5
Gambar 7.3. Hubungan antara jarak kerja lensa objektif dengan pengaturan diafragma iris.
Angka 16 mm, 4 mm, dan 1.8 mm menunjukkan panjang fokal pada masing-masing lensa, yaitu jarak antara lensa dengan titik fokal
lensa F1 dan F2. Gambar 7.3 menunjukkan hubungan antara jarak kerja lensa objektif dengan pengaturan diafragma iris. Semakin pendek
jarak kerja lensa, diafragma akan semakin terbuka. Jika lensa okuler mempunyai pembesaran 10x, maka total pembesaran harus dikalikan
sepuluh kalinya, sehingga total pembesaran menggunakan lensa berkekuatan rendah menjadi 100x, dengan lensa berkekuatan tinggi
pembesarannya adalah 400x, 430x, 440x atau 450, sedangkan pembesaran dengan lensa minyak imersi menjadi 950x, 970x atau 1000x.
7.3 RESOLVI NG POWER
Resolving power adalah kemampuan dari suatu lensa untuk melihat sebuah benda sebagai objek yang terpisah secara jelas. Sebagai
contoh, resolving power mata manusia yang normal pada jarak 25 cm
adalah 0.1 mm 100 mikron. Benda yang berukuran lebih kecil dari 100
6 mikron tidak dapat dilihat oleh mata secara terpisah tanpa menggunakan
bantuan alat pembesar. Sifat resolving power lensa dipengaruhi oleh
panjang gelombang sinar dan numerical aperture NA dari lensa. NA
merupakan fungsi dari indeks refraksi dan sudut apert ur lensa objektif : NA = n sin
θ dan
θ = ½
α Dimana :
n = indeks refraksi
α =
sudut berkas sinar yang masuk ke lensa objektif Resolving power = diameter objek terkecil yang terlihat
= panjang gelombang 2NA
Resolving power berbanding terbalik dengan resolusi. Oleh karena itu, resolusi dapat dipertinggi dengan cara menurunkan
resolving power yaitu menggunakan sinar dengan panjang gelombang yang lebih
pendek, dan menaikkan NA dengan cara mempertinggi indeks refraksi antara objek dan lensa objektif, atau menaikkan sudut apertur
α lensa
objektif. Oleh karena itu, objek terkecil yang dapat dilihat melalui suatu mikroskop sederhana tergantung dari panjang gelombang terpendek dari
sinar tampak visible dan lensa objektif yang mempunyai NA maksimum.
Salah satu cara lainnya untuk menaikkan NA lensa adalah dengan menggunakan suatu kondenser. Kondenser yang baik akan menghasilkan
resolving power dengan persamaan sebagai berikut : Resolving power = panjang gelombang
2NA Sebagai contoh, lensa kering mempunyai NA kurang dari 1.0,
sedangkan lensa minyak imersi mempunyai NA lebih besar dari 1.0 yaitu 1.2 – 1.4, dan yang biasa digunakan misalnya mempunyai NA 1.25. Mata
manusia paling sensitif trehadap warna hijau yang mempunyai panjang gelombang 500 nm. Oleh karena it u,
resolving power menggunakan lensa minyak imersi dapat dihitung sebagai berikut :
7 Resolving power = 500 nm x 200 nm = 0.2 mikron
2 x 1.25 Jadi, objek terkecil yang dapat dilihat dengan mikroskop biasa
adalah 0.2 mikron. Pembesaran yang lebih tinggi untuk dapat melihat objek yang lebih kecil dari
resolving power tidak akan berguna karena bayangan yang terbentuk akan terlihat kabur.
Udara mempunyai indeks refraksi n = 1, yaitu lebih kecil daripada indeks refraksi gelas objek. Oleh karena itu, sinar lampu yang
datang melalui gelas objek ke udara akan direfraksi atau dibelokkan. Sinar yang hilang ini menurunkan NA dan resolusi lensa objektif. Jika di
antara gelas objek dan lensa objektif diberi minyak imersi yang mempunyai indeks refraksi n = 1.5, yaitu sama dengan gelas
crown yang digunakan unt uk membuat lensa, kehilangan sinar dapat dicegah.
Akibatnya, resolusi akan lebih tinggi dan bayangan dapat lebih jelas. Akibat lain dari penggunaan minyak imersi adalah panjang fokal menjadi
diperpendek sehingga sudut apertur semakin besar. Oleh karena itu jarak antara lensa objektif dan objek harus diperpendek. Jumlah sinar yang
tidak dapat ditangkap oleh lebsa objektif.
Gambar 7.4 Cara kerja lensa minyak imersi dalam mikroskop sederhana Pelczar dan Reid, 1972
8 Panjang gelombang sinar yang digunakan dalam suatu
mikroskop pada umumnya tetap, oleh karena itu resolusi terhadap suatu objek pada umumnya hanya dipengaruhi oleh NA lensa obyektif yang
digunakan, di mana semakin tinggi NA semakin besar resolusinya atau semakin kecil objek yang dapat dilihat.
7.4 I LUMI NASI