Sehubungan dengan pemisahan kegiatan-kegiatan tersebut diatas ada satu hal yang perlu diperhatikan yaitu bahwa kegiatan-kegiatan tersebut harus mutually
exclusive. Mutually exclusive artinya satu kegiatan terpisah sama sekali dari lainnya, dan jumlah semua kegiatan tersebut adalah semua kegiatan yang mungkin
terjadi ditempat pekerjaan berlangsung.
2.5.2.4 Melakukan Sampling
Cara melakukan sampling pengamatan dengan sampling pekerjaan tidaklah berbeda dengan yang dilakukan untuk cara jam henti , yakni terdiri dari :
a. Mengambil sejumlah data, disini dilakukan sejumlah kunjungan yang
banyaknya ditentukan oleh pengukur biasanya tidak kurang dari 30 banyaknya kunjungan tiap kali pengamatan.
b. Menguji keseragaman data;
Dengan menentukan batas-batas kontrolnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
BKA
=
p
+ 3
n p
p
1
BKB =
n p
p p
1 3
Dimana : p = Prosentase terjadinya kejadian rata-rata yang dinyatakan dalam bentuk
angka desimal ; n = Jumlah pengamatan per siklus waktu kerja. c.
Menghitung jumlah kunjungan yang diperlukan . Uji kecukupan data dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
p S
p k
N
2 2
1
Dimana : N’ = Jumlah pengamatan teoritis yang dilakukan
k = Harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat keyakinan yang diambil.
Untuk tingkat keyakinan 68 harga k adalah 1
Untuk tingkat keyakinan 95 harga k adalah 2
Untuk tingkat keyakinan 99 harga k adalah 3
Langkah – langkah tersebut dilakukan terus, hingga jumlah kunjungan mencukupi, sesuai dengan tingkat keyakinan yang digunakan.
2.5.2.5 Penentuan Jumlah Sample Pengamatan Yang Dibutuhkan
Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling kerja akan dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu :
Tingkat ketelitian
degree of accuracy dari hasil pengamatan
Tingkat kepercayaan level of convidence dari hasil pengamatan
Dengan asumsi bahwa terjadinya kejadian seorang operator akan bekerja atau menganggur mengikuti pola distribusi normal, maka untuk mendapatkan
jumlah sample pengamatan yang harus dilaksanakan dapat dicari berdasarkan rumus berikut :
Sp = k
N p
p
1
Dimana : Sp = Tingkat ketelitian yang dikehendaki dan dinyatakan dalam desimal.
P = Prosentase terjadinya kejadian yang diamati dan juga dinyatakan dalam bentuk desimal.
N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja. K = Harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat keyakinan yang diambil.
Untuk tingkat keyakinan 68 harga k adalah 1
Untuk tingkat keyakinan 95 harga k adalah 2
Untuk tingkat keyakinan 99 harga k adalah 3
2.6. Faktor Penyesuaian Performance Rating dan Kelonggaran Allowance
Tidak semua orang mempunyai kecepatan yang sama dalam melakukan pekerjaan karena berbagai faktor. Lambat atau cepat seseorang bekerja dapat
disengaja atau tidak disengaja. Kondisi ini yang biasa orang bekerja tidak wajar. Menurut Sutalaksana dkk, 1979, ketidakwajaran tersebut karena bekerja tanpa
kesungguhan, sangat cepat karena seolah-olah diburu waktu, atau menjumpai kesulitan-kesulitan seperti karena kondisi ruanan yang buruk. Kondisi yang tidak
wajar ini harus dinormalkan yaitu dengan mengalikan waktu riil dengan faktor penyesuaian p. Seorang bekerja diatas normal atau terlalu cepat maka p 1, dan
sebaliknya untuk orang yang bekerja lambat maka p 1, serta orang yang bekerja wajar maka p = 1. Ada beberapa cara untuk menghitung nilai p, salah satunya
adalah cara westinghouse, yaitu menghitung nilai p dengan mempertimbangkan faktor ketrampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi.