Faktor Eksternal Faktor-faktor yang Mempengaruhi Munculnya Dampak Psikologis
                                                                                22
trauma  Kliewer,  Lepore,  Oskin,    Johnson,  1998.  Selain  dampak- dampak di atas, remaja korban kekerasan juga mengalami penyalahgunaan
zat,  dan  agresi  Bingenheimer,  Brennan,    Earls,  2005;  Goldstein, Walton, Cunningham, Trowbridge, Maio, 2007; Rosenthal, 2000.
Menurut Coser dalam Budiyono, 2009, dampak psikologis akibat konflik dan kekerasan adalah perasaan tertekan sehingga menjadi siksaan
terhadap  mentalnya,  stress,  kehilangan  rasa  percaya  diri,  rasa  frustasi, cemas, dan takut. Hal ini dapat terjadi pada pribadi-pribadi individu yang
tidak  tahan  menghadapi  situasi  konflik.  Selain  itu,  mematikan  semangat kompetisi  dalam  masyarakat  karena  pribadi  yang  mendapat  tekanan
psikologis akibat konflik cenderung pasrah dan putus asa. Berikut ini akan dijelaskan  secara  lebih  detail  mengenai  dampak  psikologi  pada  korban
akibat kekerasan di masyarakat: a.  Harga Diri Rendah
Menurut  Maslow  dalam  Goble,  1971,  setiap  orang  memiliki kebutuhan akan penghargaan dari diri sendiri maupun dari orang lain.
Lebih  spesifik  Maslow  mengemukakan    bahwa  harga  diri  meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan,
prestasi,  ketidaktergantungan  dan  kebebasan.  Sementara  penghargaan dari  orang  lain  meliputi,  prestise,  pengakuan,  penerimaan,  perhatian,
kedudukan,  nama  baik  serta  penghargaan.  Jika  seseorang  memiliki kebutuhan harga diri yang cukup terpenuhi maka, maka orang tersebut
23
akan lebih  percaya  diri,  lebih mampu  dan  lebih  produktif.  Sebaliknya jika  kebutuhan  akan  harga  diri  kurang  maka,  seseorang  akan  diliputi
rasa rendah diri, dan perasaan tidak berdaya. b.  Kecemasan
Anxiety  atau  kecemasan  adalah  suatu  keadaan  emosional  yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak
menyenangkan,  dan  perasaan  aprehensif  bahwa  sesuatu  yang  buruk akan  terjadi  Nevid  dkk,  2005.  Freud  dalam  Corey,  2005
mengartikan  kecemasan  sebagai  keadaan  tegang  yang  memotivasi seseorang  berbuat  sesuatu.  Dalam  hal  ini  fungsinya  adalah
memperingatkan  seseorang  akan  adanya  bahaya.  Sulaiman  1995 berpendapat  bahwa  kecemasan  merupakan  reaksi  psikologis  yang
disebabkan  karena  adanya  rasa  kawatir  terus-menerus  yang ditimbulkan oleh adanya inner conflik.
Kecemasan merupakan manivestasi dari berbagai proses emosi yang  bercampur  baur  dan  terjadi  ketika  orang  mengalami  tekanan
perasaan  karena  adanya  pertentangan  Daradjat  dalam  Jessica,  2007. Sementara pendapat Kenyou dalam Jessica, 2007, kecemasan adalah
rasa  takut  yang  pasti  terhadap  sesuatu  yang  mengerikan  akan  terjadi, namun  apa  yang  menjadi  penyebab  rasa  takut  ini  tidak  diketahui.
Adapun gejala-gejala kecemasan oleh Buklew dalam Purnamaningsih, 2003, dibagi menjadi dua tingkatan yaitu:
                                            
                