12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan topik penelitian, yakni: pengertian, fungsi, unsur-unsur, dan faktor-faktor kedisiplinan
terhadap tata tertib sekolah .
A. Pengertian Kedisiplinan Tata Tertib Sekolah
Rachman dalam Tu’u 2004 mendefinisikan bahwa disiplin disiplin merupakan upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau
masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul
dari dalam hatinya. Teori Rachman tersebut juga menjelaskan bahwa kedisiplinan itu menyangkut berbagai aturan, norma, dan tata tertib yang ada
dalam lingkungan sosial. Hal tersebut juga mengatakan bahwa seorang peserta didik harus mampu mengikuti peraturan, norma, atau tata tertib yang berlaku
dalam lingkungannya. Dari hal-hal itulah kedisiplinan akan tercermin dalam diri seorang peserta didik.
Dua pengertian pokok tentang disiplin yang dapat kita kaji menurut Sutisna 1989 yaitu : 1 proses atau hasil pengembangan karakter,
pengendalian diri, keadaan teratur dan efisiensi. Ini adalah jenis disiplin yang sering disebut “disiplin positif” atau “disiplin konstruktif”; 2 penggunaan
hukuman atau ancaman hukuman untuk membuat orang-orang mematuhi perintah dan mengikuti peraturan dan hukum. Jenis disiplin ini telah diberi
macam- macam nama: “disiplin negatif”, “disiplin otortiter”, disiplin
menghukum atau menguasai melalui rasa takut. Pengertian kedisiplinan juga dapat dilihat dari teori yang dikemukakan
oleh Semiawan 2009 yang mendefinisikan bahwa disiplin secara luas dapat diartikan sebagai semacam pengaruh yang dirancang untuk membantu anak
agar mampu menghadapi tuntutan dari lingkungan. Dalam pengertian tersebut diungkapkan bahwa kedisiplinan ini merupakan bagian dari sebuah
pembelajaran. Dimana para peserta didik diajarkan dari yang belum mengerti menjadi mengerti, hingga pada akhirnya kedisiplinan ini dapat tertanam dalam
diri peserta didik untuk menghadapi segala tantangan-tantangan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat.
Kedisiplinan ini juga merupakan sebuah latihan seperti pendapat yang dikemukakan oleh Webster dalam Intisari, 1999 disiplin adalah sebuah
latihan untuk menumbuhkan kendali diri, karakter atau keteraturan, dan efisiensi. Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Bernhardt 1997
yang mengatakan bahwa disiplin merupakan latihan, bukan pengkoreksian, bimbingan bukan hukuman, mengatur kondisi untuk belajar bukan
pembiasaan.
Pengertian yang di kemukakan oleh Webster dalam Intisari, 1999 juga dapat melengkapi bahwa kedisiplinan juga merupakan pengendalian diri
dari para peserta didik yang semuanya menuju kearah yang positif bagi kehidupan para peserta didik nantinya. Penanaman kedisiplinan bagi para
peserta didik juga sangat penting agar para peserta didik dapat bertanggung jawab dan berperilaku positif sesuai dengan segala aturan yang berlaku.
Mulyasa dalam skripsi Margiyanto, 2010 mengemukakan bahwa disiplin sekolah adalah refers to students complying with a code of behavior
often known as the school rules . Aturan sekolah school rule yang dimaksud
dalam pembahasan sebelumnya misalnya seperti aturan tentang standar berpakaian standarts of clothing, ketepatan waktu, perilaku sosial, dan etika
belajarkerja. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku para peserta didik agar tidak menyimpang dan dapat mendorong
siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan, dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Strategi umum merancang disiplin para peserta didik di
sekolah, yaitu : 1 untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik,
menerima, hangat, dan terbuka, 2 guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan para peserta
didik, 3 guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu para peserta didik dalam mengatasinya; dan
memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah, 4 guru membantu para peserta didik dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang
nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri, 5 guru disarankan belajar sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan siswa yang menghadapi
masalah, 6 sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan, guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab, 7
menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan, 8 dalam pembelajaran perlu diciptakan
lingkungan yang kondusif, 9 guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan merupakan suatu bentuk kepatuhan atau ketaatan dari seorang individu dalam
hal ini peserta didik terhadap segala hal yang telah dirancang dan disusun oleh pihak-pihak yang berwenang dalam rangka mengatur ketertiban agar tercipta
suasana yang kondusif dan saling menguntungkan antara satu individu dengan individu lainnya. Kedisplinan ini memang tidak bisa langsung dapat
diaplikasikan oleh para peserta didik. Proses aplikasi dari kedisplinan ini memerlukan beberapa tahap agar kedisiplinan tersebut dapat tubuh dan
berkembang dalam diri para peserta didik. Strategi dan arahan dari pihak- pihak diluat diri para peserta didik sangat dibutuhkan untuk membantu para
peserta didik menumbuhkan kedisiplinan dalam dirinya. Dengan adanya kedisiplinan tersebut maka peserta didik akan mendapatkan bekal yang sangat
berarti untuk masa depannya.
Kedisiplinan tidak hanya mengacu kedalam satu hal saja, namun dapat dikelompokkan kedalam beberapa macam kedisiplinan. Bahri 2008
mengelompokkan kedisiplinan kedalam beberapa bagian, yaitu : 1.
Disiplin Pribadi, yaitu pengarahan diri ke setiap tujuan yang diinginkan melalui latihan dan peningkatan kemampuan.
2. Disiplin nasional, yaitu kemampuan dan kemauan untuk mematuhi
semua ketentuan yang telah ditentukan oleh negara. 3.
Disiplin ilmu, yaitu mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan sebagai ilmuwan.
4. Disiplin tugas, yaitu mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan
oleh atasan atau kepala sekolah. 5.
Disiplin sosial, yaitu perwujudan dari adanya disiplin pribadi yang berkembang melalui kewajiban pribadi dalam hidup bermasyarakat.
Seluruh sikap disiplin tersebut harus dapat dipahami dengan baik dan dijalankan oleh para peserta didik tanpa adanya tekanan atau paksaan.
Brdasarkan keseluruhan sikap disiplin tersebut, disiplin sosial juga masih dapat dikerucutkan lagi sehingga memunculkan kedisiplinan terhadap tata
tertib yang notabene masih menjadi permasalahan yang cukup diperhatikan dalam lingkungan masyarakat khususnya di sekolah.
Kedisiplinan terhadap tata tertib lebih mengarah kedalam kepatuhan siswa terhadap peraturan yang ada dan menghidari larangan-larangan tertentu.
Kepatuhan terhadap peraturan tata tertib dan menjauhi larangan yang ada
harus dapat dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan. Kesadaran dari para peserta didik mengenai kedisiplinan terhadap tata tertib ini harus didahului
dengan pemahaman yang mendalam mengenai tata tertib yang ada di sekolah. Pemahaman para peserta didik tersebut akan mengarahkan diri mereka sendiri
untuk mendisiplinkan diri mereka terhadap tata tertib yang ada. Dengan mentaati tata tertib sekolah maka para peserta didik bisa belajar menghargai,
menghormati, dan mentaati aturan-aturan lainnya diluar tata tertib sekolah. Selain itu para peserta didik juga bisa melatih diri mereka untuk
menyesuaikan diri terhadap peraturan yang ada diluar sekolah serta belajar untuk terus mengendalikan diri mereka masing-masing.
Melalui beberapa kajian diatas dapat dilihat bahwa memang kedisiplinan yang ditunjukkan oleh seseorang atau peserta didik dapat dilihat
dari kepatuhan mereka terhadap tata tertib yang ada. Tingkat kesadaran para peserta didik untuk selalu menerapkan kedisiplinan terhadap tata tertib yang
ada sangat perlu dijaga agar mereka bisa berkembang dan menjadi orang yang sukses nantinya. Bukan karena tuntutan dari luar seperti hukuman, pujian,
atau semata-mata hanya untuk keuntungan dirinya lalu mereka memaksakan sikap kedisiplinan itu. Namun diharapkan mereka dapat mengerti benar dan
memahami mengapa mereka harus berdisiplin dan manfaat apa yang dapat mereka dapatkan jika mereka dapat menerapkan kedisiplinan itu. Sehingga
nantinya kesadaran akan kedisiplinan itu perlahan-lahan tumbuh dalam diri
para peserta didik dan dapat menjadi modal utama dalam meraih suatu keberhasilan.
B. Fungsi Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib Sekolah