1
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini berisi uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Peserta didik adalah seseorang yang terdaftar dan belajar dalam sekolah tertentu. Menurut Pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa: “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
”
Peserta didik akan menempuh jenjang pendidikan secara berkelanjutan dari SD Sekolah Dasar, SMP Sekolah Menengah Pertama, dan SMA Sekolah
Menengah Akhir. Pada penelitian ini nantinya akan ditekankan pada peserta didik yang berada pada jenjang SMA dan masih aktif dalam mengikuti
kegiatan belajar bengajar di sekolah. Sekolah merupakan rumah kedua bagi para peserta didik, tempat
dimana para peserta didik mengasah kemampuan intelektual dan membentuk karakter yang positif. Karakter dalam diri para peserta didik pada jenjang.
SMA ini sangat berkaitan dengan masa pencarian jati diri yang sedang mereka alami. Pada jenjang SMA ini karakter peserta didik dapat dilihat dari tugas-
tugas perkembangan yang harus dipenuhinya. Namun, tanpa adanya sebuah pembentukan dan pengawasan yang dilakukan oleh sekolah maka
karakter siswa akan sulit dibentuk kearah yang positif. Oleh karena itu
kedisiplinan dalam sekolah sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter positif dari para peserta didik.
Kedisiplinan memiliki pengertian yang sangat bermakna bagi perkembangan para peserta didik. Menurut Soeharto dalam Tu’u, 2004
mengatakan bahwa pada dasarnya semua orang sejak lahir sudah mengerti dan terkena disiplin. Karena dalam kehidupannya, manusia peranannya penting
sekali dalam berhubungan dengan kelompok atau manusia lain. Selanjutnya Soeharto dalam Tu’u 2004 juga mengatakan bahwa para pendidik, orang
tua, dan guru, sebagaimana halnya dengan pemimpin kelompok, melihat disiplin ini sebagai sesuatu yang sangat penting dalam interaksi manusia.
Kedisiplinan pada jenjang SMA bukan hanya bekonsentrasi pada peraturan-peraturan yang ada di sekolah, namun juga meliputi banyak jenis
kedisiplinan yang menyangkut pribadi dan sosial dari para peserta didik. Menurut Sahertian 1994 menyatakan bahwa disiplin ada tiga jenis yakni
disiplin tradisional yang bersifat menekan, disiplin modern yang bersifat mengembangkan kemampuan dari peserta didik, dan disiplin liberal yang
lebih bersifat bebas.
Ada beberapa aspek-aspek kedisiplinan yang harus dipenuhi oleh para peserta didik pastinya juga memiliki tujuan yang positif untuk dapat
membentuk karakter para peserta didik. Aspek-aspek yang terdapat didalam kedisiplinan diri para peserta didik menurut Prijodarminto 1994 antara lain:
1 Sikap mental mental attitude, 2 Pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan perilaku, norma, dan standar perilaku yang ada, 3 Sikap kelakuan
yang secara wajar menunjukan kesungguhan hati, untuk menaati segala hal secara cermat dan tertib. Dari aspek-aspek tersebut nantinya bisa diuraikan
menjadi berbagai macam kedisiplinan yang harus bisa dijalani oleh para peserta didik dan bisa membawa diri para peserta didik ini menuju hal-hal
yang positif. Rachman dalam Tu’u 2004 mengemukakan secara rinci kegunaan
atau pentingnya disiplin diri bagi para peserta didik, yaitu: 1 Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, 2 Membantu
peserta didik memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan, 3 Menjauhkan peserta didik melakukan hal-hal yang dilarang sekolah, 4
Mendorong peserta didik melakukan hal-hal yang baik dan benar, 5 Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan
bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Teori tersebut mengatakan bahwa pengendalian diri dari para peserta didik ini termasuk dalam sikap
kedisiplinan yang harus dikembangkan, selain kemampuan intelektualnya.
Kedisiplinan juga termasuk dalam tugas perkembangan dari para peserta didik yang berada dalam jenjang pendidikan SMA ini. Tugas-tugas
perkembangan menurut Panduan Umum Pelayanan BK Berbasis Kompetensi Pusat Kurikulum 2002 yang terkait dengan kedisiplinan diri para peserta
didik seperti memiliki perilaku sosial yang bertanggung jawab, menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif, mencapai hubungan sosial
yang lebih matang dengan teman sebaya, dan mencapai kemandirian perilaku ekonomis. Berkembangnya sikap kedisiplinan dari para peserta didik maka
tugas perkembangan dari para peserta didik pada jenjang pendidikan SMA ini juga semakin terpenuhi.
Kedisiplinan dalam diri peserta didik sangatlah penting, karena dengan adanya sikap kedisiplinan ini maka peserta didik dapat menjalani kehidupan
dengan baik. Berbagai macam kedisiplinan harus bisa dijalankan oleh para peerta didik untuk dapat membawa dirinya menuju perilaku-perilaku yang
sesuai dalam masyarakat. Bahri 2008 menyebutkan bahwa kedisiplinan tersebut antara lain adalah kedisiplinan pribadi, nasional, ilmu, disiplin tugas,
dan disiplin sosial. Disiplin sosial berawal dari tingkat kemampuan dan kemauan mengendalikan diri dalam mengamalkan nilai, ketentuan, peraturan,
dan tata tertib. Kedisiplinan tata tertib ini juga terdapat dalam tiap sekolah dimana para peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar. Tata tertib
yang ada di sekolah mempunyai tujuan untuk menumbuhkan perilaku- perilaku positif dalam diri setiap peserta didik. Namun terkadang
pengembangan sikap kedisiplinan ini masih menjadi perhatian khusus dari
para guru di sekolah karena belum maksimalnya para peserta didik dalam menerapkan kedisiplinan terutama terhadap tata tertib yang ada.
Banyaknya disiplin diri yang harus dikembangkan oleh para peserta didik ini terkadang menimbulkan perasaan malas dalam diri peserta didik,
sehingga pemenuhan sikap disiplin diri ini sering terabaikan. Keadaan seperti ini membuat para peserta didik tidak dapat mengontrol dan mengendalikan
dirinya sendiri, sehingga ini menjadi salah satu permasalahan yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam penanganannya. Keadaan yang ada di
lapangan terlihat bahwa banyak sekali pelanggaran-pelanggaran dan penyimpangan-penyimpangan norma serta nilai sosial yang terjadi karena
hilangnya sikap disiplin diri dari para peserta didik. Menurut hasil obsevasi dari peneliti di SMA Santo Mikael Sleman
dapat dilihat bahwa masih banyak dari para siswa tidak disiplin dengan tata tertib sekolah yang telah ditetapkan. Banyak dari mereka justru dengan
sengaja melanggar peraturan tersebut, mereka tidak merasa takut dengan sanksi yang telah dirancang sebagai akibat dari pelanggaran tata tertib sekolah
yang ada. Para peserta didik masih belum dapat menumbuhkan kedisiplinan dalam diri mereka masing-masing sehingga para guru masih terus berusaha
untuk memberikan bimbingan dan arahan mengenai kedisiplinan ini kepada para peserta didik
Menurut hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru SMA Santo Mikael Sleman, ternyata masalah kurangnya disiplin dari para siswa
merupakan masalah yang cukup serius. Dimana para siswa tersebut sulit
sekali menumbuhkan kesadaran dalam dirinya untuk bersikap disiplin, bahkan untuk hal yang kecil seperti kedisiplinan dalam belajar. Para siswa masih
harus selalu dipaksa untuk bisa belajar dengan serius, mengumpulkan tugas tepat pada waktunya, dan masih banyak lagi sikap yang tidak disiplin yang
ditunjukkan oleh para siswa. Terlepas dari hasil wawancara dan observasi. Menurut hasil
pengamatan peneliti melalui berbagai media elektronik dan media sosial, masih banyak sekali keprihatinan dari orang tua maupun guru mengenai tidak
disiplinnya para peserta didik. Banyak sekali sikat tidak disiplin yang dimiliki oleh para para peserta didik, seperti tidak disiplin waktu dan tidak disiplin
pada tanggung jawabnya sebagai pelajar. Kedisiplinan yang ditunjukkan oleh para peserta didik ini masih belum dilandasi oleh kesadaran dari dalam diri
para peserta didik, melainkan karena rasa terpaksa. Kurangnya kesadaran para peserta didik untuk bersikap displin kemungkinan dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti rasa malas atau kebosanan. Masih banyak faktor lain yang memungkinkan munculnya sikap tidak displin dari para siswa, dan hal
tersebut perlu segera dibenahi agar dapat menciptakan generasi pengurus bangsa yang disiplin dan bertanggung jawab.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, kedisiplinan para peserta didik yang masih tergolong rendah ialah kedisiplinan terhadap tata
tertib sekolah yang merupakan salah satu unsur dari kedisiplinan sosial. Kesadaran para peserta didik mengenai pentingnya tata tertib sekolah ini
masih terlihat belum maksimal. Kedisiplinan ini mecakup seluruh aspek-
aspek dari tata tertib, antara lain tugas dan kewajiban dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, larangan-larangan bagi para siswa, dan
sanksi-sanksi bagi para siswa. Para peserta didik masih belum dapat menjalankan kedisiplinan
dengan baik dan tanpa paksaan. Kebiasaan para peserta didik yang selalu berbuat tidak disiplin harus dapat diubah sedikit demi sedikit. Perubahan
tersebut memang tidak dapat dilakukan secara langsung dan cepat. Butuh jangka waktu dan dan melibatkan berbagai pihak untuk membantu para
peserta didik mendisplinkan dirinya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian mengenai pengukuran tingkat
kedisiplinan para peserta didik. Kedisiplinan yang akan diteliti tidak mencakup seluruh jenis kedisiplinan yang ada, namun akan berfokus pada
kedisiplinan para peserta didik terhadap tata tertib sekolah. Alasan utama penelitian ini berfokus pada tata tertib sekolah karena menurut pengamatan
yang telah dilakukan di lapangan, para peserta didik masih terlihat belum maksimal dalam mendisiplinkan dirinya terhadap tata tertib sekolah yang ada.
Selanjutnya, hasil penelitian yang telah didapat nantinya diharapkan bisa menjadi acuan untuk membimbing para peserta didik dalam mengasah
kedisplinannya dalam segala hal tidak hanya terbatas pada tata tertib sekolah. Berdasarkan kajian permasalahan yang ada dilapangan, kedisiplinan
ini sangat penting untuk dapat mengatur perilaku para peserta didik untuk menjadi lebih baik. Tanpa adanya kedisiplinan yang ditaati oleh para peserta
didik maka akan sulit terbentuk perilaku dan karakter yang positif dalam diri
para peserta didik. Berdasarkan dari hal tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitan mengenai kedisiplinan dengan judul Deskripsi Tingkat
Kedisiplinan Para Peserta Didik Kelas XI SMA Santo Mikael Sleman Tahun Ajaran 20142015 Terhadap Tata Tertib Sekolah dan Implikasinya Pada
Usulan Topik-Topik Bimbingan.
B. Rumusan Masalah