Variabel Variabel dan Definisi Operasional

26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu karena peneliti memberikan perlakuan atau intervensi namun tidak merubah fisik responden. Alasan peneliti menggunakan metode eksperimental semu karena penelitian ini dilakukan dengan melibatkan seluruh subyek uji untuk diberikan perlakuan tetapi tanpa randomisasi non randomisasi dan bertujuan untuk mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu peristiwa Santoso, 2010. Rancangan penelitian yang digunakan adalah time series yaitu rancangan penelitian dengan pengambilan data secara berulang dan prospektif Notoatmodjo, 2012.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

a. Variabel bebas. Intervensi berupa CBIA b. Variabel tergantung. Tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita mengenai antibiotika c. Variabel pengacau terkendali. Informasi yang didapatkan remaja wanita baik secara formal maupun non formal, seperti ceramah, seminar, penyuluhan tentang antibiotika d. Variabel pengacau tak terkendali. Informasi yang didapatkan remaja wanita sebelum mengikuti CBIA berasal dari komunikasi interpersonal penjelasan dokter atau melalui media elektronik dan media cetak 2. Definisi operasional a. Pengetahuan. Didefinisikan sebagai pemahaman responden tentang antibiotika dan digolongkan berdasarkan jawaban yang diberikan. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai antibiotika digolongkan menjadi 3 yaitu tinggi, sedang dan rendah. Tingkat pengetahuan dikatakan tinggi jika responden mendapat skor 76-100 atau responden mendapatkan skor 13-17 dari setiap kriteria pengetahuan. Tingkat pengetahuan dikatakan sedang jika responden mendapat skor 56-75 atau responden mendapatkan skor 11-12 dari setiap kriteria pengetahuan. Tingkat pengetahuan dikatakan rendah jika responden mampu menjawab pernyataan kurang dari 56 atau responden mendapat skor 11 dari setiap kriteria pengetahuan. b. Sikap. Didefinisikan sebagai respon yang diberikan responden terkait penggunaan antibiotika yang diukur dengan kuisioner berdasarkan sistem scoring dan Skala Likert sebagai skala pengukuran. Kategori sikap baik jika responden mendapatkan skor 76-100 atau responden mendapatkan skor 31- 40. Kategori sikap cukup jika responden mendapatkan skor 56-75 atau responden mendapatkan skor 23-30. Kategori sikap kurang jika responden mendapatkan skor 56 atau responden mendapatkan skor 23. c. Tindakan. Didefinisikan sebagai bentuk dari yang dilakukan responden terkait penggunaan antibiotika. Tindakan diukur dengan kuisioner berdasarkan sistem scoring dengan menggunakan Skala Likert sebagai skala pengukuran. Kategori tindakan baik jika responden mendapatkan skor 76-100 atau responden mendapatkan skor 31-40. Kategori tindakan cukup jika mendapatkan skor 56- 75 atau responden mendapatkan skor 23-30. Kategori tindakan dikatakan kurang jika responden mendapatkan skor 56 atau responden mendapatkan skor 23. d. Pre intervensi. Bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan responden sebelum dilakukan intervensi. e. Post 1 intervensi. Bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan responden setelah diberikan penjelasan oleh narasumber. f. Post 2 intervensi. Bertujuan mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan responden setelah 1 bulan dilakukan intervensi, apakah semakin meningkat, menurun atau konstan. g. Post 3 intervensi. Bertujuan mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan responden apakah meningkat, menurun atau konstan setelah 2 bulan dilakukan intervensi.

C. Subyek Penelitian

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 148

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa smk di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 1 156

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja laki-laki di SMK Negeri 4 Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif).

1 11 148

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 134

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Dusun Krodan tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 115

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137