c. Pena atau pensil d. Papan pengamatan time study board
e. Kalkulator Jam henti stop watch tersebut nantinya digunakan sebagai alat dalam
pengukuran waktu tiap elemen-pekerjaan. Stop watch yang digunakan adalah stop watch digital dengan tingkat ketelitian samapai seperseratus detik.
Lembar-lembar pengamatan digunakan sebagai tempat mencatat hasil-hasil pengukuran. Agar catatan ini baik biasanya lembaran-lembaran pengamatan
disediakan sebelum pengukuran dengan kolom yang memudahkan pencatatan dan pembacaan kembali. Pena atau pensil digunakan untuk mencatat segala yang
diperlukan pada lembaran-lembaran pengamatan. Papan pengamatan dimaksudkan untuk dipakai sebagai las lembaran pengamatan sehingga
memudahkan pencatatan. Sutalaksana.1979. Teknik Tata Cara Kerja, halaman 119.
2.5.1.3 Melakukan Pengukuran Waktu Kerja
Setelah dilakukan langkah-langkah persiapan tersebut, kemudian dilaksanakan pengukuran kerja. Adapun langkah-langkah yang dikerjakan selama
pengukuran waktu kerja berlangsung, antara lain : Sutalaksana.1979, Teknik Tata Cara Kerja, halaman 133.
1. Pengukuran Pendahuluan Pengukuran pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui berapa kali
pengukuran harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang
didapat dari hasil perhitungan waktu pengamatan. Biasanya pengukuran waktu dilakukan sebanyak 25 kali pengukuran.
2. Uji Keseragaman Data Proses analisa keseragaman data ini dilakukan dengan menggunakan
kontrol yang diperoleh dari pengamatan. Data-data yang didapat dari pengamatan kemudian dikelompokkan kedalam beberapa sub grup dan diselidiki apakah rata-
rata sub grup tersebut berada dalam batas kontrol. Adapun langkah-langkah pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Mengelompokkan data kedalam subgrup-subgrup yang sama besar secara
berturut-turut. Tabel 2.1 Pengelompokan Data
Sumber : “Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Kepegawaian”, Moekijat, 1999
Sub Grup
Waktu Pengamatan Rata-rata
Sub Grup Jumlah
2 ij
X
Jumlah Sub Grup
1 2
L
Ln
X X
X ,...,
,
12 11
Ln
X X
X ,...,
,
22 21
Ln L
L
X X
X ,...,
,
2 1
n
X
1 n
X
2
Ln
X
2 1n
X
2 2n
X
2 Ln
X
n
X
1 n
X
2
Ln
X
Jumlah
n
j
L i
ij
X
1
1
n
j
L i
ij
X
1
1 2
n
j
L i
ij
X
1
1
Keterangan :
ij
X = Waktu pengamatan berturut-turut
i = 1,2,3,...,n ; j = 1,2,3,...,n n = Jumlah per sub grup
L = Ukuran sub grup N = Jumlah seluruh pengamatan
b. Menghitung harga rata-rata dari rata-rata sub grup.
L X
X
ij
c. Menghitung standard deviasi dari waktu pengamatan.
1
2
N X
X
ij ij
d. Menghitung standard deviasi sebenarnya dari waktu pengamatan.
L
X
e. Menghitung derajat ketelitian tiap operator degree of accurancy. S=
100
X
X
f. Menghitung tingkat keyakinan atau tingkat kepercayaan convidence level. CL = 100 - S
g. Menentukan Batas Kontrol Atas BKA dan Batas Kontrol Bawah BKB. BKA
=
X
k X
BKB =
X
k X
h. Analisa Keseragaman Data Data yang dihasilkan dapat dikatakan seragam jika harga rata-rata dari sub
grup berada dalam batas kontrol atas BKA dan batas kontrol bawah BKB.
Setelah data terkumpul, maka diteruskan dengan mengidentifikasikan data yang terlalu ekstrim. Yang dimaksud ekstrim adalah data yang terlalu besar atau yang
terlalu kecil dan menyimpang dari harga-harga yang disebabkan hal-hal tertentu. Data yang ekstrim ini dikeluarkan dari perhitungan berikutnya.
3. Uji Kecukupan Data Uji kecukupan data dapat dilakukan setelah seluruh data dari hasil
pengukuran telah seragam. Uji kecukupan data dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
2 2
2
ij ij
ij
X X
X N
s k
N
Dimana : N’ = Jumlah pengamatan teoritis yang seharusnya dilakukan
s = Tingkat ketelitian K = Koefisien distribusi normal sesuai dengan tingkat keyakinantingkat
kepercayaan
Untuk tingkat keyakinan 68 harga k adalah 1
Untuk tingkat keyakinan 95 harga k adalah 2
Untuk tingkat keyakinan 99 harga k adalah 3 Kesimpulan dari perhitungan yang diperoleh yaitu :
a. Apabila N’ N jumlah pengamatan teoritis lebih kecil atau sama dengan pengamatan yang sebenarnya dilakukan, maka data tersebut dinyatakan telah
mencukupi untuk tingkat keyakinan dan derajat ketelitian yang diinginkan tersebut, sehingga data tersebut dapat diolah untuk mencari waktu baku.
b. Tetapi jika sebaliknya, dimana N’ N jumlah pengamatan teoritis lebih besar dari jumlah pengamatan yang ada, maka data tersebut dinyatakan tidak cukup.
Dan agar data tersebut dapat diolah untuk mencari waktu baku, maka data pengamatan harus ditambah lagi sampai lebih besar dari jumlah data
pengamatan teoritis.
2.5.1.4 Penetapan Waktu Baku