitem yang menyebutkan bahwa pernyataan tersebut mengalami “kerusakan” dan tidak dapat digunakan dalam pengukuran Azwar, 2011. Cara lainnya dijelaskan bahwa untuk menemukan aitem yang harus dihilangkan maka dilakukan dengan melihat koefisien korelasi aitem yang mendekati 0 Tavakol dan Dennick, 2011. Dalam penelitian ini, untuk pengujian seleksi aitem yang mempunyai korelasi negatif dan aitem yang memiliki korelasi mendekati 0 sudah sesuai dengan kedua teori tersebut. Secara umum, perlakuan yang diberikan untuk meningkatkan reliabilitas kuisioner adalah dengan melakukan revisi pernyataan kuesoner, seleksi aitem hingga memperpanjang tes. Perlakuan revisi aitem sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa revisi dan penghilangan aitem kuesioner dapat meningkatkan nilai α pada aitem dengan korelasi rendah dengan skor total Tavakol dan Dennick, 2011. Sementara hasil perlakuan perpanjangan tes terbukti dapat meningkatkan reliabilitas tes sesuai dengan teori bahwa penambahan aitem dapat memberikan nilai α yang lebih tinggi pada tes yang sedang dikembangkan. Berikut ini hasil dan pembahasan dari uji realibilitas yang dipaparkan tiap aspek : Tabel VI. Uji reliabilitas Aspek Jumlah Pernyataan α Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan 17 0.626 Reliabel Sikap 10 0,601 Reliabel Tindakan 10 0,613 Reliabel

1 Aspek Pengetahuan

Uji Reliabilitas I menghasilkan nilai α dari 20 aitem sebesar 0,392. Nilai α ini belum memenuhi syarat suatu kuesioner dikatakan reliabel, yaitu α 0,6 Budiman dan Riyanto, 2013. Karena belum memenuhi α 0,6 maka peneliti melakukan uji reliabilitas ke II dengan melakukan seleksi aitem uji menggunakan metode Cronbach-Alpha dengan uji korelasi Point-Biserial sehingga didapatkan 19 aitem dengan nilai α sebesar 0,402. Nilai α tersebut belum menunjukkan syarat reliabilitas yang diinginkan, sehingga dilakukan perpanjangan tes uji kualitas instrumen ke 3. Perpanjangan tes ini dilakukan dengan mengurangi aitem aspek pengetahuan menjadi lebih sedikit dari uji sebelumnya yaitu 17 aitem. Pada uji reliabilitas ke 3 ini didapatkan peningkatan nilai α menjadi 0,626 yang sesuai dengan nilai α 0,6 sehingga dapat dikatakan reliabel. Hasil perpanjangan tes ini sesuai dengan teori bahwa perpanjangan tes akan mempengaruhi peningkatan reliabilitas untuk mendapatkan reliabilitas yang lebih tinggi Azwar, 2011. Berikut ini hasil uji reliabilitas, nilai α dan aspek item uji pengetahuan yang dihilangkan : Tabel VII. Uji reliabilitas aspek pengetahuan Uji Reliabilitas Nilai α Aitem yang dihilangkan Uji reliabilitas I 0,392 - Uji reliabilitas II aitem dihilangkan 0,402 20 Uji reliabilitas III aitem dihilangkan 0,626 3,5 Gambar 1. Alur pengujian reliabilitas aspek pengetahuan 2 Aspek sikap Aspek kedua yang diuji dalam penelitian ini adalah aspek sikap. Pada uji reliabilitas dengan 10 aitem dari aspek sikap menggunakan metode Cronbach-Alpha dengan uji korelasi Pearson Product Moment dengan skala Likert, maka didapatkan nilai α sebesar 0,601. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa instrumen pengukuran sikap telah reliabel karena nilai α 0,6. 3 Aspek tindakan Pada aitem aspek ketiga yang diuji yaitu aspek tindakan, langsung memberika n hasil yang memenuhi syarat reliabilitas yaitu nilai α 0,6 Uji Reliabilitas 20 item α : 0,392 Uji Reliabilitas 19 item α : 0.402712 Seleksi aitem pengurangan aitem nomor 20 Point Biserial 0.1090334 Seleksi aitem pengurangan aitem nomor 3 dan 5 Point Biserial nomor 3 : -0.3986072 ; Point Biserial nomor 5 : 0.1976231 Uji Reliabilitas 17 item α : 0.626 Budiman dan Riyanto, 2013. Uji reliabilitas aspek ini menggunakan metode Cronbach-Alpha dengan uji korelasi Pearson Product Moment dengan skala Likert. Nilai α yang didapat sebesar 0,613 pada 10 iitem yang diujikan. 4. Penyebaran Kuesioner Dilakukan sebelum pre intervensi dan sesaat sesudah intervensi. Kemudian 1 bulan dan 2 bulan sesudah dilakukan CBIA, peneliti memberikan kuesioner lagi untuk mengetahui apakah pengetahuan responden tentang antibiotika bertahan, mengalami peningkatan atau mengalami penurunan 5. Pengumpulan Kuesioner Kuesioner dapat langsung dikumpulkan setelah responden mengisi, sehingga jumlah kuesioner yang disebar sama dengan jumlah kuesioner yang kembali.

H. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 148

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa smk di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 1 156

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja laki-laki di SMK Negeri 4 Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif).

1 11 148

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 134

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Dusun Krodan tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 115

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137