66
4.  Menyusun  suatu  bentuk  interpretasi  dinamika  dampak  sosio-psikologis subyek.
G. Uji Kesahihan dan Keandalan
Paradigma  alamiah  penelitian  kualitatif  memiliki  perbedaan  dengan penelitian  kuantitatif  Moelong,  2007;  323.  Lincoln  dan  Guba  dalam
Moelong,  2007;  323  menambahkan  bahwa  dasar  kepercayaan  antara  kedua penelitian baik itu kualitatif dan kuantitatif berbeda.
Maka  dalam  penelitian  kualitatif  ada  empat  kriteria  yang  digunakan dalam  suatu  teknik  pemeriksaan  data.  Empat  kriteria  tersebut  adalah  sebagai
berikut : 1.  Derajat Kepercayaan
Merupakan  pengganti  konsep  validitas  internal  dari  penelitian kuantitatif.  Fungsi  dari  penelitian  adalah  untuk  melaksanakan  inkuiri
sedemikian  rupa  sehingga  tingkat  kepercayaan  penemuannya  dapat dicapai.  Selain  itu  bertujuan  untuk  mempertunjukan  derajat  kepercayaan
hasil-hasil  penemuan  dengan  jalan  pembuktian  oleh  peneliti  pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
2. Keteralihan
Berbeda  dengan  validitas  eksternal  pada  penelitian  kuantitatif, keteralihan  dilakukan  oleh  seorang  peneliti  dengan  mencari  dan
mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks.
67
3. Kebergantungan
Dalam  penelitian  kuantitatif  kebergantungan  diartikan  sebagai reliabilitas  dimana  jika  diadakan  dua  atau  tiga  kali  pengujian  memiliki
hasil  yang  sama  maka  penelitian  tersebut  dinyatakan  reliabel.  Namun dalam  penelitian  kualitatif,  tidak  hanya  sekedar  reliabilitas,  faktor-faktor
lain yang berkaitan juga ditambahkan. 4.
Kepastian Dalam  penelitian  kuantitatif,  kepastian  diistilahkan  sebagai
keobjektifitasan.  Menurut  Scriven  dalam  Moelong  2007;  326,  jika sesuatu itu objektif, berarti dapat dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan.
Menurut  Moelong  2007;  326-343  uji  kesahihan  dan  keandalan dalam  suatu  penelitian  kualitatif  dapat  dilakukan  dengan  cara  perpanjang
keikutsertaan,  ketekunan  pengamatan,  metode  triangulasi,  pemeriksaan sejawat  melalui  diskusi,  analisis  kasus  negatif,  kecukupan  referensi,
pengecekan anggota, uraian rinci, dan auditing. Pada penelitian ini, uji kesahihan dan keandalan dilakukan dengan
teknik-teknik sebagai berikut : 1.
Triangulasi Triangulasi  merupakan  teknik  yang  digunakan  untuk
pemeriksaan  keabsahan  data,  untuk  keperluan  pengecekan  atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Ada tiga bentuk teknik
triangulasi yaitu:
68
a. Triangulasi Sumber
Dilakukan dengan cara mengecek balik derajat kepercayaan suatu  informasi  yang  diperoleh  melalui  alat  dan  waktu  yang
berbeda  Patton  dalam  Moleong,  2007.  Dalam  penelitian  ini, peneliti  mengecek  balik  derajat  kepercayaan  dengan  melakukan
observasi  dan  partisipan.  Peneliti  mengamati  aktivitas  yang dilakukan oleh para subjek dan mengecek sesuai dengan indikator-
indikator dampak psikologi yang dirasakan para subjek. Indikator  rendahnya  harga  diri  adalah  tidak  percaya  diri,
tidak  bebas,  dan  tidak  berdaya.  Hal  ini  sesuai  dengan  pendapat Maslow  bahwa,  indikator  yang  menunjukan  rendahnya  harga  diri
meliputi  rasa  tidak  percaya  diri,  tidak  mampu  berkompetisi,  tidak berdaya,  dan  tidak  bebas.  Pada  subjek  pertama  AT,  rendahnya
harga diri ditunjukan saat mencari kontrakan baru. Subjek tampak lesu  saat  mencari  kos-
kosan  baru.  Subjek  berkata  “apa  memang kami ini pantas diperlakukan seperti ini?.”
Pada  subjek  kedua  YD,  peneliti  mengobservasi  saat subjek berkomunikasi dengan teman-teman dan pemilik kos-kosan.
Subjek  menunjukan  indikator  rendah  diri  dan  tidak  berdaya.  Saat pemilik kos dan teman-temannya pergi, subjek mengatakan kepada
peneliti bahwa, “saya tidak enak saat berkomunikasi dengan orang
Jawa  karena,  kadang  logat  dan  nada  berbicara  saya  keras,  jadinya
69
saya  agak  minder  saat  berkomunikasi  dengan  mereka.”  Subjek berkeringat dan menunduk saat berkomunikasi dengan orang Jawa
karena,  logat  dan  nada  berbicara  subjek  dikurangi.  Hal  ini  sesuai dengan  indikator  yang  Maslow  kemukakan  yaitu  rendah  diri  dan
tidak berdaya. Observasi  pada  subjek  ketiga  terjadi  saat  peneliti  dan
subjek  AS  makan  bersama  di  sebuah  warung.  Saat  itu  subjek dibicarakan  oleh  pedagang  yang  menggunakan  bahasa  Jawa.
Subjek  yang  mengerti,  secara  spontan  menundukan  kepala  dan mengerutkan  dahinya  saat  mendengar  pembicaraan  pedagang
makanan  yang  menyudutkan  subjek.  Spontan  subjek  menyatakan bahwa  “saya  merasa  tidak  enak  karena  nama  orang  Timur  jelek.
Mungkin memang orang Timur pantas mendapat perlakuan buruk.” Pada  subjek  keempat  MR,  harga  diri  rendah  tampak  saat
di  komunitas  subjek  menunjukan  bekas  luka  akibat  bacokan. Subjek  menunjukan  ekspresi  sedih  dan  mata  berkaca-kaca  saat
berkata  “Ini  luka  akibat  keteledoran  saya,  dan  sikap  buruk  dari beberapa teman-
teman yang berasal dari Indonesia Timur”. Subjek melanjutkan  pernyataannya  “sekarang  saya  sudah  tidak  dapat
beraktivitas dengan leluasa karena kondisi fisik yang saya alami”. Pernyataan  subjek  menujukan  bahwa  subjek  tidak  berdaya,  tidak
percaya diri, tidak dapat berkompetisi, dan tidak dapat berprestasi.