Jarak bidang atas dan bidang alas disebut tinggi tabung
Rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung adalah: V = π r
2
tinggi Keterangan:
R adalah jari-jari Jari-jari merupakan setengah dari diameter tabung.
K. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Purwo pada tahun 2006, yang berjudul Pemahaman dan miskonsepsi siswa Tarkanita Magelang
tentang hukum archimedes kelas XI IPA. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan pemahaman siswa tentang hukum archimedes masih
kurang. Pada penelitian ini miskonsepsi terjadi dalam konsep gaya, faktor- faktor yang mempengaruhi gaya apung, serta penerapan gaya apung dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian yang dilakukan Purwo dapat mendukung penelitian yang dilakukan peneliti. Atas dasar itu,
peneliti mengembangkan penelitian ini hanya berfokus pada pemahaan siswa dan letak miskonsepsi yang dialami siswa serta penyebab miskonsepsi siswa
pada materi menghitung volume balok, kubus dan tabung pada siswa kelas V SDN Tempak 1. Persamaan penilitian yang dilakukan oleh Purwo dengan
penelitian ini adalah meneliti tentang pemahaman siswa dan letak miskosnsepsi yang dialami siswa pada materi mata pembelajaran yang
diberikan disekolah formal. Kemudian perbedaanya adalah penelitian yang dilakukan Purwo berfokus pada letak miskonsepsi siswa kelas XI SMA pada
matari hukum Archimedes, sedangkan penilitian ini adalah untuk menemukan letak miskonsepsi yang dialami yang berfokus pada materi menghitung
volume bangun ruang khususya balok, kubus dan tabung pada siswa kelas V Sekolah dasar.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Sari pada tahun 2006, dengan judul Identifikasi miskonsepsi tentang kemagnetan pada siswa kelas X SMA
Gama Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi miskonsepsi pada konsep 1 pengertian magnet, 2 interaksi benda yang didekatkan
dengan magnet, 3 jenis-jenis benda magnetik, 4 magnet buatan, 5 sifat- sifat magnet, 6 magnet bumi, 7 medan magnet, 8 garis gaya magnet, 9
elektromagnektik, 10 gaya Lorenz. Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian yang dilakukan Sari
dapat mendukung penelitian yang dilakukan peneliti. Atas dasar itu, peneliti mengembangkan penelitian ini hanya berfokus pada miskonsepsi yang
dialami siswa pada materi menghitung volume balok, kubus dan tabung pada siswa kelas V SDN Tempak 1. Persamaan penlitian yang dilakukan oleh Sari
dengan penelitian ini adalah meneliti miskonsesi yang dilakukan oleh siswa
terhadapap suatu konsep mata pelajaran. Kemudian perbedaanya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari adalah untuk mengetahui miskonsepsi
yang dialami siswa pada konsep kemagneta pasa siswa kelas X SMA sedangkan pnenlitian ini untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa
pada konsep menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan tabung pada siswa kelas V SD.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Priyanti pada tahun 2014, yang berjudul Pemahaman dan miskonsepsi konsep gaya yang terjadi pada
siswa beberapa SMP di Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa beberapa siswa di Yogyakarta memiliki pemahaman yang sangat kurang
terhadap konsep hukum III Newton dan gravitasi, pemahaman yang kurang terhadap konsep kinematika, hukum I Newton, hukum II Newton, dan
pemahaman yang cukup terhadap konsep prinsip superposisi, siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang kurang terhadap keseluruhan
konsep gaya. Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian yang dilakukan oleh
Priyanti dapat mendukung penelitian yang dilakukan peneliti. Atas dasar itu, peneliti akan mengembangkan penelitian ini hanya berfokus miskonsepsi
yang dialami siswa pada materi menghitung volume balok, kubus dan tabung pada siswa kelas V SDN Tempak 1. Persamaan penlitian yang dilakukan oleh
Priyanti dengan penelitian ini adalah untuk menemukan miskonsepsi yang dialami siswa pada materi suatu mata pelajaran. Kemudian perbedaan
penelitian yang dilakukan oleh Priyanti dengan penelitian ini adalah
miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep gaya sedangkan penelitian ini adalah untuk menemukan miskonsepsi yang dialami siswa dan faktor
penyebabnya pada konsep menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan tabung pada siswa kelas V SD.
Peneliti yang keempat dilakukan oleh Suparno, pada tahun 1998. Penelitian yang berjudul Miskonsepsi tentang probabilitas pada siswa SLTP
dan SMU. Hasil penelitian ini siswa SLTP dan SMU kerapkali mempunyai miskonsepsi dalam mempelajari probabilitas. Miskonsepsi tersebut antara lain
disebabkan karena pemikiran representatif, availabilitas, kesulitan linguistik, kesulitan matematis logis, pemikiran kausal yang tidak tepat, serta
kepercayaan yang deterministik. Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian yang dilakukan
Suparno dapat mendukung penelitian yang dilakukan peneliti. Atas dasar itu, peneliti mengembangkan penelitian ini hanya berfokus pada letak
miskonsepsi yang dialami siswa dan penyebab miskonsepsi siswa pada materi menghitung volume balok, kubus dan tabung pada siswa kelas V SDN
Tempak 1. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Suparno dengan penelitian ini adalah untuk menemukan letak miskonsepsi siswa dan
penyebabnya pada konsep suatu mata pelajaran. Kemudian perbedaan antara penelitian yang dilakukan Suparno dengan penelitian ini adalah penelitian
Suparno berfokus pada mikonsepsi yang dialami siswa dan penyebabnya untuk siswa SLTP dan SMU dalam memperlajari probabilitas sedangkan
penelitian ini adalah untuk menemukan miskonsepsi yang dilakukan siswa
dan faktor penyebabnya pada konsep menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubu dan tabung pada siswa kelas V SD.
Berdasarkan penelitian yang relevan di atas maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul Idenfikasi Miskonsepsi Matematika
Materi Volume khususnya balok, kubus dan tabung pada Siswa Kelas V Di SDN Tempak 1 Candimulyo Magelang.
L. Kerangka Pikir