Manfaat Hasil Penelitian Tinjauan Pustaka

Wardhaugh 1992: 108 menjelaskan bahwa campur kode adalah tindakan sengaja mencampurkan dua bahasa tanpa perubahan topik yang sedang dibicarakan. Kachru dikutip oleh Suwito, 1983: 76 menjelaskan bahwa campur kode merupakan pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain secara konsisten. Nababan 1984: 32 berpendapat bahwa campur kode merupakan suatu keadaan berbahasa lain ialah bilamana orang mencampur dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa speech act atau discourse tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut pencampuran bahasa itu. Dalam keadaan demikian, hanya kesantaian penutur danatau kebiasaannya yang dituruti. Thelander dikutip Suwito, 1983: 76 berpendapat bahwa unsur-unsur bahasa yang terlibat dalam peristiwa campur kode itu terbatas pada tingkat klausa. Apabila dalam suatu tuturan terjadi percampuran atau kombinasi antara variasi- variasi yang berbeda di dalam satu klausa yang sama, maka peristiwa itu disebut campur kode.

1.6.3 Jenis-jenis Campur Kode Berdasarkan Satuan Kebahasaannya

Campur kode dapat dikelompokkan berdasarkan satuan kebahasaannya. Yang dimaksud dengan satuan kebahasaan adalah bunyi, fonem, silabel, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Bunyi adalah satuan kebahasaan yang terkecil. Fonem adalah bunyi bahasa yang berfungsi membedakan makna. Silabel adalah satuan kebahasaan yang terdiri dari satu bunyi atau lebih yang belum bermakna. Morfem merupakan satuan kebahasaan yang mengandung arti yang terkecil atau satuan gramatikal terkecil Baryadi, 2011:10. Kata dapat dimengerti sebagai satuan gramatikal yang terdiri dari satu morfem atau lebih yang menjadi unsur langsung pembentuk frasa atau kalimat. Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa Ramlan, 1987: 151. Klausa dapat dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri dari S P baik disertai O, PEL, dan KET ataupun tidak Ramlan, 1987: 89. Kalimat ialah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik Ramlan, 1987: 27. Paragraf merupakan kesatuan pikiran yang lebih tinggi serta lebih luas dari kalimat atau merupakan bagian dari karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang isinya mengungkapkan satuan informasi dan terdiri dari kalimat utama dan kalimat penjelas. Wacana merupakan satuan lingual yang berada di atas tataran kalimat atau merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar Baryadi, 2002: 1-2.

1.6.4 Faktor Penyebab Terjadinya Campur Kode

Suwito 1983: 77-78 menjelaskan bahwa terdapat tiga alasan atau penyebab yang mendorong terjadinya campur kode. Pertama, identifikasi peranan. Ukuran untuk identifikasi peranan adalah sosial, registral, dan edukasional. Kedua, identifikasi ragam. Identifikasi ragam ditentukan oleh tindak campur kode yang akan menempatkan si penutur di dalam hierarki status sosialnya. Ketiga, keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan, yaitu untuk menjelaskan dan menafsirkan sikap yang nampak karena campur kode juga menandai sikap dan hubungan sesorang terhadap orang lain serta sikap dan hubungan orang lain terhadapnya. Misalnya campur kode dengan unsur-unsur bahasa Inggris dapat memberi kesan bahwa si penutur “orang masa kini”, berpendidikan cukup, dan mempunyai hubungan luas. Campur kode di atas bersifat ke luar, sedangkan campur kode ke dalam nampak misalnya apabila seorang penutur menyisipkan unsur-unsur bahasa daerahnya ke dalam bahasa nasional, unsur-unsur dialeknya ke dalam bahasa daerahnya atau unsur-unsur ragam dan gayanya ke dalam dialeknya. Penyisipan seperti demikian juga dapat menunjukkan identifikasi peranan tertentu, identifikasi register tertentu atau keinginan dan tafsiran tertentu.

Dokumen yang terkait

CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM MAJALAH ANEKA YESS!

1 4 14

CAMPUR KODE BAHASA JAWA DALAM BAHASA INDONESIA PADA FILM JOKOWI

0 4 15

INTERFERENSI AFIKSASI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA SURAT KABAR JAWA POS RUBRIK “WAYANG DURANGPO” EDISI JANUARI – JUNI 2010

1 11 16

INTERFERENSI AFIKSASI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA SURAT KABAR JAWA POS RUBRIK “WAYANG DURANGPO” EDISI JANUARI – JUNI 2010

0 4 16

WUJUD SATUAN LINGUAL CAPTION DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI – FEBRUARI 2016 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM Wujud Satuan Lingual Caption Dalam Surat Kabar Kompas Edisi Januari – Februari 2016 Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia D

0 2 17

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE WACANA HUMOR PADA KOLOM “AH…TENANE” DALAM SURAT KABAR HARIAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE WACANA HUMOR PADA KOLOM “AH…TENANE” DALAM SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI - FEBRUARI 2011.

0 0 17

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA MELAYU CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA MELAYU THAILAND SELATAN PADA TUTURAN MAHASISWA THAILAND DI INDONESIA.

0 2 12

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI Penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia Dalam Cerita Pendek Pada Surat Kabar Jawa Pos Edisi Januari – Pebruari 2012.

0 0 11

PROSES PENYERAPAN KATA DALAM BAHASA INDONESIA DARI BAHASA INGGRIS PADA RUBRIK “POLITIK DAN HUKUM”, SURAT KABAR SATELITPOST EDISI AGUSTUS 2016 - repository perpustakaan

0 0 14

Campur kode Bahasa Jawa ke dalam Bahasa Indonesia pada wacana berita kriminal koran Merapi edisi September 2012 - USD Repository

0 0 94