Item-item yang tergolong sedang pada tabel sebelumnya akan digunakan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik kedisiplinan
para peserta didik terhadap tata tertib sekolah.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Deskripsi tingkat kesadaran terhadap kedisiplinan tata tertib
sekolah
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa sebagian besar para peserta didik kelas XI SMA Santo Mikael sleman
tahun ajaran 20142015 memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi terhadap tata tertib sekolah. Tingginya tingkat kesadaran terhadap
kedisiplinan tata tertib sekolah dari para peserta didik tersebut maka dapat diinterpretasikan bahwa para peserta didik kelas XI SMA Santo
Mikael Sleman tahun ajaran 20142015 memiliki tingkat kesadaran yang tergolong baik terhadap kedisiplinan tata tertib sekolah. Sekitar
61,7 dari seluruh peserta didik kelas XI SMA Santo Mikael Sleman tahun ajaran 20142015 memiliki tingkat kesadaran yang tinggi
terhadap kedisiplinan tata tertib sekolah, dan yang lainnya ada dalam kategori sangat tinggi dan sedang. Dalam hal ini sebagian besar
peserta didik telah dapat menerapkan kedisplinannya terhadap tata
tertib berdasarkan kemauan dari dalam diri sendiri dan bukan karena faktor dari luar.
Tingkat kedisiplinan yang tergolong baik ini dapat memberikan manfaat-manfaat serta membentuk kemampuan dalam
diri para peserta didik kelas XI SMA Santo Mikael Sleman tahun ajaran 20142015. Manfaat yang dapat dirasakan oleh para peserta
didik yaitu dapat mengendalikan diri lebih baik, menghormati, dan mematuhi otoritas Gunarsa, 2000. Kedisiplinan yang dimiliki oleh
para peserta didik juga dapat menumbuhkan berbagai kemampuan sesuai dengan fungsi-fungsi dari kedisiplinan seperti saling
menghargai dan menghormati milik orang lain, segera menjalankan kewajiban yang menjadi tanggung jawab, dapat membedakan tingkah
laku yag baik dan yang buruk, belajar mengendalikan keinginan serta melaksanakan sesuatu tanpa ada perasaan takut, dan berkorban untuk
kepentingan orang lain Gunarsa, 2000. Berikut ini akan dijelaskan mengenai faktor-faktor yang
mendukung kedisiplinan para peserta didik terhadap tata tertib sekolah menurut Samiawan 2009 dan keterkaitannya dengan tata tertib
sekolah. a.
Hubungan emosional yang kualitatif dan kondusif sebagai landasan untuk membentuk disiplin. Adanya hubungan antar
peserta didik dan semua pihak sekolah yang berkualitas dan kondusif akan membuat para peserta didik bisa lebih
memahami mengenai apa yang harus ditaati di sekolah. Hubungan yang dijalin dengan baik akan membuat para peserta
didik merasa dekat dengan seluruh pihak sekolah dan mau mengikuti seluruh tata tertib yang ada tanpa rasa terpaksa
ataupun rasa takut. Hubungan antar murid dan seluruh pihak sekolah yang terjalin dengan baik ini dapat menjadi salah satu
factor tingginya tingkat kedisiplinan para peserta didik terhadap tata tertib sekolah.
b. Keteraturan yang konsisten dan berkesinambungan dalam
menjalankan berbagai aturan. Peraturan yang terdapat dalam tata tertib akan dapat dijalani oleh para peserta didik dengan
baik jika peraturan tersebut telah disusun dengan baik dan dapat dipahami dengan baik oleh para peserta didik. Tingkat
kedisiplinan yang tergolong tinggi tersebut juga dapat dikarenakan para peserta didik sudah mengerti benar apa yang
tertera dalam tata tertib sekolah. Para peserta didik sudah bisa menangkap dengan baik segala informasi yang terdapat dalam
tata tertib sekolah sehingga mereka dapat mengikuti segala peraturan dalam tata tertib tersebut secara konsisten dan
berkesinambungan.
c. Keteladanan yang berawal dari perbuatan kecil dalam ketaatan
disiplin di rumah. Tingkat kedisiplinan para peserta didik yang tinggi terhadap tata tertib sekolah juga dapat terbentuk dari
bagaimana keadaan diri peserta didik di luar sekolah. Para peserta didik yang terbiasa untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan jadwalnya maka akan manjadi sebuah kebiasaan dalam dirinya. Kedisiplinan yang terbentuk dapat berasal dari
perbuatan-perbuatan kecil yang dilakukan sesuai dengan waktunya atau jadwalnya. Kebiasaan tersebut tentunya tidak
hanya berasal dari dalam sekolah namun bisa juga tumbuh diluar sekolah dan keseluruhannya dapat saling berkait satu
dengan yang lainnya. Kedisiplinan peserta didik di sekolah dapat dibawa keluar sekolah begitu juga kedisiplinan dari luar
sekolah juga dapat dibawa dan diaplikasikan di dalam sekolah. Seluruh kedisiplinan tersebut tentunya akan jadi modal yang
berharga untuk masa depan para peserta didik. d.
Lingkungan yang berfungsi untuk pengembangan disiplin, baik lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Banyak sekali
tempat yang dapat digunakan untuk mengembangkan sifat kedisiplinan dalam diri peserta didik. Berbagai tempat tersebut
juga dapat dijadikan sarana untuk belajar dan memperdalam kedisiplinan dalam diri para peserta didik. Tingkat kedisiplinan
para peserta didik yang tinggi ini juga bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada di sekitar para peserta didik.
Lingkungan tempat tinggal para peserta didik yang masih kental dengan budaya kedisiplinan akan membuat peserta didik
terbiasa melakukan
tindakan-tindakan yang
disiplin. Berdasarkan hal tersebut maka bisa dikatakan bahwa tingkat
kedisiplinan yang tinggi dari para peserta didik terhadap tata tertib sekolah juga bisa disebabkan karena sudah terbiasanya
para peserta didik untuk mendisiplinkan dirinya di luar sekolah.
e. Ketergantungan dan kewibawaan yang harus dimiliki oleh
setiap guru dan orang tua untuk memahami dinamisme perkembangan anak. Para guru dan orang tua merupakan
pihak-pihak yang sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan para peserta didik. Para guru dan orang tua ini selain menjadi
contoh bagi para peserta didik tetapi juga menjadi pembimbing agar para peserta didik dapat mengerti akan setiap perbuatan
yang dilakukan. Masalah kedisiplinan ini merupakan bagian dari tugas yang harus diperhatikan oleh para guru dan orang
tua. Melalui cara dan metodenya masing-masing, para guru dan orang tua memberikan contoh dan bimbingan pada para peserta
didik mengenai segala hal-hal yang harus dipahami dan
dimengerti termasuk permasalahan kedisiplinan. Tingkat kedisiplinan para peserta didik yang tergolong tinggi ini juga
dapat berarti bahwa peranan guru di sekolah dan orang tua di rumah sudah maksimal. Peran para guru dan orang tua tersebut
harus tetap dijaga agar kedisiplinan para peserta didik juga tetap tinggi sehingga dapat mereka jadikan bekal untuk masa
depannya. Pembahasan sebelum telah dipaparkan mengenai baiknya
tingkat kesadaran para peserta didik terhadap tata tertib sekolah. Sebaliknya, penelitian ini juga memiliki keterbatasan dimana hasil
pengamatan pada awal latar belakang pengambilan judul skripsi dan hasil akhir dari penelitian skripsi ini berbeda. Berikut ini akan
dijelaskan mengenai keterbatasan-keterbatasan penelitian yang terjadi pada saat proses pengambilan data di sekolah.
1. Kurangnya konsentrasi para peserta didik ketika sedang
mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti. 2.
Kurang kondusifnya keadaan lingkungan kelas para peserta didik ketika sedang mengisi kuesioner yang diberikan oleh
peneliti. 3.
Adanya indikasi bahwa peserta didik masih belum dapat mengungkapkan hal yang sebenarnya terjadi. Para peserta
didik mungkin masih merasa takut untuk mengisi kuesioner sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Para peserta didik belum mengenal peneliti secara mendalam
sehingga menyebabkan para peserta didik merasa ragu-ragu untuk menjawab kuesioner secara jujur dan terbuka.
2. Item-item tingkat kesadaran terhadap kedisiplinan tata tertib