61
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur. Menurut Moleong
2007; 190, wawancara tidak terstruktur adalah teknik yang tidak tersusun terlebih dahulu, disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari
respon. Bentuk-bentuk tanya dalam wawancara tidak terstruktur mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari. Bentuk-bentuk pertanyaan
menyangkut topik penelitian dan tanpa menentukan urutan pertanyaan. Namun peneliti menggunakan panduan dalam melakukan wawancara agar
pertanyaan yang diberikan tetap berfokus pada topik penelitian. Berikut ini adalah panduan pertanyaan dan tujuannya yang
digunakan selama proses wawancara berlangsung:
Tabel 1. Panduan Wawancara tentang Dinamika Kekerasan Etnis dan dampak Sosio-
Psikologis yang Dialami Subjek
No Topik
Tujuan Bentuk Pertanyaan
1
Dinamika konflik dan
kekerasan etnis di Yogyakarta
Memahami pandangan
subjek berkaitan dengan konflik dan kekerasan etnis
di Yogyakarta
Bagaimana pandangan anda berkaitan dengan konflik
dan kekerasan yang terjadi antara warga Yogyakarta
dengan mahasiswa asal Indonesia Timur di
Yogyakarta? peneliti memberi beberapa contoh
kasus kekerasan etnis di Yogyakarta
62
Mengetahui dinamika kekerasan etnis mulai dari
faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan etnis,
prasangka yang dibentuk warga Yogya hingga
pengalaman diskriminasi dan kekerasan yang
dirasakan subjek
Apakah anda memiliki pengalaman diskriminasi
dan pengucilan sosial oleh warga Yogyakarta?
Apa saja pengalaman
diskriminasi dan kekerasan anda alami selama di
Yogyakarta?
Bagaimana pengalaman tersebut berpengaruh dalam
kehidupan anda sebagai mahasiswa?
2
Dampak Psikologis dari
konflik dan kekerasan etnis
di Yogyakarta
Mengetahui dampak psikologis yang dirasakan
maupun yang dialami subjek dari kekerasan
tersebut
Apa akibat yang anda rasakan maupun anda alami
dari kekerasan etnis yang terjadi? disertakan
pengalaman kekerasan dan diskriminasi
Mengetahui seberapa besar
dampak psikologis tersebut pada subjek
Seberapa besar perasaan
tersebut mempengaruhi anda?
Mengetahui pengaruh dari dampak tersebut dalam
keseharian subjek
Apakah dampak-dampak tersebut mempengaruhi
kehidupan anda sebagai mahasiswa di Yogyakarta?
3
Upaya subjek menghadapi
konflik dan kekerasan etnis
di Yogyakarta
Memahami upaya yang dilakukan subjek dalam
membangun kesejahteraan dengan warga Yogyakarta
Sikap apa yang anda
lakukan agar antara warga Yogyakarta dan mahasiswa
Indonesia Timur semakin harmonis?
Mengetahui harapan subjek berkaitan dengan konflik
dan kekerasan di Yogyakarta
Sebagai mahasiswa asal Indonesia Timur apa yang
anda harapkan berkaitan dengan konflik dan
kekerasan di Yogyakarta?
63
Dalam proses wawancara, peneliti melakukan beberapa tahap, yaitu:
1. Mencari subjek penelitian yang bersedia dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti.
2. Menjalin relasi yang hangat rapport antara peneliti dan subjek agar tercipta sikap saling percaya.
3. Menyepakati jadwal wawancara antara peneliti dan subjek. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu aktifitas subjek.
4. Membuat panduan dalam wawancara. 5. Melakukan proses wawancara
F. Prosedur Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif membutuhkan teknik dan ketelitian. Teknik dan ketelitian dibutuhkan karena yang akan dianalisis dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata, baik itu narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis ataupun bentuk non angka lain. Sebuah
kata bisa saja mengandung makna yang lain. Selain itu, tidak ada aturan baku dalam mengolah dan menganalisis suatu data. Walaupun demikian, ada
pedoman maupun teknik yang dapat dipakai dalam penelitian kualitatif. Dalam melakukan pengolahan dan penganalisisan data kualitatif, yang
pertama dimulai adalah mengorganisasikan sebuah data. Peneliti tentunya harus memiliki arsip yang lengkap dalam bentuk data mentah seperti hasil
64
rekaman selama wawancara, hasil observasi dilapangan, maupun draft-draft laporan lainnya.
Setelah mengumpulkan data melalui hasil rekaman wawancara, observasi dan lain sebagainya, peneliti melakukan proses pengkodean atau
yang biasa disebut dengan koding. Menurut Miles dan Huberman, 1992; 87, kode merupakan singkatan atau symbol-simbol yang diterapkan pada
sekelompok kata-kata, kalimat, atau paragraph dari cacatan lapangan yang ditulis agar dapat dikategorisasikan dengan baik. Dalam hal ini, kode-kode
yang dibuat bertujuan untuk mengkategorisasikan konsep-konsep kunci, atau tema-tema yang penting. Selain itu, kode dapat menjadi suatu sarana yang
mengorganisasikan dan menyusun kembali kata-kata sehingga memungkinkan penganalisis dapat menemukan dengan cepat, dan menarik.
Straus dan Cobin dalam Jessica, 2007; 40 membagi langkah-langkah koding ke dalam tiga bagian, yaitu koding terbuka, koding aksial, dan koding
selektif. Dalam penelitian ini koding yang digunakan adalah koding terbuka yaitu proses dimana peneliti mengidentifikasi kategori-kategori dan dimensi-
dimensi. Dalam menganalis sebuah data, membutuhkan kemampuan dari
seorang peneliti dalam mengembangkan teori-teori yang mendasarinya. Kemampuan dalam mengembangkan teori-teori yang mendasari tentunya
mengacu padan kemampuan untuk memberi suatu makna pada data, dan memahami makna yang mendasar maupun yang tidak.
65
Strauss dan Corbin dalam Jessica, 2003; 41 mengusulkan teknik- teknik untuk meningkatkan suatu kepekaan teoritis sebagai berikut :
1. Seorang peneliti harus mampu memiliki kemampuan dalam
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang tujuannya untuk membuka pemahaman terhadap data dengan memikirkan berbagai kategori potensial,
kualitas yang dimiliki serta dimensi-dimensinya. 2. Kemampuan dalam menganalisis kata, frase, dan kalimat, sebagai latihan
yang penting untuk mengidentifikasi kemungkinan makna-makna yang muncul dari data baik yang diamsusikan maupun sengaja dibentuk.
3. Menganalisis tahap lanjutan melalui perbandingan, yang merupakan bagian esensi dari identifikasi dan kategori konsep.
Tahap selanjutnya adalah menginterpretasikan data. Menurut Kayle dalam Jessica, 2003, interpretasi mengacu pada suatu upaya untuk
memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang diteliti dan menginterpretasi data
melalui perspektif tersebut. Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam
menganalisis data adalah : 1. Memahami seluruh data yang didapatkan dari berbagai sumber
2. Mengkategori data-data yang diperlukan 3. Menghubungkan dengan landasan teori dan rumusan masalah
66
4. Menyusun suatu bentuk interpretasi dinamika dampak sosio-psikologis subyek.
G. Uji Kesahihan dan Keandalan
Paradigma alamiah penelitian kualitatif memiliki perbedaan dengan penelitian kuantitatif Moelong, 2007; 323. Lincoln dan Guba dalam
Moelong, 2007; 323 menambahkan bahwa dasar kepercayaan antara kedua penelitian baik itu kualitatif dan kuantitatif berbeda.
Maka dalam penelitian kualitatif ada empat kriteria yang digunakan dalam suatu teknik pemeriksaan data. Empat kriteria tersebut adalah sebagai
berikut : 1. Derajat Kepercayaan
Merupakan pengganti konsep validitas internal dari penelitian kuantitatif. Fungsi dari penelitian adalah untuk melaksanakan inkuiri
sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai. Selain itu bertujuan untuk mempertunjukan derajat kepercayaan
hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
2. Keteralihan
Berbeda dengan validitas eksternal pada penelitian kuantitatif, keteralihan dilakukan oleh seorang peneliti dengan mencari dan
mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks.