Adaptasi tingkah laku pada mamalia air

Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup 59 disebut dormansi. Jadi, dormansi merupakan masa istirahat bagi makhluk hidup untuk tetap bertahan pada cuaca yang buruk. e . Adaptasi tingkah laku pada rayap Rayap adalah golongan serangga penghancur kayu. Mengapa rayap dengan mudah dapat mencerna kayu? Rayap mampu men- cerna kayu bukan karena mempunyai enzim yang dapat mencerna kayu, melainkan karena di dalam ususnya terdapat hewan flagellata yang mampu mencernakan kayu. Hewan flagellata mampu meng- hasilkan enzim selulose. Secara periodik, rayap mengalami pengelupasan kulit. Pada saat kulit mengelupas, usus bagian belakang ikut terkelupas, se- hingga flagellata turut terbawa oleh usus. Untuk mendapatkan kem- bali flagellata tersebut, rayap biasanya memakan kembali kelupasan kulitnya Gambar 4.10. Berbeda dengan rayap dewasa, rayap yang baru menetas suka menjilati dubur rayap dewasa untuk menda- patkan flagellata.

f. Adaptasi tingkah laku pada mamalia air

Hewan vertebrata dari golongan mamalia dan reptilia yang hidup di dalam air tetap bernapas dengan paru-paru. Hal itu tampak jelas pada cara bernapasnya, misalnya paus. Setiap saat paus muncul ke permukaan air untuk menghirup udara sebanyak-ba- nyaknya sampai paru-parunya penuh sekali, yaitu sekitar 3.350 liter. Setelah itu, paus akan menyelam kembali ke dalam air. Dengan udara sebanyak itu, paus mampu bertahan selama kira-kira se- tengah jam di dalam air. Pada saat muncul kembali di permukaan air, hasil oksidasi biologi dihembuskan melalui lubang hidung, se- perti pancaran air mancur. Sisa oksidasi ini berupa karbon dioksida yang jenuh dengan uap air yang telah mengalami pengembunan kondensasi. Untuk lebih memahami adaptasi tingkah laku makhluk hidup, lakukan kegiatan berikut secara berkelompok. Sebelumnya, ben- tuklah satu kelompok yang terdiri atas 4 siswa; 2 laki-laki dan 2 perempuan. S Gambar 4.10 Dalam usus rayap terdapat flagellata yang menghasilkan enzim selulase yang mampu mencernakan kayu Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2002 Tujuan: Mengetahui pengaruh perubahan temperatur terhadap kecepatan membuka dan menutupnya operkulum. Alat dan Bahan 1. Tiga gelas kimia 1.000 ml atau stoples 2. Stopwatcharloji 3. Termometer 4. Air panas 5. Es batu 6. Jaring ikan kecil 7. Tiga ekor ikan mas yang besarnya sama 8. Kertas label Di unduh dari : Bukupaket.com 60 IPA-BIOLOGI 3 1. Jelaskan macam adaptasi pada makhluk hidup dan berilah contohnya. 2. Bagaimana adaptasi morfologi pada burung kolibri terhadap makanannya? 3. Bagaimana adaptasi perilaku pada ikan air tawar dan ikan air laut terhadap salinitas kadar garam perairannya? 4. Bagaimana hubungan antara tingkah laku hewan misalnya: autotomi pada cecak dengan kelangsungan hidupnya? 5. Mengapa paus sering muncul ke per- mukaan air untuk mengambil menghi- rup udara? Cara Kerja 1. Berilah label ketiga gelas kimia yang telah kamu siapkan dengan huruf A, B, dan C dan isilah gelas masing-masing dengan air. 2. Masukkan seekor ikan mas ke dalam gelas kimia A dengan menggunakan jaring. 3. Ukurlah temperatur air pada gelas kimia tersebut dengan termometer. 4. Perhatikan operkulum ikan. Hitunglah berapa kali tutup insang membuka selama 1 menit. Ulangi langkah ini sebanyak dua kali dan catatlah hasilnya dalam buku kerjamu. 5. Secara perlahan-lahan tambahkan air panas ke dalam gelas kimia B dan es batu ke dalam gelas kimia C. 6. Ulangi langkah 2-4 terhadap gelas kimia B dan C. Pertanyaan 1. Di antara ikan A, B, dan C, ikan manakah yang rata-rata membukanya operkulum per menit paling banyak? Mengapa demikian? Jelaskan pendapatmu. 2. Di antara ikan A, B, dan C, ikan manakah yang rata-rata membukanya operkulum per menit paling sedikit? Mengapa demikian? Jelaskan pendapatmu. 3. Bagaimana hubungan antara pernapasan ikan dengan temperatur lingkungannya? 4. Nyatakan kesimpulanmu dalam buku kerjamu. Di unduh dari : Bukupaket.com Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup 61 Tujuan pembelajaranmu adalah dapat: memprediksikan pu- nahnya beberapa je- nis makhluk hidup akibat seleksi alam hubungannya dengan kemampuan yang dimiliki; mendeskripsikan hu- bungan interspesifik antarpopulasi de- ngan seleksi alam. Tujuan Pembelajaran

B. SELEKSI ALAM

Alam selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh bencana alam, keadaan suhu yang terlalu dingin atau panas, pergantian musim, dan sebagainya. Adanya perubahan kondisi alam tersebut menuntut makhluk hidup untuk melakukan adaptasi. Masih ingatkah kamu, apa tujuan adaptasi? Tidak semua makhluk hidup mempunyai kemampuan adaptasi yang sama. Akibatnya, ada makhluk hidup yang dapat bertahan hidup, namun ada pula yang musnah karena tidak mampu bertahan hidup. Selain dipengaruhi oleh perubahan alam, kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, parasit, pemangsa, wabah penyakit, dan sebagainya. Suatu jenis makhluk hidup akan selalu berusaha untuk mempertahankan hi- dupnya sehingga sering kali terjadi persaingan antarmakhluk hidup. Makhluk hidup yang kuat akan menang dan bertahan, sedangkan mahluk hidup yang lemah akan kalah dan mati atau menyingkir ke tempat lain. Makhluk hidup yang menyingkir ke tempat yang baru tetap hidup, jika mampu beradaptasi. Sebaliknya makhluk itu akan mati, jika tidak mampu beradaptasi. Uraian di atas memberikan gambaran bahwa alam seolah- olah melakukan seleksi terhadap makhluk hidup yang ada di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan baru yang dapat hidup, sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan diri akan mati. Jadi, seleksi alam adalah proses pemilihan atau penyeleksian yang dilakukan oleh alam terhadap makhluk hidup yang dapat beradaptasi karena adanya perubahan-perubahan alam. Seleksi alam juga terjadi pada setiap tahap kehidupan makh- luk hidup, yaitu pada saat makhluk hidup belum mencapai masa reproduksi masih muda, pada saat masa reproduksi dalam men- cari pasangan, atau pada masa pembuahan dan masa embrio. Dari berbagai kemungkinan tersebut, seleksi yang berlangsung sebelum reproduksi tampaknya yang paling mudah terjadi. Hal itu disebab- kan karena dengan ketidakmampuan makhluk hidup melakukan reproduksi berarti tidak dapat mewariskan gen kepada keturunan- nya. Contoh makhluk hidup yang telah punah karena seleksi alam adalah dinosaurus. Hewan tersebut telah punah sekitar 65 juta tahun yang lalu. Perubahan alam yang terjadi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama menyebabkan makhluk tersebut tidak mampu menyesuaikan diri dan akhirnya punah. S Gambar 4.11 Dinosaurus punah karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan alam Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2002 Di unduh dari : Bukupaket.com