2 Gambar 7.1. Bagian-bagian Mikroskop Sederhana Brock, 1974
Kedua kategori mikroskop yang ada ialah mikroskop cahaya atau optis dan mikroskop elektron. Keduanya berbeda dalam prinsip
yang mendasari perbesaran. Mikroskop cahaya yang kesemuanya menggunakan sistem lensa optik, mencakup mikroskop 1 medan-
terang, 2 medan-gelap, 3 fluoresensi, dan 4 kont ras-fase. Mikroskop elektron menggunakan berkas elektron sebagai pengganti gelombang
cahaya untuk memperoleh bayangan yang diperbesar.
7.2 LENSA DAN PEMBESARAN
Pembesaran oleh suatu mikroskop merupakan hasil dari dua sistem lensa yait u
lensa obj ektif yang terletak di dekat objek, dan lensa okuler eyepiece lens yang terletak di bagian atas di dekat mata
orang yang melihatnya seperti terlihat pada Gambar 7.2, lensa objektif bekerja mengatur fokus sinar lampu pada objek yang ditempatkan di
belakang titik fokal F1 dan memperbesar objek sehingga menghasilkan
3
bayangan nyata yang diproyeksikan pada bidang fokal dari lensa
okuler. Bayangan nyata yang terletak di depan titik fokal F1 dari lensa okuler diperbesar oleh lensa okuler sehingga membentuk
bayangan maya bayangan semu yang dapat dilihat oleh mata. Dengan demikian,
total pembesaran merupakan hasil dari pembesaran lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif terdiri dari kombinasi lensa konveks dan
lensa konkaf.
Tabel 7.2. Perbedaan berbagai jenis mikroskop
Jenis mikroskop
Pembesaran maksimum
Penampakan obj ek
penggunaan
Medan terang Bright-field
1000 – 2000 Objek diwarnai
atau tidak diwarnai
Melihat morfologi, bakteri, khamir,
kapang, ganggang, dan protozoa
Kontras Fase contrast
1000 – 2000 Berbagai tingkat
penggelapan kontras
Melihat struktur jasad renik yang berukuran
relatif besar sel khamir, ganggang,
protozoa beberapa bakteri
Medan gelap dark field
1000 – 2000 Objek terang atau
bersinar dengan latar belakang
Melihat morfologi gelap jasad renik spesifik,
misalnya spirokhita Ultraviolet
1000 – 2000 Biasanya tidak
dilihat langsung, tetapi diprotret
atau ditangkap pada layar TV
Membedakan struktur sel berdasarkan daya
serapnya terhadap sinar UV
Fluoresen 1000 – 2000
Terang dan berwarna
fluoresen Tehnik diagnosis untuk
komponen fluoresen atau sel yang dapat
dibuat menjadi fluoresen
Elektron 200 000- 400
000 Dilihat pada
lempeng fotografik
Mengamati virus dan struktur sel yang
sangat kecil pili, DNA, dinding sel, membran,
dsb
Untuk memperoleh berbagai tingkat pembesaran, setiap mikroskop pada umumnya dilengkapi dengan tiga buah lensa objektif
yang dipasang pada nosepiece yang dapat diputar, yaitu tediri dari :
4 1.
Lensa objektif berkekuatan rendah low power, 16 mm yang
ditandai dengan angka 10x pada bagian luarnya dan mempunyai jarak kerja 5-8.3 mm.
2. Lensa objektif
berkekuatan tinggi high dry, 4 mm yang ditandai
dengan angka 40x, 43x, 44x, atau 45x, dan mempunyai jarak kerja 0.46-0.72 mm.
3. Lensa objektif
minyak imersi immersion oil, 1,8 mm yang ditandai
dengan angka 95x, 97x, at au 100x, dan mempunyai jarak kerja 0.13- 0.14 mm.
Untuk mengatur fokus sist em lensa pada objek, digunakan dua buah knop yang dapat diputar yaitu knop pengatur kasar yang mengatur
jarak antara lensa dengan objek, dan knop pengatur halus yang menggerakkan tabung penyangga lensa secara halus sehingga
menghasilkan fokus yang t epat.
Gambar 7.2. Pembentukan bayangan oleh lensa objektif dan okuler pada mikroskop
5
Gambar 7.3. Hubungan antara jarak kerja lensa objektif dengan pengaturan diafragma iris.
Angka 16 mm, 4 mm, dan 1.8 mm menunjukkan panjang fokal pada masing-masing lensa, yaitu jarak antara lensa dengan titik fokal
lensa F1 dan F2. Gambar 7.3 menunjukkan hubungan antara jarak kerja lensa objektif dengan pengaturan diafragma iris. Semakin pendek
jarak kerja lensa, diafragma akan semakin terbuka. Jika lensa okuler mempunyai pembesaran 10x, maka total pembesaran harus dikalikan
sepuluh kalinya, sehingga total pembesaran menggunakan lensa berkekuatan rendah menjadi 100x, dengan lensa berkekuatan tinggi
pembesarannya adalah 400x, 430x, 440x atau 450, sedangkan pembesaran dengan lensa minyak imersi menjadi 950x, 970x atau 1000x.
7.3 RESOLVI NG POWER