2 panas
3. Analisis konsumsi nutrien karbon, nitrogen, oksigen, asam amino,
mineral, dan sebagainya. Perhitungan massa sel secara langsung maupun tidak langsung
jarang digunakan dalam uji mikrobiologi bahan pangan, tetapi sering digunakan untuk mengukur pertumbuhan sel selama proses fermentasi.
Dalam perhitungan massa sel secara langsung, jumlah sel jasad renik dapat dihitung jika medium pertumbuhannya tidak mengganggu
pengukuran. Sebagai contoh, dalam metode volumetrik dan gravimetrik, pengukuran volume dan berat sel dilakukan dengan terlebih dahulu
menyaring sel-sel jasad renik. Oleh karena it u, jika substrat tempat tumbuhnya banyak mengandung padatan, misalnya bahan pangan, sel
jasad renik tidak dapat diukur menggunakan metode volumetrik, gra- vimetrik, maupun turbidimetri. Perhitungan massa sel secara tidak
langsung sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama proses fermentasi, di mana komposisi substrat atau bahan yang
difermentasi dapat diamati dan diukur dengan teliti. Dalam bab ini akan dijelaskan cara perhit ungan jumlah sel yang
umum digunakan dalam uji mikrobiologi bahan pangan, yaitu hitungan mikroskopik
Direct Microscopic Counts, hitungan cawan Total Plate Counts dan MPN Most Probable Number. Cara-cara perhitungan massa
sel secara langsung dan t idak langsung dapat dilihat pada buku-buku mengenai Mikrobiologi Dasar, Mikrobiologi Umum, atau Fermentasi.
8.2 HI TUNGAN MI KROSKOPI K
a. Metode Breed
Hitungan mikroskopik dengan metode Breed sering digunakan untuk menganalisis susu yang mengandung bakteri dalam jumlah tinggi,
misalnya susu yang diperoleh dari sapi yang terkena mastitis yaitu suatu penyakit infeksi yang menyerang kelenjar susu sapi. Cara ini merupakan
suatu cara cepat, yaitu menghitung bakteri secara langsung meng- gunakan mikroskop. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat
dilakukan terhadap susu yang telah dipasteurisasi karena secara
3 mikroskopik tidak dapat dibedakan antara sel-sel bakteri yang masih
hidup atau yang telah mati karena perlakuan pasteurisasi. Dalam metode ini, luas areal pandang
field mikroskop yang akan digunakan harus dihitung terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara mengukur diameter areal pandang menggunakan mikrometer yang dilihat melalui lensa minyak imersi.
Untuk menghitung jumlah bakteri di dalam susu, sebanyak 0.01 ml susu dipipet dengan pipet Breed dan disebarkan di atas gelas objek
sehingga mencapai luas 1 cm
2
, kemudian didiamkan sampai kering, difiksasi, dan diwarnai dengan biru metilen. Rata-rata jumlah bakteri per
areal pandang mikroskop ditentukan setelah mengamati 10 sampai 60 kali areal pandang, tergantung dari jumlah bakteri per areal pandang.
Sel-sel yang mengumpul dalam kelompok, dihitung jumlah sel yang terdapat di dalam kelompok tersebut, tetapi jika tidak mungkin dapat
dihitung sebagai satu kelompok. Hasil perhitungan berdasarkan jumlah kelompok bakteri biasanya lebih mendekati hasil perhitungan jumlah
bakteri menggunakan agar cawan. Pada sapi yang terserang mastitis, susunya biasanya mengandung sel-sel darah putih dalam jumlah tinggi.
Setelah pewarnaan dengan biru metilen, sel-sel darah putih akan terlihat sebagai sel yang bulat atau berbentuk tidak teratur, berwarna biru
dengan ukuran lebih besar daripada bakteri. Mikrometer yang digunakan adalah mikrometer gelas Objek yang
mempunyai skala terkecil 0.01 mm. Areal pandang mikroskop biasanya mempunyai ukuran 14-16 skala atau 0.14-0.16 mm. Beberapa mikroskop
mungkin mempunyai ukuran diameter areal pandang lebih dari 0.18 mm. Luas areal pandang mikroskop =
π r
2
mm
2
=
100
2
r
π
cm
2
Di mana r = jari-jari mm arcal pandang mikroskop. Karena
contoh susu yang disebarkan pada gelas objek seluas 1 cm
2
adalah 0.01 ml, maka:
Jumlah susu per areal pandang mikroskop =
100
2
r
π
x 0.01 ml
4 =
000 10
2
r
π
x ml
Dengan kata lain, untuk mendapatkan 1 ml contoh susu dapat diperoleh dari 10 000
π r
2
kali areal pandang mikroskop. Angka 10.000
π r
2
disebut juga faktor mikroskopik FM, dan digunakan untuk mengubah jumlah bakteri per areal pandang mikroskop menjadi jumlah
bakteri per ml. Jumlah bakteri per ml =
2
000 10
r π
x jumlah bakteri per areal pandang Jumlah bakteri per areal pandang dihitung dari rata-rata
pengamatan areal pandang. Jumlah areal pandang yang harus diamati tergantung dari jumlah rata-rata bakteri per areal pandang, dan
ditentukan sebagai berikut :
Jumlah rata- rata bakteri per areal pandang
Jumlah areal pandang yang harus diamati
0.5 0.5 – 1
1 – 10 10 – 30
30 50
25 10
5 Dilaporkan sebagai TBUD
terlalu banyak untuk dihitung
b. Metode Petroff - Hausser