Kelompok Etnis Tinjauan Konseptual tentang Mahasiswa-Mahasiwi Remaja Korban

35 fisik maupun mental. Lebih khusus Berkowitz menjelaskan bahwa, agresi bukan hanya suatu usaha untuk sengaja menyakiti seseorang tetapi juga, “dasar dari prestasi intelektual, dari tercapainya kebebasan, bahkan kebanggaan yang bisa membuat seseorang merasa lebih dari teman- temannya .” Poerwandari 2004 mendefinisikan agresi sebagai suatu tindakan yang disengaja untuk memaksa, menaklukan, mendominasi, mengendalikan, menguasai, menghancurkan, melalui cara-cara fisik, psikologis, ataupun gabungan-gabungannya, dan atau tindakan yang mungkin tidak disengaja, tetapi didasari oleh ketidaktahuan, kekurang pedulian, atau alasan-alasan lain, yang menyebabkan subjek secara langsung atau tidak lansung terlibat dalam upaya pemaksaan, penaklukan, penghancuran, dominasi, perendahan manusia lain. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, agresi antar kelompok etnis adalah suatu tindakan yang disengaja untuk memaksa, menaklukan, mendominasi, mengendalikan, menguasai, menghancurkan, melalui cara-cara fisik, psikologis, ataupun gabungan-gabungannya, dan tindakan yang mungkin tidak disengaja, tetapi didasari oleh ketidaktahuan, kekurang pedulian, atau alasan lain yang menyebabkan individu maupun kelompok etnis tertentu tidak berdaya. Berikut akan dijelaskan faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya konflik dan kekerasan di masyarakat: 36

1. Faktor-faktor yang Mengakibatkan Terjadinya Konflik dan

Kekerasan antar Etnis di Masyarakat Sementara itu, Soerjono Soekanto dalam Budioyono, 2009 mengemukakan bahwa sebab-sebab terjadinya konflik antara lain sebagai berikut: a. Perbedaan pada Tiap Individu Perbedaan pendirian dan keyakinan orang per orang yang menyebabkan konflik antarindividu. Dalam hal ini masing-masing pihak berusaha membinasakan lawan baik fisik maupun pikiran- pikiran dan ide yang tidak disetujuinya. Hal ini mengingat bahwa manusia adalah individu yang unik atau istimewa, karena tidak pernah ada kesamaan yang baku antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik sosial, sebab dalam menjalani sebuah pola interaksi sosial, tidak mungkin seseorang akan selalu sejalan dengan individu yang lain. b. Perbedaan Kebudayaan Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain perbedaan dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga tidak sama. Setiap individu dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam