Aktivitas pengukuran kerja dengan jam henti stop watch umumnya diaplikasikan pada industri manufacturing yang memiliki karakteristik kerja yang
berulang-ulang, terspesifikasi jelas dan menghasilkan output yang relatif sama. Meskipun demikian aktivitas ini bisa pula diaplikasikan untuk pekerjaan-
pekerjaan non manufacturing seperti yang bisa dijumpai dalam aktivitas kantor gudang atau jasa pelayanan lainnya asalkan kriteria-kriteria tersebut dibawah ini
bisa terpenuhi : Sritomo, 2003, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, halaman 173.
Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan secara repetitive berulang-
ulang dan uniform.
Isimacam pekerjaan itu harus homogen.
Hasil kerja output harus dapat dihitung secara nyata kuantitatif baik secara keseluruhan maupun untuk tiap-tiap elemen kerja yang
berlangsung.
Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya sehingga akan memadai untuk diukur dan dihitung waktu bakunya.
2.5.1.1 Pengukuran dan Pencatatan Waktu Kerja
Tiga metode yang umum dipakai dalam mengukur elemen-elemen kerja dengan menggunakan jam henti stop watch, yaitu :
1. Pengukuran waktu secara terus menerus continuous timing
Dalam pengukuran ini pengamat kerja kan menekan tombol stop watch pada saat elemen kerja pertama dimulai dan membiarkan jarum penunjuk stop
watch berjalan terus sampai periode atau siklus kerja selesai berlangsung. Disini
pengamat kerja terus menerus mengamati jalannya jarum stop watch dan mencatat pembacaan waktu yang ditunjukkan setiap akhir dari elemen-elemen kerja pada
lembar waktu pengamatan. Waktu sebenarnya dari masing-masing elemen diperoleh dari pengurangan pada saat pengukuran waktu selesai dilaksanakan.
2. Pengukuran waktu secara berulang-ulang repetitive timing
Pengukuran ini kadang-kadang disebut sebagai snap-back method. Pada metode ini jarum petunjuk stop watch akan dikembalikan snap back komposisi
semula atau nol pada setiap akhir dari elemen kerja yang diukur. Setelah dilihat dan dicatat waktu kerja yang diukur kemudian tombol ditekan lagi untuk dan
segera jarum penunjuk bergerak untuk mengukur elemen kerja berikutnya. Demikian seterusnya sampai akhir dari elemen, tombol ditekan lagi untuk
mengembalikan jarum ke nol. Dengan cara demikian maka data waktu untuk setiap elemen kerja yang diukur akan dapat dicatat secara langsung tanpa ada
pekerjaan tambahan untuk pengukuran seperti yang dijumpai dalam metode continuous timing terus menerus.
3. Pengukuran waktu secara penjumlahan Accumulative Timing
Pada pengukuran waktu kerja ini memungkinkan pembaca membaca data waktu secara langsung untuk masing-masing elemen kerja yang ada. Disini akan
digunakan dua atau lebih stop watch yang akan bekerja secara bergantian. Dua atau tiga stop watch dalam hal ini akan didekatkan sekaligus pada papan
pengamatan dan dihubungkan dengan suatu tuas. Apabila stop watch pertama dijalankan, maka stop watch nomor dua dan tiga berhenti stop dan jarum tetap
pada posisi nol. Apabila elemen kerja sudah berakhir maka tuas ditekan yang akan menghentikan gerakan jarum dari stop watch pertama dan menggerakkan stop
watch kedua untuk mengukur elemen kerja berikutnya, demikian seterusnya. Metode akumulatif memberikan keuntungan didalam hal pembacaan akan mudah
dan lebih teliti karena jarum stop watch tidak dalam keadaan bergerak pada saat pembacaan data waktu dilaksanakan seperti halnya yang kita jumpai untuk
pengukuran kerja dengan menggunakan satu stop watch. Sritomo, 2003, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, halaman 181.
2.5.1.2 Langkah-langkah Pelaksanaan Pengukuran Waktu Kerja