26
dari pada kerapatan air jernih. Kerapatan air jernih lebih besar dari kerapatan udara Haryanto, 2013: 165.
Saat cahaya merambat melalui daun Zat medium yang berbeda kerapatannya, cahaya dibiaskan atau dibelokkan.
a Jika cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat,
cahaya akan dibiaskan mendekati gris normal. Misalnya, cahaya yang merambat dari udara ke air.
b Jika cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat,
cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya, cahaya merambat dari kaca ke udara.
Garis normal adalah garis maya yang tegak lurus pada bidang batas kedua zat. Dari keterangan tersebut dapat dipahami penyebab sebagian pensil yang dimasukkan
ke dalam air terlihat seperti patah. Hal ini terjadi karena bagian pensil yang tercelup tersebut terlihat lebih tinggi dari kedudukan yang sebenarnya. Cahaya dari bagian
pensil yang tercelup, ketika keluar ke udara di bidang batas dibiaskan menjauhi garis normal sehingga sebagian pensil tersebut terlihat lebih tinggi.
2.6 Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini peneliti mencoba mencari informasi dengan menggunakan sumber-sumber lain yang ada berkaitan antara penelitian ini dengan
penelitian-penelitian lain. Berikut ini adalah penelitian relevan yang dikutip dari penelitian sikripsi penelitian dan pengembangan menggunakan pendekatan saintifik
dan pengembangan lembar kerja siswa. Desinta 2016 bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS Menggunakan
pendekatan saintifik pada subtema bermain di rumah teman untuk siswa kelas dua II SD Negeri Kalasan I. Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum SD 2013
menunjukkan skor 3,87 baik dan 4,00 baik, dua guru SD kelas II menghasilkan skor 3,44 baik dan 3,93 baik. Lembar kerja siswa tersebut memperoleh rerata skor
3,81 dengan kategori “baik”. Hal ini menunjukkan Lembar Kerja Siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
menggunakan Pendekatan Saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar.
Dalla 2016 bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas dua II
SD Negeri Kalasan I. Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum 2013 SD dan media LKS menghasilkan skor 4,0 Baik dan 4,06 Baik, dua guru kelas II SD
menghasilkan skor 3,75 Baik dan 3,68 Baik. Lembar Kerja Siswa tersebut memperoleh rerata skor 3,87 dari rentang skor 1-
5 dengan kategori “Baik”. Hal ini menunjukkan lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saintifik yang
dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar.
Rachmiyati 2016
bertujuan untuk meneliti pengembangan
LKS menggunakan pendekatan saintifik subtema tugas-tugas sekolahku untuk siswa kelas
dua II Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum 2013 SD dan media LKS menghasilkan skor 4,56 Sangat Baik dan 4,5 Sangat Baik, dua guru
kelas II SD menghasilkan skor 4,0 Baik dan 3,75 Baik. Lembar Kerja Siswa tersebut memperoleh rerata skor 4,20 dari rentang skor 1-
5 dengan kategori “Baik”. Hal ini menunjukkan lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saintifik yang
dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar.
Ningtyas 2015 bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS berbasis metode percobaan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V di Sekolah
Dasar. Hasil penelitian pengembangan kualitas media ditinjau dari aspek desain menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92 dan 90 dengan rata-
rata skor 91 memiliki kriteria baik sekali. Kualitas ahli media ditinjau dari aspek penyajian menurut ahli media 1 dan ahli media 2 memperoleh skor 89 dan 87
dengan rata-rata skor 88 dengan kriteria baik sekali. Hasil kualitas materi ditinjau dari aspek isi menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92 dan 87
dengan rata-rata skor 89,5 memiliki kriteria baik sekali. Kualitas materi ditinjau dari aspek pembelajaran berbasis percobaan menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2
28
memperoleh skor 92 dan 85 dengan rata-rata skor 88,5 memiliki kriteria baik sekali. Rata-rata hasil evaluasi kelas kontrol memiliki kriteria cukup yaitu 65,45
dan rata-rata hasil evaluasi kelas eksperimen memiliki kriteria baik sekali yaitu 85,96. Hasil dari uji normalitas memperoleh nilai signifikansi 0,897 dan 0,797
0,05 data berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas memperoleh nilai signifikansi 0,856 0,05 data bersifat homogen. Hasil uji hipotesis pada uji t diperoleh nilai
signifikansinya adalah 0,000 0,05. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada perbedaan nilai antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen yang menggunakan LKS berbasis metode percobaan. Kasih 2012 bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 pada subtema cara menjaga kerukunan untuk kelas V sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS bergambar layak digunakan untuk
pembelajaran materi cara menjaga kerukunan untuk kelas V sekolah dasar. Hal tersebut ditunjukkan oleh: 1 hasil dari penilaian ahli materi, kualitas LKS ditinjau
dari identitas atau judul LKS, kompetensi dasar yang akan dicapai waktu penyelesaian, peralatan atau bahan yang dibutuhkan, informasi singkat, langkah kerja,
tugas yang harus dilakukan laporan yang ahrus dikerjakan, masalah yang ditampilkan, aspek yang dikembangkan penguasaan EYD dan bagaimana tampilan
dari LKS tersebut termasuk dalam kate gori “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8
dan 4,09 lembar kerja siswa layak untuk digunakan. Edeltrudis 2012 bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS menggunakan
pendekatan sanitifik pada subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas dua sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahawa LKS dengan menggunakan pendekatan
saintifik layak digunakan dengan validasi berpedoman pada 16 aspek yaitu 1 kelengkapan unsur-unsur LKS, 2 rumusan petunjukinstruksi LKS, 3 rumusan
kegiatan pembelajaran dalam LKS, 4 ketercapaian indicatortujuan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, 5 bahasa yang digunakan dalam LKS, 6 tampilan
LKS, 7 penggunaan kata Tanya mengapa dan bagaimana dalam LKS, 8 menanya, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
9 mengamati, 10 mencoba, 11 menganalisis, 12 menalar, 13 mengomunikasikan, 14 keterpaduan antar mata pelajaran, 15 suasana
pembelajaran, dan 16 reflekasi. Hasil validasi dua ahli media LKS menghasilkan skor 3,93 baik dan 4,06 baik. Validasi dari dua guru kelas menghasilkan skor 4,12
baik dan 3,93 baik. LKS menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori
“baik”. Hal ini menunjukkan LKS menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalamkegiatan pembelajaran di
kelas II sekolah dasar dengan revisi yang sesuai saran. Berdasarkan penelitian di atas dapat dilihat kesamaan dan perbedaannya.
Penelitian yang dilkaukan oleh Prasiwi berkaitan dengan penggunaan pendeketan saintifik pada pembelajaran IPA materi pemanfaatan energi siswa kelas IV.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Yasni berkaitan dengan pengembangan Lembar Kerja Siwa LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah pada siswa sekolah dasar. Kemudian penelitian yang di lakukan oleh Edeltrudis berkaitan dengan penelitian pengembangan LKS menggunakan
pendekatan saintifik pada subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas II SD. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3.6 Kerangka Berpikir Gambar 2.1 Penelitian yang Relevan
2.7 Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyusun kerangka berpikir tentang pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD
materi daur hidup jenis makhluk hidup. Seiring dengan dicanangkannya inovasi pendidikan dalam bidang kurikulum yang mengacu pada kurikulum 2013, diharapkan
dapat memberikan perubahan positif pada proses pembelajaran dan cara belajar yang lebih ideal. Tentunya harapan tersebut harus didukung dengan ketersediaan LKS yang
layak dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru dalam mengelola
kegiatan belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keterbatasan media pembelajaran, yaitu penggunaan lembar kegiatan siswa LKS sebagai sumber
belajar, sarana pembelajaran yang belum sebanding dengan jumlah siswa sehingga pembelajaran berpusat pada guru, berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal
ini menjadi pertimbangan untuk mengembangkan pembelajaran. Perencanaan
Desinta 2016 LKS,
Pendekatan Saintifik,
Subtema bermain di Rumah teman Kelas II
Ningtyas 2015 LKS, Metode Percobaan, IPA,
Kelas V
Edeltrudis 2012 pengembangan
LKS menggunakan pendekatan Sanitifik pada subtema hewan di
sekitarku untuk siswa kelas dua sekolah dasar
Rachmayani 2016 LKS,
Pendekatan Saintifik,
Subtema Tugas-tugas
Sekolahku, Kelas II Dalla 2016
LKS, Pendekatan
Saintifik, Subtema Hidup Rukun di Rumah,
Kelas II
Kasih 2012 melakukan penelitian “pengembangan lembar kerja siswa
kelas V sekolah dasar” Pengembangan LKS berbasis pendekatan Saintifik
31
pembelajaran yang efektif dan terpadu dilakukan dengan memperhatikan karakteristik siswa, standar dan tujuan pembelajaran, strategi, media dan kesesuaian konteks
pembelajaran serta evaluasi hasil belajar siswa. Pengelolaan strategi pembelajaran melalui pemilihan metode mengajar tertentu dalam mencapai tujuan pembelajaran
akan mempengaruhi media yang digunakan. Lembar kerja siswa LKS berbasis pendekatan saintifik dapat menjawab
kebutuhan guru dan siswa. Pendekatan saintifik sangat menekankan pada keaktifan siswa dalam lingkungan belajar yang sudah dirancang sedemikian rupa dengan
memberikan ruang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk
mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti guru memiliki
kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. LKS yang digunakan oleh guru dan siswa masih berisi materi
3.8 Pertanyaan Penelitian