Faktor-faktor yang Mengakibatkan Terjadinya Konflik dan
38
tentu juga akan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain.
d. Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat di Masyarakat Perubahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi
dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak
akan membuat keguncangan proses-proses sosial di dalam masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk
perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada. Sebenarnya perubahan adalah sesuatu yang
wajar terjadi, namun jika terjadinya secara cepat akan menyebabkan gejolak sosial, karena adanya ketidaksiapan dan keterkejutan
masyarakat, yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya konflik sosial.
Selain yang disebutkan di atas, proses sosial dalam masyarakat ada juga yang menyebabkan atau berpeluang menimbulkan konflik adalah
persaingan dan kontravensi. e. Persaingan Competition
Dalam persaingan individu atau kelompok berusaha mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa
tertentu menjadi pusat perhatian umum. Cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu adalah dengan menarik perhatian atau
39
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Jika dikelompokkan, ada dua macam persaingan, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan tidak pribadi atau kelompok.
Persaingan pribadi merupakan persaingan yang dilakukan orang per orang atau individu untuk memperoleh kedudukan dalam organisasi.
Persaingan kelompok, misalnya terjadi antara dua macam perusahaan dengan produk yang sama untuk memperebutkan pasar di suatu
wilayah. Persaingan pribadi dan kelompok menghasilkan beberapa bentuk persaingan, antara lain persaingan di bidang ekonomi,
kebudayaan, kedudukan dan peranan, dan persaingan ras. 1 Persaingan di Bidang Kebudayaan
Persaingan di bidang kebudayaan merupakan persaingan antara dua kebudayaan untuk memperebutkan pengaruh di suatu
wilayah. Persaingan
kebudayaan misalnya
terjadi antara
kebudayaan pendatang dengan kebudayaan penduduk asli. Bangsa pendatang akan berusaha agar kebudayaannya dipakai di wilayah
di mana ia datang. Begitu pula sebaliknya, penduduk asli akan berusaha agar bangsa pendatang menggunakan kebudayaannya
dalam kehidupan.
40
2 Persaingan Kedudukan dan Peranan Apabila dalam diri seseorang atau kelompok terdapat
keinginan-keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan dan peranan terpandang maka
terjadilah persaingan. Kedudukan dan peranan yang dikejar tergantung pada apa yang paling dihargai oleh masyarakat pada
suatu masa tertentu. 3 Persaingan Ras
Persaingan Ras sebenarnya juga merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Perbedaan ras baik perbedaan warna kulit,
bentuk tubuh, maupun corak rambut hanya merupakan suatu perlambang kesadaran dan sikap atau perbedaan-perbedaan dalam
kebudayaan. Persaingan dalam batas-batas tertentu memiliki fungsi. Fungsi dari persaingan yaitu:
a Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar jenis kelamin dan sosial dan menyalurkan keinginan individu atau kelompok.
b Jalan untuk menyalurkan keinginan, kepentingan, serta nilai-
nilai yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian sehingga tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
c Alat untuk menyaring para warga golongan fungsional
sehingga menghasilkan pembagian kerja yang efektif.
41
Persaingan dalam segala bentuknya akan menghasilkan hal-hal yang bersifat positif maupun negatif. Hal-hal positif yang dihasilkan
dengan adanya persaingan, antara lain makin kuatnya solidaritas kelompok, dicapainya kemajuan, dan terbentuknya kepribadian
seseorang. 1.
Makin Kuatnya Solidaritas Kelompok Persaingan yang dilakukan dengan jujur akan menyebabkan
individu saling menyesuaikan diri dalam hubungan sosialnya. Dengan demikian, keserasian dalam kelompok akan tercapai. Hal
itu bisa tercapai apabila persaingan dilakukan dengan jujur. 2.
Dicapainya Kemajuan Persaingan akan lebih banyak dijumpai pada masyarakat
yang maju dan berkembang pesat. Untuk itu, individu yang berada dalam masyarakat tersebut harus mampu menyesuaikan diri dengan
keadaan tersebut. Persaingan akan menyebabkan seseorang terdorong untuk bekerja keras supaya dapat berperan dalam
masyarakat. 3.
Terbentuknya Kepribadian Seseorang Persaingan
yang dilakukan
dengan jujur
dapat menimbulkan tumbuhnya rasa sosial dalam diri seseorang. Namun
sebaliknya, persaingan juga bisa menimbulkan hal yang negatif, yaitu terciptanya disorganisasi. Adanya disorganisasi karena
42
masyarakat hampir tidak diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dan melakukan reorganisasi saat terjadi perubahan. Hal itu
disebabkan karena perubahan yang terjadi bersifat cepat atau revolusi.
f. Kontravensi Kontravensi berasal dari bahasa Latin, contra dan venire yang
berarti menghalangi atau menantang. Kontravensi merupakan usaha untuk menghalang-halangi pihak lain dalam mencapai tujuan. Tujuan
utama tindakan dalam kontravensi adalah menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain. Hal itu dilakukan karena rasa tidak senang atas
keberhasilan pihak lain yang dirasa merugikan. Namun demikian, dalam kontravensi tidak ada maksud untuk menghancurkan pihak lain.
Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker dalam
Budioyono, 2009; 57 ada lima macam bentuk kontravensi. 1
Kontravensi umum, antara lain dilakukan dengan penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalanghalangi, protes,
gangguan-gangguan, dan kekerasan. 2 Kontravensi sederhana, antara lain dilakukan dengan menyangkal
pernyataan pihak lain di depan umum, memaki-maki orang lain melalui selebaran, mencerca, dan memfitnah.
3 Kontravensi intensif, antara lain dilakukan dengan menghasut, menyebarkan desas-desus, dan mengecewakan pihak lain.
43
4 Kontravensi rahasia, antara lain dilakukan dengan pengkhianatan dan mengumumkan rahasia pihak lain.
5 Kontravensi taktis, antara lain dilakukan dengan mengejutkan lawan dan mengganggu pihak lain.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang dapat memicu terjadinya kekerasan etnis antara lain,
perbadaan antar invidu, perbedaan budaya, bentrokan kepentingan, perubahan sosial yang terlalu cepat di masyarakat, kompetisi dan
kontravensi. Faktor-faktor tersebut dapat memicu terbentuknya prasangka yang pada akhirnya dapat mengakibatkan konflik dan
kekerasan sosial.